Saat Rindu dan Benci Menyatu, Arti Namaku Mati, Untukmu Ibu |
Kumpulan puisi Felisianus seperti Saat Rindu dan Benci Menyatu, Arti Namaku Mati, Untukmu Ibu memiliki makna filosofis yang luar biasa. Puisi-puisi ini muncul dari buah permenungan pribadi sang penyair.
Untuk mengetahui makna puisi, kamu membacanya hingga selesai.
Baca: Revitalisasi Nilai Pendidikan Karakter Era Milenial di Indonesia (Sebuah Tinjauan Historis)
Oleh : Fr. Felisianus M. Salvatore Jebuat
Saat Rindu dan Benci Menyatu
Fajar menyingsing di saat gelap lepas penat di semesta
Terik matahari tampaknya tak berhenti mengintip diri yang merintih
Sore terlihat tenang dan damai
Sementara matahari beranjak pergi meninggalkan dunia seorang diri
Kepenatan senja seakan menyesatkan
Burung-burung beramai-ramai mencari penginapan
Hembusan angin sepoi-sepoi menepis ingatanku pada senja
Dipenghujung hayalan ini ku menanti hadir diri mu
Lamunan ku semakin jauh membawa diriku
Gunung-gunung jiwaku lalui
Samudera raya seakan tetesan embun pagi yang bersekutu
Mencintaimu bagaikan senja itu
Engkau berada di antara terang dan gelap
Meletakkan harapan tak pasti tuntas
Menitip keinginan berakhir ketidakpastian
Betapa ragunya ketika engkau jauh
Rindu dan benci seakan bermesrahan
Ketika gelap datang melenyapkan rasa rindu ini
Baca: Hampa Tanpa Aksara, Peraduan Kumal (Karya Guidella)
Arti Namaku Mati
Aku bagaikan pena yang tak terbentuk
Semakin aku menulis namaku
Aku semakin tak menentu
Aku tak tahu siapakah aku?
Aku tak mengerti
Hingga detik ini aku masih tersesat
Dalam lamunan yang mampir sebentar
Pena yang melekat pada jariku
seakan benda mati tanpa akhir
Arti namaku mati
Menanti hadir arti aku yang lain
Takdir berkata lain
Aku pasti bukan yang lain
Selain aku seorang diri
Merangkak sendiri demi meniti jalan yang kupilih sendiri
Awal dan akhir hanya aku yang pasti
Baca: Menunggumu Sampai Pulang (Cerpen Pius Kanelmut)
Untukmu Ibu
Ketika aku dilahirkan ke dunia ini
Engkau menyapaku dengan senyuman manis-mu
Tanda terima kasihku hanyalah sebuah tangisan
Ketika usiaku tujuh tahun
Engkau memberiku hadiah sebuah bola kaki
Tanda terima kasihku hanyalah memecahkan kaca jendela tetangga
Ketika engkau membelikanku sepasang baju baru
Tanda terima kasihku hanyalah bermain lumpur setiap hari
Ketika zaman serba teknologi
Engkau memberikanku sebuah handpone
Tanda terima kasihku hanyalah tersenyum-senyum
Menatap layarnya sepanjang hari
Ketika usiaku tujuh belas tahun
Engkau membelikanku sebuah sepeda motor
Tanda terima kasihku hanyalah ugal-ugalan di jalan
Ketika engkau memberikanku uang jajan
Tanda terima kasihku hanyalah berjudi
Ketika engkau memberiku nasihat
Tanda terima kasihku hanyalah mengomel
Engkau tak pernah merasa dilukai
Ketika aku melukai hatimu
Dalam kamus hidupmu tak ada kata benci
Hanya ada kata cinta
Kini aku sadar, akau tahu bahwa aku salah
I’m sorry mom…please forgive me…
I love you mom..thank you mom…