Oleh: Yohanes wahar*
Penulis adalah Guru SMKN 1 Satarmese
Kunjungan Ke Waerebo, SMKN 1 Satarmese Menimba Banyak Pengetahuan, Keterampilan dan Pengalaman (Dok.: Michael) |
BernasINDO.id, Waerebo - Kunjungan Ke Waerebo, SMKN 1 Satarmese Menimba Banyak Pengetahuan, Keterampilan dan Pengalaman. Hal tersebut dapat dilihat dari kisah perjalanan berikut ini. Dan kisah tersebut dimulai dari Waelomba menuju Waerebo.
Kisah kehidupan di Wae Lomba sangat memesona. Ada rindu beradu di sana. Luapan rindu yang udah lama terpatri, kini terwujud, di mana warga masyarakat berjumpa untuk melakukan barter seperti kopi, ubi-ubian, beras, batu asa dan sebagainya. Perjumpaan itu unik dan membahagiakan. Di sana wajah senyum simpul bersinar. Sukacita bergaung di setiap hati. Suasana kekeluargaan dan kasih persaudaraan bercahaya. Rindu itu benar-benar beralasan. Waelomba merupakan tempat menyembulkan rindu.
Baca: Wae Galangku Sayang, Wae Galangku Malang
Pengalaman kami berkunjung ke Waerebo menjadi sesuatu yang membahagiakan. Perjalanan tersebut menorehkan kisah-kisah unik dan indah dari sang instruktur, Marten Anggo.
Pertama, kisah tentang haju puni (pohon pinus). Konon, warga Waerebo dan barangkali orang-orang Manggarai pada umumnya menggunakan bagian dalam kayu ini untuk membuat bola. Pucuk kayu puni tersebut diambil untuk dijadikan sayuran. Seiring perkembangan zaman, nilai manfaat kayu pinus ini kurang diperhatikan. Padahal kayu tersebut sangat berguna bagi keberlansungan hidup.
Cerita tentang pohon pinus itu seolah-olah disahut dengan paduan kicauan-kicauan burung-burung di pepohonan. Penulis bermenung sejenak dalam perjalanan tersebut. Bahwa cerita pohon pinus dan kicauan burung merupakan sahutan yang sangat indah. Bumi Manggarai memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat memberikan kesejahteraan, seperti nilai manfaat pohon pinus dalam cerita. Suara burung-burung memberi makna pentingnya menjaga keseimbangan alam.
Permenungan saya memberikan makna tatkala kicauan-kicauan burung itu semakin merdu. Bunyi suara emasnya layaknya alam sedang melakukan konser di pagi hari.
We finally stopped for a minute while hearing the story about the Burung Ngkiong by Mr. Marten as the instructor.
Burung ini bisa meniru suara binatang lainya, bahkan konon katanya burung ini selalu dikaitkan dengan alam, orang Waerebo meyakini bahwa hidup berdampingan dengan alam dan binatang di alam Waerebo indah adanya. Sesuatu yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita tidak boleh mencedrai dengan merusaknya (menebang pohon, buang sampah sembarangan, dan berburu liar) sehingga yang kita buat sekarang adalah menjaga, menghormati, dan melindungi alam kita ini (Pak Marten Anggo).
Baca: "Liang Rodak dan Tiwu Empo": Spot Wisata Potensial Nampar-Mabar
Di balik kisah Ngkiong ini, siswa/i SMKN 1 Satarmese diharapkan agar mampu berbagi cerita tersebut kepada masyarakat dan atau para tamu yang mereka pandu.
One kilometer away from the story about the Ngkiong bird earlier, the instructor asked us to stop for a moment.
Setelah kisah pohon pinus yang dihiasi suara-suara burung, kami disuguhkan dengan cerita tentang Haju Worok (kayu worok). Kisahnya demikian.
Tatkala membuat mbaru niang Waerebo, para kakek atau leluhur menggunakan kayu worok tersebut sebagai tiang tengah dan juga dasar pembuatan rumah adat tersebut.
Kayu Worok ini hidup sekitar 800an tahun silam, dan sekarang kayu tersebut masih ada. Sayangnya, kayu Worok ini hampir punah, barangkali bisa dihitung pakai jari.
