Kelarifikasi RSUD dr. Ben mboi Soal Manipulasi Data Administrasi Biaya Perawatan Pasien, Tak Terduga Soal HIV (foto: google) |
BernasINDO.id, Ruteng - RSUD dr. Ben mboi mengklarifikasi polemik yang beredar luas di ruang publik atau media sosial (medsos) terkait adanya manipulasi administrasi biaya perawatan pasien atas nama Tn. W.S usia 45 tahun, jenis kelamin Laki laki.
Terkait polemik tersebut, seperti yang dilansir fanpage Humas RSUD dr. Ben mboi, pihak management RS menjelaskan tidak ada manipulasi data administrasi seperti yang diberitakan di media-media sosial.
"Tidak ada manipulasi data administrasi yang dilakukan pihak RS untuk keuntungan institusi atau petugas RSUD dr. Ben mboi", kata pihak managemen yang tidak dicantumkan namanya di fanpage.
Baca: Strategi Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
Berikut ada 4 point yang dipersoalkan oleh Tn. W.S. yang dapat diklarifikasi atau dijelaskan SUD dr. Ben mboi yakni
1. Biaya Hari Rawat yang Tertulis Tanggal 7 Februari 2022
Pihak RS menjelaskan pasien masuk tanggal 31 Januari hingga keluar tanggal 6 Februari 2022. Lama waktu perawatan pasien yakni 6 hari. Adapun tabggal 7 Februari 2022 yang tertulis dalam kuitansi pembayaran pasien dikatakan sebagai tanggal penginputan oleh admin RS. Hal ini tidak ada penambahan biaya hari rawat pasien tersebut.
"Terkait biaya hari rawat, bahwa pasien tersebut, Masuk Rumah Sakit tanggal 31 januari 2022 dan Keluar Rumah Sakit tanggal 6 Februari 2022, sehingga lama hari rawat dihitung dari tanggal 1 februari 2022 - 6 Februari 2022 sehingga total hari rawat pasien tersebut adalah 6 hari perawatan. Adapun tanggal 7 Februari 2022 yang tertulis dalam kuitansi pembayaran pasien, tanggal tersebut adalah tanggal penginputan oleh admin RS dan hal ini tidak berdampak terhadap penambahan biaya hari rawat pasien tersebut", tulisan di fanpage.
Baca: Minggat (Puisi Della Nampung)
2. Alat Kesehatan yang Diresepkan Tapi Tidak Sesuai dengan Kondisi Sakit Pasien.
Pihak RS menjelaskan alat yang dimaksud oleh pasien adalah "3 way stop cock". Alat tersebut digunakan pasien yang terpasang syringe pump dengan tujuan untuk kepentingan pemberian obat anti hipertensi (sesuai advis dokter).
3. Jumlah Kantong Darah yang Tidak Sesuai
Terkait poin ini, kata pihak RS, jumlah darah yang diorder ke Unit Transfusi Darah sebanyak 3 bag dan yang terpasang pada pasien hanya 2 bag.
"Pemberian darah bag 1 (pertama) diberikan tanggal 1 Februari 2022 . Tanggal 2 februari 2022 akan diberikan transfusi bag ke -2 tapi sesaat akan diberikan transfusi, tekanan darah pasien kembali meningkat. atas advis dokter jaga, pemberian transfusi ditunda, sementara pada saat yang sama, kemasan bag darah sudah terbuka dan sesuai SOP pada Unit Transfusi Darah kondisi seperti ini dianggap bag darah tersebut sudah terpakai. Transfusi darah kembali dilayani pada tanggal 3 februari 2022 tetapi tidak menggunakan bag darah yang akan diberikan pada tanggal 2 karena kemasanya sdh terbuka", tegas pihak RS.
Baca: Pemerintah Daerah Se-Sumba Segera Menetapkan Tanjung Sasar Sebagai Cagar Budaya Sumba
4. Pemeriksaan Darah Pada Klinik di Luar RS
Pihak RS menjelaskan pemeriksaan yang dimaksudkan oleh pasien yakni pemeriksaan untuk screening HIV. Pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan advise dr spesialis penyakit dalam.
"Pemeriksaan yang dimaksud oleh pasien adalah pemeriksaan untuk screening HIV. Hal ini sesuai dengan advise dr spesialis penyakit dalam, agar pasien tersebut dilakukan pemeriksaan HIV dan hal ini dilakukan oleh konselor VCT RS dan dilakukan pada KLINIK VCT RSUD dr Ben Mboi Pemeriksaan ini dilakukan setelah dilakukan konseling terlebih dahulu dan atas persetujuan pasien dan TIDAK DIPUNGUT BIAYA". Jadi tidak benar pemeriksaan itu dilakukan pada klinik atau laboratorium di luar RS", sambung pihak RS.
5. Ucapan Terimakasih
RSUD dr. Ben mboi Menyampaikan ucapan terimakasih atas atensi semua pihak terkait polemik tersebut. Disampaikan juga bahwa kasus tersebut mendorong RSUD dr. Ben mboi terus melakukan pembenahan agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat Manggarai.
Baca: Menanti Kematian (Cerpen Sirilus Yekrianus)
Untuk diketahui lebih jelas, RSUD dr. Ben mboi memiliki visi dan misi yang terwujud dalam pelayanan. Visi RS yakni “Menjadi Rumah Sakit Terdepan Dalam Pelayanan dan Pendidikan“.
Sedangkan misinya yakni:
(1) Menyelenggarakan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
(2) Meningkatkan SDM dan fasilitas rumah sakit.
(3) Menyelenggarakan manajemen rumah sakit yang efektif, efisien dan akuntabel. (er/rbi)