Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

"In Memorian" Dede Julius Badar, Penjahit Senior Di Balik Jahit Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero

Suara BulirBERNAS
Monday, January 29, 2024 | 13:52 WIB Last Updated 2024-01-29T08:35:44Z

Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*)


"In Memorian" Dede Julius Badar,  Penjahit Senior Di Balik Jahit Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero
"In Memorian" Dede Julius Badar,  Penjahit Senior Di Balik Jahit Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero





Tahun itu, tahun 2002. Itulah pertama kali saya, dan teman-teman dari Novisiat Santo Yosef Nenuk-Atambua (angkatan tahun 2000-2002) menginjakkan kaki di Ledalero. 

Nama Ledalero adalah nama yang sangat akrab atau familiar dan tentu tenar di telinga saya yang berasal dari kampung di Manggarai Timur. Saya mendengarkan nama itu, kira-kira sejak kelas 4 Sekolah Dasar di SDI Golo Kilit-Lengko Ajang.


Sudah diberitahukan oleh kakak senior bahwa biasanya saat pertama kali memasuk kompleks Ledalero yang sangat luas, tempat penting yang mesti diketahui adalah kamar tidur, kamar mandi, kamar makan, ruang kuliah, kapela,  sekretariat, perpustakaan, aula, dan jangan lupa bilik cuci dan bilik jahit. Tahu to? Mengapa harus ke bilik cuci? Yah, supaya mencuci pakaian kotor kita. Lalu untuk apa ke bengkel jahit? Ya, kita ke bengkel jahit, untuk menjahit pakaian robek, jubah robek, handuk robek dan segala kain yang robek. Untuk kerobekan di luar kain, itu urusan pihak lain.


Sejak saat itu (2002) hingga tamat di Ledalero tahun 2009, saya sangat sering berjumpa dengan almarhum Bruder Silvester Huba, SVD, Dede Juli Badar dan para staf di Bilik/Bengkel Jahit Ledalero.


Di luar jam dinas, saya dan Dede Juli masih memunyai hubungan kekerabatan. Kami profesional. Jam kerja ya kerja. Jam keluarga ya keluarga.


Tentang kekeluargaan kami itu ada penjelasannya. Kami didekatkan oleh Bapa Paskalis Sirajudin yang mengambil Mama Aloysia Roja sebagai "jantung hati". Dede Julius dengan Mama Alwis masih keluarga.

Bapa Paskalis dengan mama kandung saya berkerabat dekat. Secara adat Manggarai Timur, saya harus memanggil Bapa Paskalis itu Om/Paman. Kira-kira begitulah ceritanya. 


Dede Juli Badar lumayan sering ke Lengko Ajang untuk liburan ataupun saat ada acara keluarga di Manggarai Timur. Kostum di foto yang saya muat ini adalah motif Congkar-Manggarai Timur. Beliau sendiri yang merancang dan menjahitnya. Keren bukan main.


Mengenai pribadi Dede Julius Badar, Bapa Paskalis memberikan kesaksian sangat berkesan:

"Dede Juli orang baik. Beliau selalu berbaik hati dengan semua orang. Semua orang disapanya dengan kelembutan dan penuh perhatian".  Demikian isi pesan WhatsApp Bapa Paskalis Sirajudin pada Sabtu, 27 Januari sekitar jam 11.00 siang.

**


Sejak saya TOP (di Paroki Santa Theresia Kefamenanu tahun 2006-2007), Diakon dan Imam baru (di Kantor Ekonom Provinsi SVD Ende, 2009-2010), kami mulai jarang bertemu karena beda tempat tugas. 

Sejak tahun 2010 sampai 2017, saya berada di luar Ledalero-Maumere. Maklum, ada tugas pelayanan dan misi Kerajaan Allah dan Tarekat SVD demi pelayanan kepada Tuhan dan umat Allah terkasih.


Bertemu Kembali dengan Keluarga Maumere 


Ternyata, setelah 8 atau 9 tahun meninggalkan Ledalero, saya kembali ke Ledalero. Tugas saya yakni sebagai Anggota, Sekretaris sekaligus Bendahara Komisi Sejarah Provinsi SVD Ende (sejak Mei 2017 saya masuk ke Ledalero kembali hingga tahun 2023 kemarin, bulan Oktober)


 Jadi, saya ada, hidup dan berkarya di Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero sekitar 6 tahun lebih ( Mei 2017- Oktober 2023). Ya hanya 6 tahun lebih. Dalam masa itu banyak tugas kain yang saya emban. Sebut beberapa di antaranya: Pastor Moderator untuk PaguyubanFratres SVD Ledalero Asal Manggarai Raya, Penasihat Rohani KSP KOPDIT OBOR MAS, Pastor Moderator Paguyuban Kerukunan Keluarga Toraja-Maumere, Penasihat Rohani untuk kelompok "AC MILAND= Arisan Congkar Maumere dan sImpatisan Lengko AjaNg Diaspora"; Tim Moderator Sant Egidio- Maumere; Tim Pastor Moderator untuk Para Kelompok Tani Kolisia-Maumere, Terlibat dalam kegiatan KBMR, Aktif sebagai anggota Lembaga Forum Diskusi Cendikiawan Maumere asal Manggarai/ Lembaga FORDICAMM, dll. Syukur dan terima kasih untuk semua pengalaman baik tersebut.


Dede Juli: Dekorator dan Penjahit serta Bapa Kost yang Tegas


Siapa orang di Paroki Santo Yosef Pekerja Wairpelit-Keuskupan Maumere yang tidak mengenal Dede Juli? 

Dekorasi indah di Gereja Pusat Paroki adalah sentuhan jari estetisnya. Begitupun di lingkungan dan KBG.


