Soal Perekruitan Guru Komite, Stanislaus Stan: “Pemda Mabar Jangan Lecehkan Para Sarjana Lagi” (foto istimewah) |
Wacana perekruitan Guru Komite menjadi Tenaga Kontrak Daerah (TKD) harus dilakukan secara profesional dan transparan agar tindakan pelecehan terhadap para sarjana tidak terulang lagi.
Demikian inti kritikan pedas dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai Perindo Mabar, Stanislaus Stan kepada media ini di Labuan Bajo, Senin (7/3/2022). Hal itu diungkapkan Stan sebagai tanggapan atas wacana pengangkatan Guru Komite yang sudah mendapat persetujuan dari DPRD Mabar.
Baca: Mengapa Konflik Pembangunan di Taman Nasional Komodo (𝐓𝐍𝐊) Terus Saja Terjadi?
“Perekruitan tenaga guru komite yang sudah dibahas dan disetujui DPRD kabupaten Mabar dalam rancangan APBD 2021, harus dilakukan dengan cara profesional di mana formasinya harus terbuka untuk umum, seleksi secara transparan dan mengedepankan standar kompetensi. Hal ini sangat penting untuk menghindari tindakan pelecehan terhadap angkatan muda kita yang sarjana dan penghinaan terhadap dunia akademik”, kata Stanis.
Mantan politisi partai Golkar itu sangat menyangkan kebijkan pemberhentian secara massal para TKD kemarin. Menurut Stanis, kebijakan itu merupakan bentuk pelecehan terhadap para sarjana.
Baca: Ritual Unik Manggarai! Mobil Baru Injak Telur, Kok Bisa? Simak Penjelasannya
“Kita semua tentu sangat menyayangkan peristiwa TKD berhenti secara masal kemarin. Itu sangat melecehkan para sarjana kita yang pada satu sisi mereka diangkat sebagai tenaga kontrak daerah berdasarkan keahliannya, namun nasib mereka berakhir dengan cerita tragis yaitu diberhentikan dengan cara TDK terhormat”, terang Stanis.
Kendati dari sisi regulasi, demikian Stanis, kebijakan itu tepat sebab pemberhentian itu sebagai akibat logis dari kesepakatan yang tertuang dalam kontrak kerja, namun patut diduga itu adalah bagian dari skenario balas jasa dan balas dendam politik.
“Meskipun secara regulasi, kebijakan itu tidak bermasalah, namun publik tetap menduga ini adalah cara cerdik pemerintah untuk memuluskan misi balas jasa dan balas dendam politik masa lalu”, ungkap Stanis.
Baca: Wajah Itu (Cerpen Alkuinus Ison Babo SMM)
Untuk itu, salah satu pelaku pariwisata kenamaan Mabar ini mengharapkan agar Pemda mesti menghargai para sarjana, angkatan muda yang menurut Stanis sebagai diplomat dan ujung tombak perubahan daerah ini di masa depan.
“Saya sangat mengharapkan Pemda Mabar agar mulailah belajar menghargai angkatan muda kita, para diplomat dan para sarjana yang menjadi ujung tombak masa depan daerah ini. Dalam mengangkat mereka sebagai tenaga kontrak atau apapun istilah lainnya, harus kedepankan cara profesional sehingga pada saat mereka tidak dibutuhkan lagi tentu dengan cara profesional juga”, jelasnya.
Stanis tetap pada pendirin bahwa kebijakan pengangkatan dan pemberhentian TKD kemarin itu sebagai tindakan pelecehan terhadap kaum terdidik .
“Apa yg terjadi dengan peristiwa TKD kemarin adalah sebuah pelecehan dan penghinaan terhadap angkatan kerja yang terdidik dan terpelajar. Mereka diangkat tanpa melalui prosedur yang resmi dan juga diberhentikan tanpa prosedur yang baik juga”, tegas Stanis.
Baca: Pengaruh Sosial Media Bagi Remaja
Stanis juga menyinggung soal sikap pembelaan diri Pemda Mabar yang cenderung bersembunyi di balik Peraturan pemerintah (PP) tentang moratorium pengangkatan TKD.
“Saya juga menyayangkan pembelaan diri Pemda Mabar yang cendrung bersembunyi di balik PP tentang moratorium pengangkatan TKD. Pertanyaan saya adalah mengapa PP yang sama tidak dipakai saat perekruitan TKD sebelumnya? Sekali lagi kami sebagai pimpinan partai Perindo, kasih warning, harap dalam perekruitan tenaga guru komite kali ini benar-benar menggunakan cara-cara prosedural, transparan dan akuntabel. Stop melecehkan angkatan kerja yang terdidik dan terpelajar . Nasib masa depan bangsa ini ada pada para guru itu”, ungkap Stanis dengan penuh harap. (Sil/rbi)
Mau Memuat tulisan di BernasINDO.id?
Silahkan kirim ke email redaksi:
redaksibernasindo.id@gmail.com