Ilustrasi: google |
Kepada Orang Muda Katolik di Athena, pada hari Senin (06/12/2021); Paus Fransiskus menyampaikan pesan demikian; “Jangan Menjadi Tahanan Ponsel, melainkan benar-benar berbagi pengalaman hidup dengan yang lain.
Paus Fransiskus menegaskan bahwa; “Hari ini, banyak orang menggunakan media sosial, tetapi mereka sendiri membuat diri mereka tidak terlalu sosial: mereka terjebak dalam diri (ego) mereka sendiri, menjadi tahanan ponsel di tangan mereka,”
“Apa yang muncul pada layar bukanlah kenyataan orang lain: mata, napas, dan tangan mereka. Layar dapat dengan mudah menjadi cermin, di mana Anda berpikir Anda sedang melihat dunia, tetapi pada kenyataannya, Anda sendirian di depan dunia maya yang penuh dengan penampilan, foto-foto yang didandani agar terlihat selalu cantik dan ganteng serta dapat diterima.”
Baca juga: Keunikan Waerebo Di Tengah Kerusakan Ruas Jalan Pariwisata
“Sesungguhnya kecantikan dan kegantengan serta keindahan itu sungguh dialami secara sederhana ketika bersama dengan sesama yang lain untuk menemukan sifat yang baru dari orang lain.” Tanamkanlah kebersamaan mistikm sukacita dalam berbagi dan antusiaisme dalam pelayanan!”
Pada kesempatan ini salah seorang anak muda: Katerina Binibini dari Filipina yang hadir pada kesempatan itu membagikan pengalamannya. Ia mengisahkan bahwa dia berjuang dalam keraguan ketika berhadapan dengan penderitaan sesama.
“Saya juga mengalami saat-saat kemarahan dan kecemburuan ketika melihat orang-orang yang tidak percaya dan yang tampaknya tidak memiliki rasa sakit atau masalah, sementara saya, sebagai seorang Kristen yang setia, terus-menerus merasa tertantang.” “Sering kali saya berpikir betapa tidak adilnya Tuhan.” Tetapi dia mengatakan bahwa pandemi telah membantunya untuk menerima setiap persoalan dan menghadapi kehidupan dengan cara baru.”
Baca juga: Pengedar Uang Palsu, Miras dan Tanggapan Publik
“Saya menyadari bahwa di masa-masa sulit kita semua adalah sama dan bahwa kita harus mengubah mentalitas individualistis atau egois kita untuk membantu orang lain.”
Sementara itu Ioanna Vidali menceriterakan pengalaman ketersesatan iman masa mudanya ketika mempersiapkan dirinya dengan belajar untuk ujian masuk universitas. Namun hidupnya berubah ketika ia melihat seperti sosok Kristus di dalam mimpinya.
“Sejak saat itu, tidak hanya iman saya yang dikuatkan, melaikan saya juga mengalami dan memeluk kebesaran Kasih Allah. Sekarang saya berusaha terus menerus membagikan pengalaman iman saya dengan bekerja bersama orang muda Katolik lainnya.
Aboud Gabro (18 thn) Orang Muda Katolik dari Siria mengisahkan cerita dramatis tentang keluarganya yang melarikan diri menggunakan perahu dari kota Aleppo yang dilanda perang menuju ke Yunani. Dia mengingat kembali mujikzat luar biasa yang dialami oleh keluarga mereka ketika sebuah bom meledak ketika mereka berada di luar balkon. Kemudian sebuah bom kembali meledak di kamar tidur orang tuanya saat mereka sudah berada kembali di dalam rumah namun mereka semuanya selamat.”
Dalam kotbahnya, Paus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari ketiga orang muda Katolik tersebut. Berangkat dari keraguan Katerina, Paus menegaskan bahwa sebagai umat Kristen Katolik kita tidak perlu takut dengan ketidakpastian. Sebalinya; keraguan adalah “vitamin bagi iman” yang membantu memperkuat iman dan membuatnya lebih kuat. Ketidakpastian atau keraguan itu membuat iman semakin lebih sadar, bebas dan dewasa, tegas Paus Fransiskus.
“Orang Muda Katolik, jangan mudah tergoda untuk putus asa ketika diliputi berbagai macam persoalan atau masalah.”