Sisi yang paling menarik dalam kisah ini, tatkala orang-orang Waerebo menebang pohon ini untuk keperluan pembangunan rumah adat. Hal pertama yang dilakukan yakni mereka meminta restu leluhur melalui ritual adat yang merupakan kebiasaan orang Waerebo. Orang-orang jaman sekarang pun masih memegang teguh tradisi tersebut.
Our journey arrived at Poso Roko here we were presented with a story, why this place was named Poso Roko by the instructor.
Poso Roko adalah sebuah tempat yang memiliki sejarah yang sangat unik. Poso berarti Bukit, Gunung, dan hutan rimba. Sedangkan roko itu sendiri adalah nama tempatnya. Jadi, secara harafiah dikatakan, poso roko berarti bukit atau gunung Roko. Kesempatan baik ini mendorong saya mencoba untuk mengupas sedikit apa arti lain dari “roko” ini.
1000 tahun silam, ada sepasang kekasih yang saling mencintai, namun dalam cerita tersebut keluarga perempuan tidak merestui hubungan mereka. Oleh karena situasi mencekam itu, mereka memutuskan untuk kawin lari (wendo) agar tetap menjalin hubungan cinta.
Dalam konteks cerita tersebut, kita dapat memahami roko. Roko adalah suatu keadaan atau kebiasaan orang Manggarai zaman dulu yang melakukan pemaksaan terhadap kaum perempuan bila hubungan asmaranya tidak direstui oleh orang tuanya.
When we arrived at the wae rebo community plantation, mr. marten as the instructor presented stories about coffee, sweet potatoes and fruits.
Selain terkenal sebagai objek wisata alam yang indah, Waerebo juga dikenal sebagai dareah penghasilan kopi terbaik di daratan Flores. Para penggiat kopi pun berbondong-bondong datang untuk melihat sekaligus membeli kopi-kopi tersebut.
Baca: Destinasi Wisata Pasir Panjang, Dusun Soknar, Desa Golo Mori
Ada 3 jenis kopi terbaik di Waerebo yakni kopi arabika, kopi Kolombia, dan kopi rebusta. Setiap jenis kopi yang tersaji, rasa sangat berbeda. Setiap rasa memiliki sentuhan rindunya yang berbeda-beda.
My hope is for the students of SMKN 1 Satarmese, so that they can become instructors for tenth grade in the future the point is.
Kita tau bahwa pengetahuan dan keterampilan tour guide merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan wisatawan. Kepuasan itu mengenai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan pelayanan yang baik dan benar, pun mengkonsumsi suatu produk-produk lokal.
Pengetahuan tour guide sangat penting untuk dikuasai oleh seorang pemandu wisata karena pengetahuan tour guide dapat perpengaruh terhadap kepuasan wisatawan. Seorang pemandu wisata harus memiliki pengetahuan yang baik dan benar terkait objek wisata agar bisa mengoptimalkan kepuasan wisatawan.
Jika seorang pemandu wisata mempunyai pengetahuan yang baik dan luas terhadap objek wisata yang ada di daerah tersebut, guide tersebut ter-recomendated bagi para wisatawan lainnya.
Semakin banyak pengetahuan yang baru tentang suatu objek wisata yang didapatkan maka wisatawan mendapat banyak pengalaman yang baru pula dan itu dapat mempengaruhi kepuasannya. Dengan keterampilan yang telah dikuasai, kualitas penyajian informasi tempat wisata dapat di sampaikan dengan baik oleh pemandu wisata.
Banyak kisah menarik yang sudah disharingkan oleh pak Marten kepada siswa/I SMKN1 Satarmese sejak dari Wae Lomba hingga di Waerebo. Pelajaran yang sangat luar biasa itu tentu dengan harapan bahwa nantinya mereka bisa menjadi pemandu wisata yang handal, kompeten, dan berkualitas dalam menyajikan informasi terhadap para tamu.
Pemandu wisata tidak hanya dilihat dari faktor keterampilan kominikasi (Bahasa Indonesia & Bahasa inggris) tapi harus ada keseimbangan terkait kualitas penyajian informasi yang baik, benar dan indah.
Editor: Nasarius Fidin