Gereja Bukan Tempat Herodes: Mencari Dan Mempertahankan Posisi Atau Jabatan (Mat 2:1-12) |
“Sebagian dari kita yang selalu takut akan kehilangan posisi strategis dan jabatan di tempat kerja termasuk di lingkungan paroki maka untuk membenarkan ketakutan mereka, mereka mulai menganggap remeh orang lain, hanya mereka yang mampu dan bahkan menjelekkan nama baik sesama serta pastor paroki. Ada yang takut kehilangan posisi dan jabatan maka mulai mencari muka, tebar peson dengan bos atau pastor paroki.”
Yang abadi dan selalu diingat oleh sesama serta umat kita adalah Kerendahan hati, Keterbukaan pada semua orang dan Kejujuran. Posisi dan jabatan baik dalam pekerjaan maupun di lingkungan paroki selalu ada batas waktu dan sementara saja.
Melalui Perayaan Hari Raya Penampakan Tuhan, kita bisa belajar pada teladan baik Tiga Orang Majus atau Tiga Raja dari Timur. Mereka (Baltasar, Melkior dan Gaspar) adalah raja juga, tetapi mereka menunjukan kerendahan hati, keterbukaan dan kejujuran mereka dengan menerima Yesus sebagai Raja Agung Semesta.
Tidak seperti Herodes yang karena takut kehilangan posisi dan kedudukan ia mencari dan membuat cara yang licik untuk membunuh Yesus dengan menipu Tiga orang Majus bahwa ketika menemukan Yesus segera beritakan kepadanya agar iapun ikut menyembah Yesus. Sebuah cara licik dan penuh kebohongan yang dipertontonkan oleh Herodes.
Baca: Jadi Orang Muda Berkelas (Natal dan Tahun Bersama Muda-mudi Watu Langkas)
Ketiga orang Majus mengikuti Bintang sejak dari Timur sebagai penuntun dan terang bagi jalan mereka menampakkan Kerendahan hati mereka untuk menerima Yesus sebagai Raja dan Terang dunia. Kerendahan hati mereka itu ditunjukan melalui persembahan yang mereka bawa untuk Yesus (Emas, Kemenyan dan Mur). Makna dari mengikuti bintang sebagai Terang perjalanan mereka dan persembahan yang mereka bawa untuk menyembah Yesus adalah bahwa mulai sekarang Yesus yang merajai hidup mereka sebagai Raja dunia dan Yesus yang menerangi hati dan pikiran mereka sebagai Terang dunia.
Kita juga baik itu umat, pastor paroki, biarawan-biarawati memiliki kerendahan hati, keterbukaan dan kejujuran dalam hidup dan pelayanan kita kalau Yesus yang merajai hidup kita dan menerangi hati serta pikiran kita. Kita mampu untuk menerima sesama kita, kita mampu menerima umat dan pastor paroki kita, saling menerima sesama suster kita dan tidak takut kehilangan jabatan, posisi serta tidak takut misalnya ditolak kaul kekal kalau Yesus yang merajai kita.
Kita memiliki pemahaman yang baik bahwa semua jabatan dan kedudukan yang dipercayakan kepada kita hanyalah sementara dan ada batasnya kalau Yesus menjadi Terang yang menerangi hati dan pikiran kita.
Baca: Pastor Paroki Narang Beri Apresiasi Suara Emas Siswa/i SMKN 1 Satarmese Saat Misa Nikah di Waecepang
Kelakuan dan tabiat Herodes tidak hanya kita temukan dalam dunia kerja dan politik, tetapi jiuga kita temukan dan rasakan di lingkungan paroki dan biara. Ada yang takut kehilangan jabatan dan kedudukan sebagai wakil ketua DPP atau ketua stasi dan diganti oleh yang lain maka yang dilakukan adalah mempengaruhi orang lain untuk menjelekka sesamanya termasuk menjelakkan pastor paroki. Dan kalau diganti mulai marah dan kecewa, tidak mau ke gereja di parokinya sendiri tetapi mengikuti misa di paroki lain.
Ada juga pastor yang tahu akan dipindah maka akan memberikan banyak alasan agar tidan dipindah salah satunya misalnya bangunan pastoran atau aula paroki belum selesai.nDalam kehidupan membiara, ada anggota yang menjadi spion untuk menjelekkan sesama anggota agar tidak diterima kaul kekal misalnya dan hanya dia yang diterima. Pokoknya dihadapan pimpinan dialah yang paling baik, sedangkan yang lain tidak. Walau kenyataan yang terjadi justru sebaliknya.
Kebiasaan dan tabiat seperti ini menunjukan dengan jelas bahwa bukan Yesus yang merajai dan menerangi hati dan pikiran kita melainkan Herodes. Mereka berpikir bahwa posisi dan kedudukan yang dipercayakan kepada mereka adalah bersifat kekal abadi sampai mereka meninggal. Mereka berpikir bahwa hanha mereka yang memiliki kemampuan sedangkan yang lain tidak.
Seharusnya kita ingat bahwa apapun kedudukan dan jabatan kita, hanya Yesus yang disembah dan dilayani. Maka ketika ada yang kecewa dan marah karena diganti, masih ada alasan bangunan belum selesai ketika hendak dipindah dan masih menjelekkan sesama anggota dihadapan pimpinan itu artinya pelayanan mereka bukan agar Yesus disembah dan dilayani melainkan agar diri mereka sendiri yang disembah dan dilayani.
Baca: Tips Agar Tidak Jatuh dalam Dosa
Maka yang paling penting daru semua jabatan dan kedudukan adalah Kerendahan hati, keterbukaan dan kejujuran yang kita nampakan dan persembahkan kepasa Yesus sebagai bahan persembahan kita sebagai ungkapan penghormatan kita kepada Yesus sebagai Raja dan Terang dunia serta ungkapan penyerahan diri dan hidup kita kepada-Nya. Amen.
Hari Raya Penampakan Tuhan
07-Januari, 2024
Tuan Kopong msf