Ketika 'Bendera Raksasa' Berkibar di SMK Stella Maris |
Oleh: Sil Joni*
Nasionalisme dan pariwisata merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Rasa cinta terhadap 'bangsa' terekspresi dalam aktivitas pariwisata. Kegiatan kepariwisataan itu, meski kini sudah mengglobal, tidak menyurutkan rasa nasionalisme dalam tubuh kita. Identitas sebagai 'bangsa Indonesia' tidak lenyap dalam hiruk-pikuk arus globalisasi pariwisata saat ini.
Rasa kebangsaan itu, bisa diwujudkan dalam bentuk 'simbol' seperti Bendera Merah Putih. Pada saat 'bendera itu' dibentangkan dan dikibarkan, maka pada saat yang sama, sebetulnya kita sedang membentangkan dan mengibarkan panji nasionalisme itu. Ada sebuah pesan yang sangat kuat bahwa kita adalah 'ahli waris' dari bangsa yang disebut Indonesia itu. Pengibaran bendara merah putih adalah tanda bahwa identitas ke-Indonesia-an tak pudar dalam jiwa kita.
Baca: Menjadi "Pahlawan" Kreativitas Literasi Siswa
Sadar bahwa nasionalisme itu, pada taraf potensial, bisa saja tercabik-cabik oleh gelombang aktivitas kepariwisataan, maka grup Rhythm of the Nation (ROTN)yang digawangi oleh beberapa artis musik dan film, mengadakan ekspedisi pariwisata berkelanjutan di hampir seluruh destinasi wisata di Indonesia.
Dalam ekspedisi itu, selain memberikan edukasi soal pentingnya mengimplementasikan konsep pariwisata berkelanjutan dan berbasis ekologi, mereka juga menginisiasi sebuah seremoni 'pembentangan/pengibaran' bendera merah putih raksasa. Hampir pasti bahwa bendera yang berukuran 44m x 33m itu, dibentangkan pada semua titik wisata yang dituju.
Labuan Bajo, sebagai salah satu destinasi super prioritas menjadi 'titik terakhir' yang dikunjungi oleh kelompok ROTN itu. SMK Stella Maris mendapat kehormatan karena boleh dipercayai sebagai 'tempat terakhir' di mana bendera raksasa itu dibentangkan.
Hari ini, Senin (7/11/2022) upacara pembentangan bendera merah putih raksasa itu di halaman tengah SMK Stella Maris, berlangsung hikmat dan khusuk. Hadir pada kesempatan itu adalah semua personel grup ROTN, ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK se, Manggarai Barat (Mabar), ibu Hortensia Herima, Ketua Komite SMK Stella Maris (Pak Markus Randu), Kepala SMK Stella Maris (Rm. Kornelis Hardin, Pr), para staf pengajar dan pegawai, serta para siswa/i SMK Stella Maris.
Ini sebuah peristiwa langka dan bernilai sejarah bagi lembaga ini. Betapa tidak. Dari sekian banyak titik dan lembaga di tanah wisata super premium ini, tim ROTN begitu 'jatuh hati' dengan sekolah ini. Kepercayaan itu dibalas dengan tuntas. Pihak SMK Stella Maris berusaha menjadi 'tuan rumah' yang baik. Seluruh rangkaian acara dikemas secara menarik dan meriah.
Keberhasilan SMK Stella Maris dalam 'menyambut tim ROTN' itu membuat ketua MKKS, ibu Hortensia Herima 'cemburu'. Hal itu dinyatakan secara eksplisit oleh kepala SMKN 3 Komodo ini saat membawakan sambutan singkat sebelum acara utama digelar. "Terus terang, ketika saya mengetahui bahwa SMK Stella Maris menjadi tempat terakhir pengibaran bendera raksasa, saya cemburu. Mengapa hanya di SMK Stella Maris?", ungkap ibu Hortensia dalam nada retoris.
