Oleh: Fransiskus Jehoda
Penulis adalah Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Satarmese
Magang Siswa SMK Negeri 1 Satarmese Sebuah otokritik (foto ist.) |
Berkat dukungan luar biasa dari manajemen empat mitra sekolah yakni Parlezo, Waerebo Lodge, Wejang Asi dan PLB Waerebo, magang siswa gelombang I telah sukses dilaksanakan sejak tanggal 7 hingga 11 Maret 2023. Peserta magang gelombang I terdiri dari seluruh siswa kelas XI Perhotelan dan sebagian siswa kelas XI UPW.
Baca: Memperkuat Profil Pelajar Pancasila Melalui Kurikulum Merdeka Di SMPN 5 Borong
Dari sisi target materi, pelaksanaan magang ini sangat baik. Demikian pun dari sisi performance peserta dan kepuasan peserta sangat baik pula. Anak-anak mengalami proses belajar bermakna yang luar biasa. Bahwa mata pelajaran kejuruan yang dipelajari di sekolah, mereka temukan aktivitas dan kemanfaatannya di dunia kerja pariwisata. Dari sisi respon instruktur Dudi, secara umum mereka memberikan kesan positif. Jadi, pelaksanaan magang siswa SMKN 1 Satarmese sukses.
Namun, sebagai sebuah lembaga pendidikan, kita tidak akan pernah berhenti untuk berbenah diri, untuk belajar dari pengalaman. Kita harus bisa belajar dari pengalaman karena dengan belajar terus-menerus kita bisa mengadaptasikan diri dengan perubahan dan perkembangan zaman.
Komunikasi Pariwisata Perlu Ditingkatkan
Dari banyak kisah yang diterima oleh lembaga, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan secara serius. Pertama, keterampilan memahami instruksi dan prosedur kerja. Beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami prosedur kerja. Misalnya, dalam perwujudan standar pelayanan front office, siswa harus terbiasa dengan sapaan pembuka penuh ramah, dengan ucapan "Welcome to Parlezo Homestay, dll". Ini harus paten dalam bisnis jasa.
Baca: Kwarran Satarmese Barat Gelar KMD, Bahas Ekonomi dan Kesehatan Reproduksi Remaja, Kok Bisa?
Kedua, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Walaupun tidak semua tetapi ini masih ditemukan, ada siswa yang mengalami kesulitan dalam komunikasi selama pelayanan tamu. Ini tidak bermaksud kita saling melempar tanggung jawab. Dan, SMK Negeri 1 Satarmese harus bisa segera berbuat sesuatu tentang ini.
Ketiga, dalam bisnis jasa pariwisata, hal yang tidak bisa dihindari adalah pelayanan tamu asing. Itulah alasan mengapa di kurikulum SMK Negeri 1 Satarmese kita memasukkan mata pelajaran BAP. Harapannya siswa bisa belajar menggunakan bahasa asing. Dan, selama magang siswa ini berlangsung ada catatan serius dari tamu yang harus disikapi secara serius, sebab masih ada siswa belum mahir berbahasa Inggris. Ada siswa yang menghindar saat harus melayani tamu asing. Siswa SMK pariwisata menghindar saat melayani tamu wisata asing? Ini pertanyaan reflektif untuk lembaga SMK Negeri 1 Satarmese.
Program English Everyday?
Karena ini merupakan catatan otokritik, kita juga perlu merenungkan pertanyaan di atas. SMK Negeri 1 Satarmese mencoba menciptakan lingkungan bahasa Inggris di sekolah. Dari sisi teori belajar bahasa asing, ini tentu sangat menentukan. Bahwa kita harus merekayasa SMK Negeri 1 Satarmese sebagai lingkungan bahasa Inggris. Ini spirit yang harus terus digelorakan dan diejawantahkan dalam praktek sehari-hari.
Salahnya di mana?
Dari sumber daya guru, SMK Negeri 1 Satarmese memiliki stok guru bahasa Inggris dan guru kejuruan yang mahir bahasa Inggris. Ada 5 guru berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris, 4 guru kejuruan, 3 guru berpengalaman dalam bekerja pada bidang pariwisata. Program belajar bahasa Inggris 15 menit sebelum KBM tahun lalu konsisten dilakukan.
Komitmen dan Konsistensi
Masalah terkait bahasa Inggris di atas harus segera disikapi. Pertama, komitmen guru dan siswa untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya perlu ditingkatkan 1000 kali lipat. Dari tidur panjang, kita harus bisa berlari sekencang-kencangnya. Tidak sulit. Hanya dengan baca baca materi bahasa Inggris dan kemudian praktekkan setipa hari. Kalau guru-guru memiliki komitmen yang kuat maka kita yakin obsesi sekolah pun terwujud. Sebenarnya ini bukan gagah-gagahan. Ini merupakan strategi mendesak untuk konteks SMK Negeri 1 Satarmese.
Kedua, Kepala Sekolah, Wakasek, guru -guru kejuruan dan guru -guru bahasa harus konsisten melaksanakan program English Everyday di SMK Negeri 1 Satarmese. Anda harus jadi pelopor, pegiat dan narasumber praktek penggunaan bahasa Inggris di sekolah setiap hari. Kalau Anda bilang tidak siap, ke mana sekolah pariwisata ini kita bawa?
Baca: Penelitian Tindakan Kelas
Ketiga, pemanfaatan aplikasi belajar bahasa Inggris perlu dikontrol secara konsisten. Ke depan, aktivitas literasi harus juga diisi dengan kegiatan bahasa Inggris dengan memanfaatkan aplikasi Mahir Belajar Bahasa Inggris yang sudah dimiliki anak-anak. Yang perlu diperbaiki hanya soal strategi grouping. Akan dibuat grup-grup kecil agar siswa mendapatkan banyak waktu kesempatan untuk praktek percakapan.
Ada banyak hal lain yang perlu dibenahi di SMK Negeri 1 Satarmese. Ini membutuhkan waktu dan kerja sama semua guru dan siswa.