Gambar istimewah |
Pohon cendana memang hampir punah di tanah NTT. Namun bukan berarti aromanya ikut punah dan menghilang. Aroma pohon cendana itu kini muncul dari memberi harum bagi semesta dalam bentuk yang lain yaitu panggilan menjadi imam, suster, bruder dan frater kekal.
Baca: Sanggar Uma Rana Berkiprah Dalam Festival Golo Koe
Di tanah yang “gersang” pohon cendana tumbuh dan berkembang. Demikian juga di rahim yang “kering” panggilan cendana tumbuh subur dan berkembang memberi warna dan kesejukan bagi misi Gereja semesta. Bukan karena gersang dan keringnya tanah Timor menjadi alasan putera-puterinya menjawab panggilan Sang Ilahi untuk menjadi imam, suster, bruder dan frater kekal, tetapi karena rahmat yang menggugah seperti aroma cendana yang terus menggugah rasa untuk menikmati aromanya.
Rahmat itulah yang menguatkan dan memberanikan untuk bangkit dan pergi meski harus meninggalkan semua yang dikasihi dan dicintai untuk menebarkan aroma harum rahmat Allah di tengah perbedaan. Februari 2022, seorang gadis yang masih belia dari tanah Nusa Cendana; Timo Sofia meninggalkan negri seribu Cendana menuju tanah mimbar Vatikan; “Filipina” untuk menghidupi dan menyebarkan rahmat Allah sebagai aroma cendana di tengah para “gadis” dari berbagai negara dalam rahim Salesian Missionaries Of Mary Immaculate (SMMI).
Baca: Peragaan Busana, Perayaan Kebhinekaan
Sofia demikian, ia kusapa dan juga sapaan dari para suster SMMI untuknya sangat sadar dan tahu bahwa keberaniannya untuk bangkit, pergi dan meninggalkan keluarga, sanak saudara serta tanah Nusa Cendana berarti juga siap untuk menjadi satu-satunya “orang asing” di tengah-tengah komunitasnya bersama teman-teman seperjuangannya yang berasal dari India, Vietnam dan Madagascar serta juga bersama para suster senior lainnya yang berasal dari India, Vietnam dan Madagascar.
Keberanian Sofia untuk menjawab rahmat panggilan Allah dengan bergabung di dalam Kongregasi SMMI berarti juga harus siap untuk menahan rindu minimal berkisah dan berbicara dalam bahasa Indonesia. Keberanian untuk pergi dan meninggalkan menuntut juga keberanian untuk masuk memberi aroma dan rasa harum dengan menerima apapun keadaan karena hanya ia seorang yang berasal dari Indonesia. Untuk teman-temannya yang lain (India, Vietnam dan Madagascar) masih bisa meluapkan rasa rindu mereka dengan para suster senior mereka yang berasal dari satu negara yang sama.
Seorang gadis yang betul-betul masih Belia menunjukan kepada kita semua akan kuatnya rahmat dan panggilan Allah. Keberanian Sofia menggemakan kembali pengalaman iman Paulus; “Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari kami” (2Kor 4:7), yang telah menjadikannya sebagai sulung dari Indonesia, tepatnya dari tanah Nusa Cendana dalam kongregasi SMMI, walaupun perjalanan untuk menjadi anggota penuh SMMI sisters masih panjang.
Haru dan bangga atas keberanian Sofia yang terus menebarkan aroma rahmat Allah dalam rahim Kongregasi SMMI di rumah pendidikan; “SMMI Formation Center” Cuenca-Lipa selama menjalani masa-masa pembinaan sebagai novis pertama dan mulai kemarin (15-Oktober 2022) melalui perayaan Ekaristi mulai memasuki masa pembinaan lanjutan novis tahun kedua.
Baca: "Merdeka Budaya, Merdeka Indonesia"
Sofia menjadi sulung dari dan dalam rahim SMMI karena kehendak Allah, sang perintis bagi puteri-puteri Nusa Cendana untuk berani menanggapi rahmat panggilan Allah. Gadis belia dari ufuk Timur ini sedang menebarkan aroma harum cendana panggilan Allah bagi Gereja untuk Misi bagi dunia. Ia tak gentar, ia tak sendirian. Ia menikmati sukacita rahmat Allah dalam rahim kongregasi SMMI karena kasih Allah sendiri yang menjadi sumber dan pusat kebahagiaannya.
Melihat sukacita dan kebahagiaan Sofia, saya mengatakan kepadanya;
“Sofia, katakan pada orang tuamu, keluargamu bahwa belis yang engkau berikan kepada mereka adalah kerudung dan pakaian biaramu yang akan engkau kenakan dan kaul-kaulmu yang siap engkau ikrarkan untuk pertama kalinya tahun depan. Aku menunggu “belis” seumur hidup yaitu kaul kekalmu sebagai persembahan terindah aroma cendana bagi Gereja dan misi dunia.”
Manila: 17-Oktober 2022
Tuan Kopong MSF