Persaudaraan Adalah Berjalan Bersama |
“Sesama orang Katolikpun kerap saling bermusuhan. Artinya sebagian umat Katolikpun belum mampu menjadi saudara seiman atau keluarga dan juga sebagianpun masih membangun jarak perbedaan antara yang satu dengan yang lain.”
Baca: Strategi Efektif Pastoral "GPK" di Paroki Sta. Theresia Lengko Ajang-Keuskupan Ruteng
Dalam pengalaman, jangankan dengan yang berbeda agama dengan kita. Wong sesama Katolikpun kerap ditemukan mentalitas;
“Saat memiliki uang saya adalah saudara mereka. Saat membutuhkan saya, saya diakui sebagai saudara, sahabat dengan berbagai gelar panggilan, namun saat terpuruk, semuanya pergi bahkan tak ada satupun yang menanyakan keadaan sekedar sms atau wa dan tidak mengakui lagi sebagai saudara dan sahabat.”
Banyak yang mengalami situasi seperti ini. Ketika mendapatkan bantuan dan perhatian, disanjung-sanjung namun ketika tidak lagi mendapatkan bantuan dan perhatian; “good bye brotherhood.”
Baca: Menabur Kebaikan, Menuai Keselamatan
Kita kerap melihat persaudaraan hanya sebatas; “apa yang bisa saya dapatkan dari dia atau mereka dan apa yang dia atau mereka berikan kepada saya.” Artinya ukuran persaudaraan dan persahabatan adalah ukuran memuaskan dan memenuhi keinginan pribadi.
Di sisi lain, persaudaraan antar sesama umat Katolik seringkali tidak menampakan wajah dan makna Gereja sendiri sebagai Persekutuan (Communio) atau Paguyuban karena selalu ada kecemburaan antar umat yang satu dengan yang lain bahkan antar umat dengan imamnya. Kecemburuaan ini yang kemudian melahirkan perasaan iri hati, sentimen dan fitnah yang kerap mewarnai wajah Gereja sendiri.
Selama umat atau pastor itu dekat dengan saya maka segalanya pasti baik termasuk semua keburukan selalu baik adanya. Namun ketika saya dicuekan oleh mereka maka semua yang baik menjadi buruk semua dan hancur berantakan. Persaudaraan dan persahabatan jenis ini adalah persaudaraan domba berbulu singa.
Persaudaraan dan persahabatan sejati adalah persaudaraan dan persahabatan yang dimaknai sebagai berjalan bersama. Berjalan bersama artinya merasakan dan mengalami segala situasi yang dialami dan dirasakan oleh saudara dan sesama kita sebagai umat Katolik, termasuk situasi terpuruk sekalipun yang dihadapi oleh sesama kita yang nota bene juga adalah umat Katolik.
Persaudaraan dan Persahabatan yang diajarkan oleh Yesus adalah berjalan bersama dalam arti menjadi teman dan saudara dalam situasi apapun tanpa ada kecemburuan, iri hati dan fitnah meskipun kebaikan dan perhatian kita tidak pernah dihargai. Berjalan bersama artinya mendengarkan dan merasakan persoalan yang dihadapi dan menasehat secara bijak serta meneguhkan dan menguatkan.
Baca: Rabu Abu, Valentine’s Day Dan Pilpres 2024: Kekuatan Cinta Tanpa Ukuran
Berjalan bersama artinya yang tidak baik dilakukan oleh sesama kita bukan menjadi senjata untuk menghancurkan dia, tetapi juga menjadi koreksi atas tingkah laku kita dan menjadi jalan untuk menasehati dan memberikan pencerhan yang arif dan bijaksana agar adanya pertobatan. Bukannya membuatnya semakin terpuruk dengan cerita panjang disertai bumbu yang super pedas serta meninggalkannya.
Seorang Katolik sejati adalah yang mampu menjadi saudara dan sahabat bagi siapapun tanpa menuntut balasan untuk diperhatikan dan dihargai melainkan selalu menjadi jalan kebaikan meskipun terluka.
Manila: 23-Januari, 2024
Oleh: RP. Tuan Kopong MSF