Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Tuanku Lagi pergi, Seberkas Risau, Aku Pasrah (Puisi-Puisi Fr. Adryan Naja)

Wednesday, February 23, 2022 | 09:49 WIB Last Updated 2022-03-23T02:41:18Z
Puisi-puisi Fr. Adryan Naja
Tuanku lagi pergi, Seberkas risau, Aku pasrah (Puisi-puisi Fr. Adryan Naja) 


Oleh: Fr. Adryan Naja


Kumpulan puisi Fr. Adryan Naja seperti Tuanku Lagi pergi, Seberkas Risau, dan Aku Pasrah memiliki refleksi filosofis yang perlu diketahui para pembaca. Penyair mengajak khalayak untuk bermenung tentang misteri di balik antologi puisinya. 


Tuanku Lagi Pergi


Entah ke mana, dia tidak ada

Aku sendiri di sini, menggumuli kenyataanku

Aku melihat diriku dalam kesendirianku

Menatap wajahku berkali-kali 

Di cermin hidupku

Baca: Catatan Lepas, Selalu saja begitu, Kisah sebuah waktu, Mengulek aksara

Tak ada takdir menenunkan pilihanku

Tak ada dia yang terbersit dalam benakku

Bukan karena kata tak lagi menjelma dirinya

Bukan karena angin tidak menghembus

Bukan pula karena gelap menutupinya


Sepertinya dia lagi pergi

Ke tempat mana dia ingin

Atau mungkin juga dia sedang sibuk

Mengurusi sahabat-sahabatnya


Mungkin juga sedang lelah 

setelah seharian menegakkan mereka yang pasrah

memanggil pulang mereka yang lama pergi meninggalkannya 

Entahlah!!!


Sementara aku terpuruk sendiri di dini

Seperti sedang ditinggal pergi

Jauh kini aku dengannya

Tak ada yang kutakutkan

Tak ada dosa, sesal juga

Tak ada akhir yang mengakhiri kesendirianku

Tak ada yang membatasi mauku

Apa saja, tak ada


Bukankah tuan lagi pergi

Tinggal aku seorang diri

Bergulat dengan diri

Aku terdesak memungut jalanku sendiri


Tanpa harus menunggunya kembali

Bagiku ia telah pergi

Baca: Gempa Bumi Lebih dari 15 Kali Guncang Manggarai, Sangat Terasa Di Satarmese Barat

Seberkas Risau


Tetes embun pagi keluar dari teduhan bonsai

Perlahan-lahan menyetuh kulit tipis ini

Aku sedikit menggigil

Bukankah hari masih pagi


Di usia fajarku ini

Aku masih betah baring di alam mimpi

Ragaku terlalu rapuh mencecap beban yang kau tambati

Belum siap tuk memikul kuk


Tubuhku masih menggigil

Embun pagi masih melekat

Tak sempat aku menyeka

Potongan-potongan risau yang masih 

Baca: Mulai, Tujuan Akhir, Satu Kali, Kecewa (Antologi Puisi Lilis Ratu)

Aku Pasrah


Aku tak mengerti mengapa aku tidak seperti mereka

Menjadi seorang pengembara 

menciptakan ketidakbebasan pada diri sendiri

Aku ingin bayanganku memelukku

Bukan dia, bukan juga mereka.

Aku ingin, keinginanku menjadikan diriku sebagai aku

Tapi, ternyata ada dia dan mereka 

berpasrah pada kekuatan di luar diri mereka sendiri

Mereka tampak nyaman berada dalam batasan itu

Apakah mereka bebas?

Tidak tahu adalah jawaban ku

Sebab aku dan mereka tidak boleh sama, jangan sama.

Jangan menyatukan aku pada kamu

Aku bukan pilihan kebebasan mu

Tapi, aku tahu bahwa aku tidak kuat lagi

Menahan diri sendiri dalam kesendirianku


Aku pasrah!! 

Aku ingin jiwaku pergi kepadanya

Bersahabat dengan-Nya

Menjalani kebebasan Dia pada jiwaku

Sebab, menahan diri pada diri sendiri 

hanyalah penjara yang tidak kan berakhir pada ketakharmonisan.


Malang, 2022


Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Widya Sasana Malang, Jawa Timur

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tuanku Lagi pergi, Seberkas Risau, Aku Pasrah (Puisi-Puisi Fr. Adryan Naja)

Trending Now

Iklan