Bravo: Kartini Masa Kini Telah Bangkit |
Oleh: Fransiskus Ndejeng
“Perempuan bukanlah objek peradaban yang layak untuk diabaikan, dikucilkan apalagi menegasikan hak dan kebebasan eksistensialnya sebagai manusia. Singkatnya, Kartini memperjuangkan kesetaraan gender, laki-laki dan perempuan. Bahwa perempuan juga memiliki kapasitas kemampuan sebagaimana dimiliki kaum laki-laki”.
Ibu kita R.A. Kartini adalah seorang pejuang sejati. Sejak umur 12 tahun beliau sudah menunjukkan kegigihan dalam memperjuangkan nasib kaum perempuan, dengan membuka kursus -kursus membaca dan menulis untuk kamu perempuan pada saat itu, (tahun 1912) di Jepara. Secara genealogis, ia lahir dari keturunan kraton Jepara, ayahnya menjabat sebagai Bupati di Jepara.
Sebagai seorang anak Bupati Kartini memiliki cita-cita mulia dan luhur. Keluhuran cita-citanya tercetus pada upaya emansipasi kebebasan kaum perempuan dari “marjinalisasi peradaban kebudayaan” pada masanya. Perempuan bukanlah objek peradaban yang layak untuk diabaikan, dikucilkan apalagi menegasikan hak dan kebebasan eksistensialnya sebagai manusia. Singkatnya, Kartini memperjuangkan kesetaraan gender, laki-laki dan perempuan. Bahwa perempuan juga memiliki kapasitas kemampuan sebagaimana dimiliki kaum laki-laki.
R.A. Kartini, telah menginspirasi perempuan Indonesia masa kini, untuk dapat bermetamorfosis, untuk mengubah kebiasaan, adat budaya yang sekian lama, terkungkung oleh penjajahan mental, sebagai pemanut. Berada dibawah ketiak kaum lelaki berabad-berabad lamanya.
Dengan kelahiran seorang Kartini, yang membutuhkan waktu perjuangan yang lama untuk dapat mengalami perobahan akan nasib Kemerdekaan kaum perempuan, mulai dari rumah tangga, lingkungan, desa dan kelurahan; Kecamatan, dan Kabupaten, bahkan sampai pada tingkat provinsi dan nasional. Juga berpengaruh di dunia Internasional. Sebut saja Menteri Luar Negeri kita, Dra. Retno Lestari Priansari Marsudi, LL.M., disingkat dengan sapaan yang lebih familiar ialah Ibu Retno Marsudi.
Kemerdekaan berbicara, berkumpul dan berserikat; dalam organisasi informal, non formal, dan formal. Dalam organisasi informal dan nonformal, seperti kegiatan kelompok arisan, kegiatan perkoperasian, kegiatan kelompok organisasi politik dan ekonomi, kegiatan sosial kemasyarakatan di tingkat Desa dan/Kelurahan, dan Kecamatan dan Kabupaten, sampai tingkat yang lebih tinggi.
Dari hari ke hari, perjuangan moral Ibu Kita Kartini, yang terkenal dengan moto magis ialah “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Roh dan jiwa perjuanganya tetap terpatri dalam sanubari kaum perempuan masa kini dan untuk masa depan. Terbukti, dari nafas dan roh perjuangan ibu Kartini sampai saat ini, secara politik dan ekonomi, sudah diberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada kaum perempuan kita di negeri ini.
Ikut terlibat dalam perjuangan politik dengan diberi kuota sampai 30% kepada kaum perempuan kita, dari Undang-Undang Pemilu. Sudah semakin nampak peran kaum Kartini masa kini, sampai saat ini. Ibu Megawati, pernah memimpin negeri ini, sebagai presiden. Saat ini, ibu Puan Maharani, perempuan pertama Indonesia yang menduduki jabatan sebagai Ketua DPR Republik Indonesia sampai saat ini. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ibu I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E. Menteri Keuangan Republik Indonesia, ibu Sri Mulyani Indrawati. Menteri Lingkungan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ibu Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc.
Baca: Bukan Ajang Pamer Busana Tradisional Semata (Refleksi Hari Kartini)
Secara kasat mata makna dari roh dan jiwa dari perjuangan Ibu Kita Kartini, sampai saat ini, sudah banyak Kepala Daerah, Bupati, Wali Kota menduduki jabatan politik. Secara ekonomi, kita ketahui begitu besar peran kaum perempuan dalam menata ekonomi rumah tangga pada bangsa ini. Contoh nyata, bagaimana peran strategis kaum perempuan Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi, memberikan mandat dan kepercayaan kepada Ibu Prof. Sri Mulyani Indrawati, menyelamatkan keuangan negara melalui inovasi- inovasi yang kreatif, dan menjaga keseimbangan APBN.
Penulis menganggap beliau adalah seorang menteri yang memiliki rekam jejak, sejak memimpin Bank Sentral BI, menjadi Direktur Utama Bank Dunia. Ibu Sri Mulyani sebagai simbol kekuatan kaum wanita Indonesia menjiwai nilai moral perjuangan seorang pejuang kaum wanita masa lalu, Ibu Kita Kartini itu. Sudah semakin banyak wanita karier, bekerja di perusahaan pemerintah dan lembaga swasta secara mandiri. Menjadi pemimpin manajerial di setiap lembaga pendidikan, lembaga swasta nasional. Seperti Pertamina , dipimpin oleh ibu Niken, sebagai Direktur Utama Pertamina kita.
Apa peran Strategis R.A. Kartini ?
