Tentang Anak (Sil Joni) |
BernasINDO.id - Sebutan 'buah cinta' untuk anak, mungkin belum sepenuhnya menampung 'hakikatnya' sebagai anak. Predikat itu cenderung eksklusif dan membenarkan klaim kepemilikan absolut orang tua. Ada semacam tendensi memperlakukan anak sebagai 'properti' yang diformat sesuai interese parsial orang tua.
Baca: Antologi Puisi Venansius Alfando Satrio
Persepsi yang bias terhadap anak bisa menjadi biang kerok munculnya sikap eksploitatif, intimidatif, dominatif, dan diskriminatif terhadap anak. Karena itu, upaya 'mengais' bongkahan makna luhur yang melekat dalam tubuh anak, tidak hanya relevan tetapi sangat aktual dan urgen bagi orang tua untuk meminimalisasi aktus deviatif terhadap anak.
Refleksi dari samudra kesustraan dan langit filsafat, mungkin sangat berguna untuk menyingkap aura mulia yang memancar dari wajah anak-anak kita. Tentang anak, penyair dari Libanon, Khalil Gibran menulis sebuah 'renungan puitis-filosofis' yang bernas.
Baca: Perjumpaan Terakhir Di Bawah Pohon Ara
Saya menyuguhkan secara utuh hasil refleksi sang maestro dalam tulisan ini. Selamat membaca!
"Anakmu Bukanlah Milikmu
Anak adalah kehidupan,
Mereka sekedar lahir melalu mu tetapi bukan berasal darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
Curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu
karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri
Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya,
Karena jiwanya milik masa mendatang
Yang tak bisa kau datangi
Bahkan dalam mimpi sekalipun
Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah
menuntut mereka jadi sepertimu.
Sebab kehidupan itu menuju ke depan, dan
Tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur,
Dan anak – anakmulah anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menantangmu dengan kekuasaan-Nya,
hingga anak panah itu melesat,
jauh serta cepat.
Baca: Hampa Tanpa Aksara, Peraduan Kumal (Karya Guidella)
Meliuklah dengan sukacita
Dalam rentangan Sang Pemanah,sebab Dia
Mengasihi anak- anak panah yang melesat laksana kilat,
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap".
Oleh: Sil Joni