Baca: SMK Stella Maris Bebas "Perundungan"
Karena itu, beliau sangat mengharapkan agar kegiatan serupa, jika terjadi lagi di masa yang akan datang, jangan hanya dibuat di SMK Stella Maris. Sesekali buat juga kegiatan di SMKIN 3 Labuan Bajo. Menurut ibu Hortensia tema kegiatan ini sangat sesuai dengan jurusan wisata bahari dan ekowisata yang ada di SMKN 3.
Sementara itu, Kepala SMK Stella Maris. Rm. Kornelis Hardin, Pr dalam sambutannya menyatakan secara lugas bahwa betapa luar biasanya kehadiran dari kelompok ROTN itu. Kehadiran ROTN, demikian pria yang akrab disapa Rm. Dino ini, memberikan inspirasi dan spirit baru bagi segenap anggota komunitas SMK Stella Maris. Apalagi jika disandingkan dengan fakta bahwa SMK Stella Maris saat ini sudah menjadi SMK Pusat Keunggulan, maka kehadiran ROTN tentu saja semakin memotivasi SMK untuk tampil sebagai penyokong dan penyuplai tenaga kerja untuk industri pariwisata di destinasi super premium ini.
Pada sisi yang lain, seorang anggota ROTN yang dipercayakan untuk membawakan 'orasi kebangsaan' pada saat bendera sedang 'terbentang' di beranda Stella, Mahatir Alkatiri sangat terharu dan menitikkan air mata. Beliau tidak menyangka bahwa suasananya begitu elegan, hikmat, dan meriah. Musisi blues yang bereputasi internasional ini tidak bisa menyembunyikan rasa sukacitanya setelah merasakan penyambutan dan penerimaan yang luar biasa dari pihak SMK Stella Maris.
Seusai seremoni 'pembentangan bendera raksasa' itu, acara dilanjutkan dengan pementasan atraksi seni baik yang bernuansa lokal maupun yang bercorak modern. Lagu "Tior Laku Kala Rana", tarian 'Rangkuk Alu dan Tarian Caci, merupakan tiga mata acara yang mewakili warna kedaerahan. Sementara yang bergaya modern diekspresikan secara spontan oleh anak-anak Stella Maris baik dalam bentuk tarian (dance) maupun dalam bentuk lagu.
Selain menikmati 'atraksi seni', para pengunjung juga diajak untuk menyaksikan dan mencicipi 'hasil karya' para siswa. Umumnya 'produk yang dihasilkan' tersebut bercita rasa lokal. Melalui pembelajaran berbasis proyek riil, para siswa diarahkan untuk mengolah bahan-bahan lokal menjadi makanan dan minuman seperti kue daun kelor, kerupuk ikan lele, kolak pisang dan ubi. Tentu saja, pelbagai hidangan lokal itu, tidak disuguhkan secara gratis.
Untuk diketahui bahwa ukuran bendera 44m x 33m ini sebenarnya memiliki makna khusus. Jika dijumlahkan (44+33) maka hasilnya adalah 77. Angka 77 ini tidak lain adalah Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang pada tahun 2022 ini genap berusia 77 tahun.
Baca: "Bersatu Padu Membangun Bangsa"
Bendera merah putih raksasa ini, untuk pertama kali dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 2022 di Puncak Patahan Lembang, The Lodge Maribaya, Kabupaten bandung Barat, Provinsi Jawa Barat oleh Punggawa Kibar Bendera.
Kini, pengibaran bendera merah putih raksaa itu dilakukan di SMK Stella Maris Labuan Bajo sebagai akhir perjalanan ROTN sekaligus memperingati Hari Pahlawan, 10 November 2022. Atas dasar itulah, maka sebuah 'sejarah baru' telah ditulis oleh SMK Stella Maris sebab menjadi 'titik akhir' di mana bendera itu dikibarkan secara resmi.
*Penulis adalah Staf Pengajar SMK Stella Maris.