Ketika Anggota MKKS SMK Kabupaten Banyuasin (Sumsel) "Studi Banding" di SMK Stella Maris |
Biasanya, Indonesia Bagian Barat menjadi kiblat pelaksanaan kegiatan bertajuk "studi komparasi". Beberapa kota atau tempat kenamaan di wilayah Barat, selalu dinominasikan sebagai opsi jika program studi banding digelar. Warga Indonesia bagian Timur, cenderung menganggap Indonesia Barat lebih maju dan menjadi rujukan dalam meningkatkan kualitas penataan atau pengelolaan sebuah lembaga atau instansi.
Baca: The Students' Anthusiame in Welcoming Two Foreigner Comes to SMKN 1 Satarmese
Namun, entah mengapa anggota Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan (Sumsel) justru memilih kawasan Timur, Labuan Bajo sebagai lokasi 'kegiatan studi banding' itu. SMK Stella Maris boleh berbangga sebab tim MKKS SMK Kabupaten Banyuasin itu 'memilih' sekolah ini sebagai 'tempat belajar'.
Rasa bangga itu, setidaknya lahir dari kenyataan bahwa dari 14 SMK yang ada di Manggarai Barat (Mabar), rombongan MKKS ini lebih 'jatuh cinta' dengan SMK Stella Maris. Penentuan itu, dalam anggapan saya, tentu saja tidak tanpa pendasaran dan perhitungan yang cermat.
Untuk diketahui, grup MKKS SMK ini berjumlah 22 orang. Kepala bidang (Kabid) SMK Propinsi Sumsel, ibu Mondyaboni menjadi semacam 'tour leader'. Mereka tiba di gerbang utama (gapura) SMK Stella Maris hari ini, Juma't (29/7/2022), sekitar pukul 09.00.
Baca: Guru Sebagai Panggilan Hidup
Apakah ada yang spesial dari SMK Stella Maris sehingga tim MKKS dari salah satu Kabupaten di Sumsel itu 'rela' ada di lembaga ini untuk beberapa jam? Kembali ke soal 'preferensi' rombongan di atas. Saya berpikir, anggota MKKS SMK Banyuasin ini pasti sudah membuat semacam 'riset' kira-kira sekolah mana di Mabar ini yang bisa menjadi mitra dalam kegiatan studi komparasi itu.
Pada titik itulah, saya "terjaga", ternyata SMKS ini sudah 'berubah'. Kedatangan para Kepala SMK dari tanah Sumatera bisa menjadi semacam afirmasi 'adanya realitas kemajuan' dalam tata manajemen lembaga ini. Setidaknya, penilaian positif itu, datang dari pihak eksternal yang tentu saja bersifat obyektif.
Saya sepakat dengan koordinator Pengawas SMA/SMK Kabupaten Mabar, Paulus Hansko bahwa SMK Stella Maris di bawah kepemimpinan Rm. Kornelis Hardin, Pr mengalami perkembangan yang pesat. Sang Kepala Sekolah dinilai 'sangat sukses' menginjeksi dan mengimplementasikan beberapa terobosan program konstruktif yang berimplikasi pada peningkatan performa dan reputasi lembaga.
Dengan menyebut kontribusi Kepala Sekolah tidak berarti saya mengabaikan peran dari elemen lainnya seperti pihak Yayasan dan para pendidik dan staf kependidikan di lembaga ini. Saya kira, prestasi yang diraih itu, tidak terlepas dari kolaborasi kreatif dan soliditas sebagai tim dalam menjabarkan visi dan misi utama sekolah.
Baca: Ahli IT Jepang Jadi Narasumber MPLS SMK Informatika St. Petrus Ruteng
Kehadiran tim studi banding ini, tak pelak lagi bisa membangkitkan motivasi dan spirit baru bagi komunitas SMK Stella Maris untuk tetap berjalan pada track yang benar. Meski demikian, tetap diakui bahwa masih ada banyak 'sisi minus' dari lembaga ini yang perlu diperbaiki kedepannya.
Berharap misi "saling belajar" dalam studi banding ini boleh membuahkan hasil, di mana kita bisa 'menyempurnakan' apa yang masih kurang berdasarkan kajian perbandingan ini. Kita sudah bisa menentukan kira-kira hal-hal apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan yang tengah dialami oleh masing-masing SMK.
Pada prinsipnya, SMK Stella Maris, di satu sisi, sangat 'terbuka' untuk menerima dan menjabarkan secara kreatif setiap masukan konstruktif dari pihak lain dan siap berbagi hal positif pada sisi yang lain.
Oleh: Sil Joni*
*Penulis adalah Staf Pengajar SMK Stella Maris Labuan Bajo.