Catatan Lepas, Selalu saja begitu, Kisah sebuah waktu, Mengulek aksara (foto istimewah) |
Oleh: Jery Syukur
Catatan Lepas
Menulis catatan lepas tidak lekas membuatku jengah
Itu bukan iseng saat lengah
Tapi desakan nalarku yang lagi ramah
Baca: Gempa Bumi Lebih dari 15 Kali Guncang Manggarai, Sangat Terasa Di Satarmese Barat
Hari sudah hidangkan cerah
Masih pantaskah pena membungkam coretan berfaedah
Mencatat bingkai aksara-aksara selagi inpirasi mampir
Pintamu sebentar menginap ke café
Menjejal malam mingguan
Menyeruputi secangkir kopi
Menghabiskan batang-batang berasap
Jangan bantah dulu kawan
Aku masih menimbang kata
Sebab penaku enggan terlantar
Tentang café, secangkir kopi dan sebatang asap nanti saja.
Baca: Mulai, Tujuan Akhir, Satu Kali, Kecewa (Antologi Puisi Lilis Ratu)
Selalu Saja Begitu
Huhuhuhahaha,, engkau tertawa
Terbahak-bahak lama tak berkata
Hihihi,, aku meringis cekikik
Sebuah lemparan lucu yang kita teguk
Selalu saja begitu
Pandai kali engkau meniru-niru
Aku kagum, memang jitu
awal dan akhir kisah, hilir dan hulu perjalanan masih saja itu-itu
kemampuan menirumu memang jitu
layak untuk kita tertawa bersama
huhuhu,,,hahaha
selalu saja begitu
kita jumpa lagi
tertawa lagi dan lagi
hahaha,,hihihi
selalu saja begitu
hihihihuhuhu
Malang 2022
Baca: Gempa Terkini Magnitudo 5,8 Guncang Manggarai Tidak Berpotensi Tsunami
Kisah Sebuah Waktu
Masihkah kau ingat kawan
Secangir hangat senja itu
Sukses memporak-poranda dinding-dinding sunyi
Hamparan riang terbentang di tengah-tengah kebersamaan
Masihkah kau menyangkal arti putar sloki
Takaran rata-rata biar sama rata
Perkumpulan bukan sekedar nimbrung-nimbrung para belagu
Bukan juga pelarian dari kesendirian sunyi
Bukan juga agenda kesepakan para pecinta kopi
Ketahuilah kawan
Kisah singkat sebuah perjumpaan
telah merangkukm arti kebersamaan yang padat
Duduk melingkar-lingkar serupa koin
sisi-sisi dan sela tidak dibiarkan lengah
semua itu telah terbaca dalam kisah sebuh waktu
Malang, 2022
Baca: Wajah Di Balik Tetesan Air Hujan
Mengulek Aksara
Pena berlumur imajinasi-imajinasi
Di atas sebidang kertas itu engkau pandai mengulek-ulek
Menghalus-halus aksara, menjadikannya sebuah puisi
Tak jarang aku salah menilai
Sesuatu yang kau anggap imaginasi
Aku gegabah bilang itu reka-reka ilusi
“Berhenti sudah menjiplak halusinasi”
Selalu saja menjadi umpatan umpan
Bermaksud menggaggumu
Tapi tidak, penamu tetap saja laju merangkai puisi
22 Februari 2022
*Jery Syukur berasal dari Lolang, Manggarai
Mahasiswa semester 2, Tinggal di Malang