Secara sosial budaya, dan pendidikan; Ibu Kartini merupakan seorang pejuang kemerdekaan kaum perempuan. Perjuangan Kartini yang paling keras adalah “ pendidikan “, disebabkan, karena menurut Kartini yakin hanya melalui jalan strategis pendidikan sebagai media dan alat satu-satunya untuk mengangkat derajat kaum perempuan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya” peran “ perempuan dalam membangun suatu peradaban bangsa.
Memang, sampai saat ini, perjuangan kaum perempuan yang dicetuskan oleh ibu Kita Kartini , untuk melawan tirani mental penjajahan di atas muka bumi ini, telah menunjukkan hasil cukup memuaskan. Namun, masih banyak masalah dan persoalan kaum perempuan yang membelenggu. Terutama persoalan tindakan kekerasan di dalam rumah tangga, di wilayah kerja domestik. Perdagangan anak dan perempuan masih terasa menghangat di tengah masyarakat bangsa kita.
Persekusian terhadap kaum perempuan masih terasa aktual juga . Pelecehan seksual di area publik dan domestik masih dianggap mengental. Kekerasan fisik , mental dan psikis masih terasa di dunia pendidikan kita. Mulai dari paud, SD dan sederajat, pendidikan dasar dan menengah bahkan di perguruan tinggi. Belum ada solusi yang tepat agar kaum perempuan benar-benar terasa terbebas dari semua belenggu itu. Secara sosial budaya dan pendidikan senantiasa, harus direspon oleh negara melalui kebijakan sosial, budaya, politik dan ekonomi; yang tanpa tedeng aling-aling, selalu berpihak pada kaum perempuan. Dengan memberikan ruang pengambilan kebijakan diranah publik.
Apa yang diajarkan oleh R.A. Kartini di sekolah ketika itu, era 1913-an, adalah keterampilan Bahasa Belanda dan Jawa, Seni, ketrampilan kepandaian putri, Arimatika, Geografi, Sejarah , dan berbagai ilmu praktis untuk kehidupan sehari-hari. Seperti budaya sopan santun, ajaran moral, agama dan akhlak. Selain itu, pada tahun 1913, RA. Kartini, mendirikan sebuah Yayasan Kartini dengan nama sekolah Kartini di Semarang. Kemudian, menyebar dengan membuka cabang sekolah Kartini di berbagai kota di Pulau Jawa, sekitar tahun 1914, dan seterusnya.
Baca: Inovasi Baru: Ujian Akhir Sekolah (UAS) Berbasis Internet
Ide cemerlang ibu Kita Kartini, sampai saat ini, tidak pernah mati. Malahan semakin berkembang di tengah persoalan- persoalan yang tidak pernah selesai ini. Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin maju pesat. Semakin besar pula tantangan zaman untuk perjuangan ibu Kartini, demi Kartini-Kartini masa kini dan masa depan. Kita harus akui, bahwa sampai saat ini perjuangan akan harkat dan martabat kaum Kartini masa kini dan masa depan, secara politik, telah memberi ruang dan waktu untuk mempertahankan dan meningkatkan ide cemerlang ibu Kita Kartini; untuk para kaumnya yang sedang meniti karier dan memperjuangkan terus tanpa henti bersama Kiwi. Supaya nilai-nilai kemanusiaan, nilai pembebasan dan kemerdekaan bagi kaumnya dalam alam kemerdekaan berpikir, berpendapat di ruang domestik maupun di ruang publik semakin menunjukkan kegigihan, kewibawaan sesuai jiwa dan semangat juang ibu Kita Kartini.
Dengan semangat ibu Kita Kartini masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, dapat dijadikan sebagai sebuah” obor” untuk menerangi jalannya, ide cemerlang yang telah digariskan oleh seorang pejuang perempuan sejati dalam berbagai aspek kehidupan. Baik aspek sosial budaya, pendidikan dan Budi pekerti luhur, akhlak yang baik. Dalam pengetahuan yang setinggi langit. Keterampilan, Seni, budaya, kehidupan sosial yang suka bersharing, dan juga, nilai-nilai kehidupan lainnya.
Di tengah gejolak sosmed, dan media lainnya, tidak tersulut oleh aliran-aliran sesat yang merugikan diri, keluarga, dan masyarakat bangsa. Seperti radikalisme, perkusisisme, terorisme, mengangkangi perjuangan pemerintah untuk membangun peradaban bangsa Indonesia, menuju Indonesia Maju, damai dan sejahtera lahir dan batin! Membentengi rumah tangga dengan mendidik anak kita dalam kehidupan yang penuh damai. Tidak ikut tawuran pelajar, tawuran antar geng dalam kota, desa. Membentengi moralitas dengan berbagai ajaran yang benar di ruang publik. Seperti di sekolah, di lingkungan informal dan nonformal. Sebab, suara ibu Kartini setiap ide perjuangannya, adalah untuk memperoleh kemerdekaan dan mengusir penjajahan secara mental rohani. Beliau tidak pernah mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan nurani kemanusian sejati . Tidak egoistik. Menghargai karia orang lain dan menghargai perbedaan.
Bravo! kaum Kartini masa kini; Anda sudah dan sedang menikmati perjuangan mulia dan sejati dari Seorang tokoh pahlawan emansipasi kaum perempuan Nasional di bumi Indonesia tercinta ini. Hiduplah selalu dengan penuh semangat ibu Kita Kartini dengan bermetamorfosis seperti Kupu-Kupu. Jangan pernah lelah untuk mengubah negeri ini dengan tanpa kaum Kartini masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Selamat Memperingati Hari Ulang Tahun ke-109, Raden Adjeng Kartini, semoga melalui tangan-tangan dingin kaum ibu Kartini masa kini dapat merubah wajah bangsa ini. Semoga!