Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Bahasa Ibu untuk Pendidikan Dasar

Suara BulirBERNAS
Monday, January 15, 2024 | 05:04 WIB Last Updated 2024-01-15T05:26:38Z

Oleh: Sil Joni*


Bahasa Ibu untuk Pendidikan Dasar
Bahasa Ibu untuk Pendidikan Dasar




Bahasa ibu (mother tongue) tidak hanya berisi kumpulan kata-kata sebagai sarana komunikasi, tetapi mengandung logika dan kerangka berpikir. Itu berarti penguasaan terhadap Bahasa ibu, menjadi modal yang bagus dalam mengembangkan kemampuan bernalar atau berpikir logis.


Baca: Boganatar: "Saat Kembali", Berkisah, Bernostalgia dan Memberi Makna"


Jika kita setuju dengan tesis ini, mengapa Bahasa Ibu tidak digunakan sebagai medium pembelajaran di sekolah? Saya kira, kita telah 'memaksa' anak untuk memahami materi pembejaran dengan memakai Bahasa Indonesia. Kekerasan verbal (berbahasa) ini tentu berpengaruh terhadap tingkat penerimaan dan kegembiraan anak terhadap proses pembelajaran di sekolah.


Selain itu, penggunaan bahasa nasional apalagi bahasa asing dalam proses pembelajaran, berpengaruh terhadap cara bernalar anak. Mereka mesti mengikuti 'pola pikir' yang terkandung dalam bahasa lain itu. Ada semacam keterputusan metode penalaran yang telah terbangun melalui Bahasa ibu sebelumnya.


Mungkin perlu dipertimbangkan agar bahasa ibu tidak hanya dipakai untuk berkomunikasi dalam keluarga dan lingkungan masyarakat, tetapi juga sebagai 'bahasa pembeljaran' dalam kelas khususnya untuk level pendidikan anak usia dini dan tahun-tahun awal pendidikan dasar (SD). Saya kira, anak dalam rentang usia seperti itu lebih mudah mengerti tentang sesuatu jika dijelaskan menggunakan Bahasa ibu.


Baca: Respons Bupati Edi Terhadap ASN yang Terlibat "Judi Daring"


Anak usia PAUD misalnya, terpaksa memikul beban ganda saat berada di sekolah. Pertama, mereka mesti paksa diri untuk berbicara dalam Bahasa Indonesia. Kedua, mereka juga dituntut untuk mengikuti pembelajaran yang semuanya menggunakan Bahasa Indonesia. Demikian juga anak yang berada pada tahun-tahun awal di level sekolah dasar (SD). Apakah hal ini tidak membuat anak terbebani?


Saya sendiri merasa 'sangat bersalah' sebab kedua anak saya 'tidak dibiasakan' untuk menggunakan Bahasa Ibu. Kami terlalu 'menganggap' Bahasa Indonesia sebagai 'bahasa anak pintar'. Padahal, kecerdasan itu tidak ditakar dari segi penggunaan Bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari.


Kita tahu bahwa Bahasa Ibu merupakan bagian dari kearifan lokal yang harus dilestarikan. Untuk itu, mengajarkan Bahasa Ibu sebetulnya tak kalah penting dari mengajarkan Bahasa Asing kepada anak.


Sudah saatnya Bahasa Ibu diajarkan kepada anak agar si anak dapat bergaul dengan lingkungan keluarganya ataupun orang - orang terdekatnya. Dengan itu, anak tidak mudah tercerabut dari lingkungan budaya di mana dia tinggal.


Jadi, Bahasa Ibu ini penting dalam membentuk kerangka berpikir seseorang. Belajar berbicara dalam Bahasa Ibu sangat perlu bagi perkembangan anak secara menyeluruh. Kemampuan berbahasa Ibu bisa dilihat sebagai fondasi seseorang mempelajari bahasa lain. Jangan paksa anak untuk keluar dari 'akar tunjang' kebudayaannya.


Oleh sebab itu, salah satu cara supaya Bahasa Ibu atau Bahasa Daerah tidak hilang adalah menerapkan kepada anak - anak untuk selalu bertutur dalam Bahasa Ibu. Mengajari anak Bahasa Ibu  tidak hanya bisa melestarikan bahasa asli Indonesia, namun juga membuat anak tidak lupa akan asal usulnya.


Baca: Dengar Konser atau Berdoa?


Kepada para guru yang mengajar di PAUD dan SD kelas 1, tidak perlu ragu apalagi malu untuk memakai Bahasa Ibu dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Bahasa Ibu itu bukan bahasa yang rendah mutunya. Kualitas proses pendidikan tidak bergantung dari bahasa apa yang kita pakai.



*Penulis adalah Warga Mabar. Tinggal di Watu Langkas.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bahasa Ibu untuk Pendidikan Dasar

Trending Now

Iklan