Sebagai penjahit, Dede Juli Badar tak diragukan lagi. Bilik jahit Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero adalah saksi bisu dari pekerjaannya selama puluhan tabun. Para Frater, Bruder dan Pastor SVD lebih dari 25 angkatan adalah saksi hidup.


Tentang Anak Kost di Kompleks


Di kompleks rumah Dede Juli Badar, ada banyak anak kost yang kuliah di Ledalero. Saya sering juga ke tempat ini. Bukan mengunjungi anak kost tapi lebih sering ke rumah Dede Ave dan Bibi Edel sekeluarga.


Kebanyakan yang kost di kompleks, tempat Beliau tinggal adalah mantan frater dari banyak biara juga awam murni, khususnya lelaki. Mereka ini didampingi, diperlakukan dengan baik. Banyak keluarga baru di Ribang itu.


Sebagai Pastor yang sering punya jadwal tetap misa di Paroki Waurpelit, saya juga sering misa di Paroki Santo Yosef Pekerja Wairpelit saat Pater Goris Sabon, SVD menjadi Pastor Paroki. 

Bahkan, saya diminta oleh Pater Goris untuk "menjaga Paroki Wairpelit sepekan" saat Beliau mengikuti sidang sepekan di Mataloko-Ngadha. Saya juga sering misa di lingkungan Ribang, Woloara, Gere, Guru, Napung Kabor, dll.


Lalu, bulan Oktober 2023 saya dipindahkan ke Paroki Hokeng dengan SK resmi Pimpinan Tarekat dan Pimpinan Gereja Lokal Keuskupan Larantuka. Jauh lagi deh dengan Maumere. 


Jangan cemas. Saya masih sempat ke Maumere. Saya masih lumayan banyak urusan dengan keluarga di sana, membeli kebutuhan, mengikuti acara di kantor KSP KOPDIT OBOR MAS, ada pernikahan, acara kedukaan, dll.

**


Ternyata Itu Pertemuan Terakhir


Lalu, tibalah saat itu. Saat saya bertemu terakhir dengan Dede Juli Badar.

Saya bertemu Beliau yang terakhir kali, pada hari Sabtu lalu (20/1/2024) saat saya pulang dari Komunitas Ledalero. Saat itu hujan baru reda. Jamu hendak ke Maumere dan seterusnya kembali me Pastoran Paroki Hokeng.


Dede Juli mau pulang ke Ribang. Beliau membawa galon kosong, tak berair.

Beliau berdiri di depan unit Agustinus Ledalero, di pinggir jalan negara Trans-Flores.


Melihat Beliau, saya langsung meminta sopir Paroki Hokeng, Om Yos Lewuk, untuk menghentikan mobil. Saya mengucapkan selamat siang kepada Dede Juli. Lalu saya bertanya: "Dede mau pulang?". Beliau menjawab: "Aduh, kami punya Nong Pater. Datang kapan dari Hokeng? Ya, saya mau pulang ke rumah".


Saya menjawab: "Baru beberapa menit yang lalu. Saya dan Om Yos mengantar Pater Gebi Muki, SVD ke Ledalero dan seterusnya dengan mobil Ledalero menuju ke Mataloko untuk mengikuti sidang Kapitel Provinsi SVD Ende (21-28 Januari 2024). Sekarang, kami mau lulang ke Hokeng".


Lalu saya mempersilahkan Dede Juli untuk masuk ke mobil kami. Saya memberikan "ucapan terima kasih" kepada Beliau, karena menjahit Alba Baru untuk saya sebelum saya dipindahkan ke Paroki Hokeng. 

Alba baru tersebut dibayar oleh Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero untuk saya.  Terima kasih Pater Rektor Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero (RP. Dr. Yosef Keladu, SVD) atas rekomendasi tertulis Beliau ke kantor Ekonom Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Terima kasih juga kepada Pater Ekonom Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero (RP. Anton Jemaru, SVD) atas terkabulnya permohonan saya untuk menjahit Alba baru. 

Disposisi Pater Ekonom ke staf Bilik Jahit Ledalero, Dede Juli Badar, dkk, sungguh mempercepat penyelesaian penjahitan Alba saya. 

Saat membawa proposal penjahitan alba, saya diterima oleh Dede Juli dan staf di Bilik jahit dengan baik dan mereka menjahit Alba dengan sangat cepat. Hasilnya memuaskan saya, cocok di badan saya. Saya jadinya lebih percaya diri kalau memakai alba tersebut. 


Itulah secuil kisah yang menjadi bahan permenungan saya di saat Dede Juli telah meninggal.

Terima kasih Dede Juli atas pengabdianmu di bengkel jahit Seminari Tinggi Ledalero selama puluhan tahun. 


Untuk diketahui, Dede Julius Badar lahir di Ribang pada 16 Juni 1972 dan meninggal di Maumere pada hari Jumat tanggal 26 Januari 2024. Itu berarti Beliau meninggal dalam usia sekitar 51 tahun lima bulan.


Maafkan kami untuk semua kekhilafan kami. 

Selamat jajan menuju Rumah Abadi di Surga. 

Kami mendoakan keselamatan kekalmu dan mohon doakan keluarga yang ditinggalkan dan kami semua yang sedang berziarah di bumi ini.  

Sekali lagi, Selamat jalan ke hadirat Allah, Dede Juli.

Surga tempat abadimu.

Amapu Benjer.




Hokeng,

Sabtu, 27 Januari 2024, 

pkl. 06.35-07.15 WITA.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "In Memorian" Dede Julius Badar, Penjahit Senior Di Balik Jahit Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero

Trending Now

Iklan