“Iblis menabur keraguan ini di hati kita untuk membuat kita sedih. Cara mengatasi godaan ini, adalah dengan menumbuhkan rasa kagum dan syukur setiap hari”, ungkap Paus.
Paus Fransiskus kemudian menegaskan demikian: “Apakah Kalian bahwa tahu titik awal untuk semua filsafat, tetapi juga untuk seni, budaya, dan sains? Apakah Anda tahu apa itu? Semua itu dimulai dengan percikan, realisasi, ditangkap dalam kata yang luar biasa: thaumàzein. Itu dimulai dengan kekaguman.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa hal yang sama berlaku untuk iman.
“Dalam arti terdalam, iman bukanlah ide atau sistem moralitas, tetapi kenyataan, kebenaran terindah yang tidak bergantung pada kita dan yang membuat kita takjub adalah bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang dikasihi. Tuhan terus mengasihi orang muda tidak peduli apa yang mereka pikirkan atau lakukan.”
“Jika kita berdiri didepan cermin, kita mungkin tidak melihat diri kita sebagaimana yang kita inginkan karena kita selalu memikirkan hal-hal yang tidak kita sukai. Tetapi jika kita berdiri di hadapan Allah, cara pandang kita berubah.”
“Kita tetap merasa kagum bahwa dengan segala dosa dan kegagalan kita, kita adalah dan akan selalu anak-anak terkasih Allah.”
“Maka, daripada memulai hari dengan melihat ke cermin, mengapa tidak membuka jendela kamar Anda dan fokus pada keindahan yang Anda lihat di sekitar Anda? Melangkah keluar dari dirimu sendiri!”
“Kita adalah umat Kritiani bukan karena kewajiban, tetapi karena keindahan. Dan justru karena kita ingin menghargai keindahan itu, kita harus menolak apapun yang akan merusaknya.”
Paus memuji Ioanna yang berbicara tentang pentingnya orang lain. Menolong orang lain bukan sebagai pecundang namun sebagai pemenang, sebagai jakan yang membawa sesuatu yang sungguh baru dalam sejarah.
“Pelayanan berarti dibaharui oleh Yesus. Pelayanan dan dedikasi kepada orang lain, adalah pembaharuan yang membuat hidup selalu awet muda.”
“Jangan merasa puas dengan mempublikasikan postingan atau twitter yang baru. Jangan merasa puas dengan pertemuan secara virtual. Carilah dan temukan yang asli secara khusus dengan mereka yang membutuhkanmu. Jangan mencari yang sementara namun carilah yang abadi. Itu yang asli, revolusioner.
Paus megajak orang muda Katolik untuk “menumbuhkan keberanian harapan”. Keberanian harapan orang muda Katolik ada pada pilihan dan keputusan keputusan mereka. Memilih adalah sebuah tantangan karena melibatkan ketakutan menghadapi hal yang tidak diketahui termasuk keputusan mempertahankan hidup ditengah kekacauan penyeragaman.
“Untuk membuat keputusan yang benar, orang muda Katolik harus mengingat satu hal bahwa KEPUTUSAN YANG BAIK SELALU TENTANG ORANG LAIN dan BUKAN HANYA TENTANG DIRI SENDIRI.” Itu adalah keputusan yang layak dibuat, impian yang layak untuk diperjuangkan, yang membutuhkan keberanian dan melibatkan orang lain.”
Pada akhir pesannya, Paus Fransiskus menyemangati orang muda Katolik dengan menyampaikan harapannya kepada orang muda agar;
“Orang muda Katolik memiliki Keberanian untuk berkembang atau maju. Keberanian untuk mengambil resiko, keberanian untuk tidak tinggal tetap di kursimu. Keberanian untuk mengambik resiko, untuk menjumpai yang lain tidak pernah terisolasi dari yang lain melainkan selalu bersama dengan yang lain. Dan dengan keberanian ini, masing-masing dan setiap dari kalian akan menemukan dirimu, menemukan orang lain dan menemukan makna hidup.”
Diterjemahkan dari CBCPNEWS; 07-Desember 2021
Oleh Pater Tuan Kopong MSF
(Pada Hari Raya Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa, 08/12/2021)