Kebaikan Merupakan Aplikasi Kasih Sejati |
Belajar dari Minyak, Anggur dan Keledai serta Penginapan. Bdk. Injil Lukas 10:25-37)
Kebaikan Merupakan Aplikasi Kasih Sejati
Dalam ajaran Katolik ada tiga keutamaan yakni iman, pengharapan dan kasih. Hal yang terbesar dari ketiganya adalah kasih. Esensi kasih adalah menghendaki kebaikan dan kebahagiaan dari subyek yang menerimanya. Oleh karena itu penting di sini untuk memberikan penekanan tentang "kebaikan dan kebahagiaan". Mengatakan bahwa aku mengasihi kamu berarti saya mengehendaki adanya kebaikan dan kebahagiaanmu! Contoh: Perbuatan karitatif dan sumbangan atau donasi atas dasar kasih, yang diberikan kepada para korban bencana alam erupsi dan letusan gunung berapi Lewotobi-Flores Timur dengan 3 warga Paroki terdampak yakni Paroki SAMARASA (SAnta MAria RAtu Semesta Alam) Hokeng, Paroki Watobuku, dan Paroki Lewotobi, yang datang dari banyak pihak, entah pemerintah, CARITAS, BIARA-BIARA atau Kongregasi religiys, LSM, JPIC SVD, SSpS, dan TRUK-F, maupun dari keluarga atau individu tertentu. Saya juga boleh menyebut, Susteran ALMA se-pulau Flores, Pastor dan umat Paroki Santo Yohanes Pembaptis RITAEBANG, Orang Muda Katolik (OMK) Waibalun-Larantuka, OMK Kewapante Maumere, Pastor dan umat Paroki Watubala, Keluarga besar KSP KOPDIT OBOR MAS MAUMERE, dan banyak pihak yang tak bisa saya sebutkan satu per satu. Intinya, mereka semua telah mengaplikasi tindakan kasih secara nyata yakni perbuatan baik.
Baca: Bersyukur Sebagai Wujud Nyata Beriman
Untuk menegaskan perbuatan baik dan belaskasihan sejati baik secara badaniah maupun rohaniah, saya akan menunjukkan referensinya kepada pembaca, yakni buku Cerita Kudus halaman 186-188. Intinya sebagai berikut:
Pertama, Tujuh Perbuatan Belaskasihan Badaniah:
1.1. Memberi makan kepada yang lapar.
1.2. Memberi minum kepada yang haus.
1.3. Memberi pakaian kepada yang telanjang.
1.4. Memberikan tumpangan kepada orang asing.
1.5. Mengunjungi para tawanan di penjara.
1.6. Melawati orang yang sakit.
1.7. Menguburkan dan mendoakan keselamatan kekal orang yang meninggal.
Kedua, Perbuatan Belaskasihan Rohaniah:
2.1. Menegur pendosa atau penjahat supaya bertobat.
2.2. Mengajar yang tidak tahu (mengajarkan mereka tentang doa, baca dan renungkan Kitab Suci, Pengetahuan umum Katolik, dll).
2.3. Memberikan nasihat yang baik kepada yang bimbang.
2.4. Menghibur orang yang sedang bersedih.
2.5. Bersahabat sengan orang yang rewel atau cerewet.
2.6. Suka memaafkan orang yang suka menghina kita.
2.7. Mendoakan orang yang hidup (supaya berbahagia di dunia) dan orang mati (supaya bahagia di surga).
Ketiga, Ciri-ciri orabg yang dewasa' dalam iman:
3.1. Berdoa pagi dan malam.
3.2. Buang hal sia-sia dan penyembahan berhala.
3.3. Mengikuti ibadah atau misa hari Minggu.
3.4. Memelihara Bapa dan ibu yang sudah tua.
3.5. Berbuat baik kepada sesama.
3.6. Berlaku pantas, suci dan sopan.
3.7. Menghormati milik sesama.
3.8. Menjaga nama baik sesama dan membela kebenaran.
3.9. Reka berkorban untuk Paroki dan Gereja.
3.10. Membaca dan menghayati isi Kitab Suci/Alkitab.
Baca: Studi Bersama Memaknai 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia, Sedekenat Larantuka
Belajar dari Sifat dan Fungsi Minyak dan Anggur
*). Minyak itu melenturkan yang kaku. Bandingkan minyak pijat, minyak zaitun, kemiri, damar, kenari, rempah-rempah dll. Di samping itu minyak juga berfungsi untuk mempercepat penyembuhan ketika kita terluka. Ketika kita mampu menyembuhkan diri kita yang yang terluka dan juga menyembuhkan orang lain yang terluka, sesungguhnya kita menjadi penyembuh yang terluka (the wounded healer).
*). Anggur itu mengandung alkohol. Dia berfungsi membunuh kuman, bakteri, amoeba, dll. Tentunya dalam dosis yang diatur dengan benar.
Belajar dari Sifat Keledai
Keledai itu dianggap sebagai binatang paling bodoh, tetapi dia memunyai keutamaan, antara lain:
1). Hidup hemat, cermat. Dia memunyai investasi kehidupan; dia menyimpan makanan minuman di dalam "tembolok" lehernya).
2). Keledai merupakan binatang yang tangguh.
3). Di samping memikul beban hidupnya sendiri, dia juga sanggup memikul beban orang lain. Dia pernah memikul orang dianiaya oleh si penyamun. Luar biasa, keledai.
Semoga kitapun sanggup mengambil makna dari sifat keledai yakni: hidup hemat, cerdas, cermat. Kita menjadi pribadi yang kuat. Kita mesti sanggup memikul beban dan masalah sendiri juga beban dan masalah orang lain. Biarkan orang lain bahagia karena kita membahagiakan mereka.
Belajar dari Penginapan
Penginapan merupakan tempat yang nyaman, aman, membuat orang merasa betah (at home). Di penginapan, orang bisa menikmati kehidupan dengan tenang dan bahagia.
Semoga kita bisa belajar dari manfaat dan fungsi penginapan yakni memberikan rasa nyaman dan aman. Kita perlu memastikan orang lain merasa betah (at home) saat bersama kita. Kita memberikan aura positif supaya orang bisa menikmati kehidupan dengan tenang dan bahagia di bumi ini karena kita menolong mereka untuk lebih tenang, lebih nyaman dan lebih bahagia.
Baca: Salib Adalah Tentang Nilai dan Bukan Rasa Perasaan
Mari, sama saudara dan saudariku sekalian, kita berjuang dan belajar dari Minyak, Anggur, Keledai dan Penginapan untuk memancarkan kebaikan dalam hidup sebagai aplikasi nyata dari kasih sejati. Semoga kita dimampukan oleh rahmat Tuhan, dukungan sosial dan komitmen pribadi yang kian teguh.
Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*)
*) Penulis adalah dia yang diinspirasi oleh keutamaan kristiani yakni iman, harapan dan kasih. Dia akui bahwa yang terbesar dari ketiganya adalah kasih. Aplikasi kasih adalah perbuatan baik.