Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Boganatar: "Saat Kembali", Berkisah, Bernostalgia dan Memberi Makna"

Suara BulirBERNAS
Thursday, January 11, 2024 | 07:24 WIB Last Updated 2024-01-11T01:10:43Z
Boganatar: "Saat Kembali", Berkisah, Bernostalgia dan Memberi Makna"
Boganatar: "Saat Kembali", Berkisah, Bernostalgia dan Memberi Makna"



Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*)




Tempat ini bukan baru bagi saya. Tahun 2005 silam (sekitar 19 tahun lalu), saya bersama teman-teman SVD angkatan 2002 Ledalero sering datang ke tempat ini. 


Baca: Respons Bupati Edi Terhadap ASN yang Terlibat "Judi Daring"


Demikianpun saat jadi imam, saya sering membantu Pastor dan umat di sini. Bahkan yang terheboh adalah "menjadi Pastor Paroki Ad Interim" di sini. Mengapa terjadi begitu? Alasannya: karena Pastor Paroki Legal-formal, Pater Fredy Mikel, SVD mengikuti "Nemi Course" di Roma, kalau tidak salah, tahun 2018. Jadilah saya yang dimintai pertolongan "melayani umat" di Paroki ini dari Kolit hingga Watutena, dari Hikong menuju Kringa.


Nama Paroki ini adalah PAROKI SANTO YOHANES PEMANDI BOGANATAR-KEUSKUPAN MAUMERE.


Paroki Boganatar itu merupakan Paroki paling timur dari wilayah Keuskupan Maumere, berdekatan dengan Paroki "SAMARASA" HOKENG-KEUSKUPAN LARANTUKA-REGIO NUSA TENGGARA TIMUR, wilayah paling barat Keuskupan Larantuka, tempat saya dan tiga orang anggota Tarekat Sabda Allah berkarya. Saya menyebut nama Konfrater tersebut: Pater Maxi Seno, SVD, Pater Domi Suban, SVD, dan Pater Yoakim Sina, SVD.


Kedekatan teritori/kewilayahan dan Konfraternitas SVD serta kolegialitas Imamat menyebabkan kami "lebih mudah berkomunikasi dan berkoordinasi secara efektif". Di sisi lain katolisitas dan kemanusiaan tak terelakan menjadi faktor-faktor penguat juga penentu pertimbangan  rasional, historis, dan riil.


Baca: Dengar Konser atau Berdoa?


Saat kami bersama umat di Paroki Hokeng mengalami bencana erupsi dan letusan gunung berapi Lewotobi (sejak menjelang Natal tahun 2023 hingga kini (11/1) bahkan tak tahu kapan berakhirnya bencana ini, kami lebih "memprioritaskan" memilih Pastoran Paroki Boganatar sebagai tempat yang "nyaman" untuk mengungsi. 


Kedekatan teritorial antara Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka ini menyebabkan kami mudah menjangkau dan dijangkau. Kami mudah menjangkau Boganatar dan insan Boganatar bisa menjangkau wilayah dan orang Hokeng. Itulah yang menjadi alasan mendasar sehingga warga umat Paroki Hokeng Keuskupan Larantuka dan umat Paroki Boganatar banyak yang mempunyai hubungan darah juga perkawinan. 


Saat mengungsi, kemarin, Rabu (10/1) saya begitu kaget karena bertemu banyak umat terkasih dari Paroki Hokeng yang mengungsi di Boganatar. Ada yang mengungsi ke Hokong, Natar Gahar, Kringa, Boganatar, dll. Saat mereka melihat saya, mereka langsung datang dan berkisah tentang banyak hal, antara lain: pengalaman lari malam-malam dari Hokeng ke Boganatar karena bencana letusan gunung api. Mereka berkisah tentang banyaknya keluarga mereka di Boganatar.


 Mereka berteimakasih pula kepada Tim Pastor di Boganatar yaitu Pater Yeremias Puri Koten, SVD dan Pater Vincent Neonbasu, SVD serta DPP dan umat Paroki Boganatar yang menerima dengan penuh hospitalitas (keramahan menerima tamu). 


Wakil pengungsi juga berterima kasih tak terhingga kepada Pemda Sikka, c.q. Dinas Sosial, Tagana, BPBD, Tenaga Kesehatan, Pemerintah Kecamatan Talibura, Pemdes, dll yang begitu cepat tanggap serta melayani kebutuhan pengungsi dari Flores Timur. "Kami merasa diterima sebagai keluarga mereka dan dilayani dengan sangat baik. Ini pengalaman luar biasa dan bermakna", kata seorang penuda jitam manis dari Padang Pasir-Hokeng kepada saya.


Baca: Tubuh Kurus dan "Tak Terurus (Sebuah Catatan Reflektif)


Saat saya bertemu dengan Kepala Dinas Sosial juga staf TAGANA dan BPBD Sikka, saya meneruskan ucapan terima kasih dan kesan pengungsi tetsebut kepada para pejabat Sikka. Mereka merasa diapresiasi dan kerja kerja mereka membuahkan hasil. Tak ada hal yang lebih membahagiakan selain karya kita dirasakan oleh penerima kebaikan dan mereka merasa bersyukur dan berterima kasih untuk pelayanan tersebut.


Boganatar adalah "saat kembali, berkisah, bernostalgia dan memberikan 1001 macam Pengalaman bermakna, momen memaknai dan berdinamika dalam kehidupan saya.


Boganatar, Kamis nan manis, usai misa pagi, Kamis, 11 Januari 2024.


*) Penulis adalah bagian dari eksistensi Paroki Boganatar dalam satu tahapan kisah kehidupan.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Boganatar: "Saat Kembali", Berkisah, Bernostalgia dan Memberi Makna"

Trending Now

Iklan