Rabu Abu, Valentine’s Day Dan Pilpres 2024: Kekuatan Cinta Tanpa Ukuran (ilustrasi: google) |
“Ukuran mencintai Allah adalah mencintai tanpa ukuran” (St. Bernardus de Clairvaux).
Pilpres 2024 bertepatan dengan salah satu peristiwa iman Gereja Katolik yang Agung yaitu Rabu Abu, yang mana dengan penerimaan Abu Gereja Katolik memasuki masa Pra Paskah masa pertobatan yang diwujudkan dalam doa, puasa dan pantang untuk merenungkan peristiwa Sengsara dan Wafat Yesus Kristus atau peristiwa Jalan Salib Kristus.
Baca: Kebaikan Merupakan Aplikasi Kasih Sejati
Dan Perayaan iman Rabu Abu tahun 2024 juga bertepatan dengan hari Kasih Sayang sedunia yang biasa dikenal sebagai Valentine’s day. Perayaan Rabu Abu sebagai tidak hanya menjadi perayaan pertobatan dalam puasa dan pantang namun juga sebagai jejak pertama pengenangan cinta dan solidaritas Allah bagi umat manusia yang ditandai dengan keputusan cinta yang luar biasa dari sang Anak yaitu Yesus Kristus untuk memilih bukan berdasarkan kehendakNya sendiri namun karena cinta Allah sendiri yang menjadi alasan dalam pengambilan keputusan.
Perayaan iman Rabu Abu adalah ungkapan cinta yang transenden, cinta yang melampaui keegoisan dan kesempitan cinta diri. Rabu Abu adalah sebuah peziarahan cinta yang melampaui segala ukuran cinta karena Allah sendiri menjadi alasan dicintai. Melalui perayaan iman Rabu Abu, kita boleh merasakan cinta Allah yang tak mengenal ukuran, mencintai kita karena Allah adalah Sang cinta. Allah mencintai kita bukan semata karena kedosaan kita, tapi karena Dia sendiri adalah Cinta.
Demikian dengan Valentine’s day. Bukan sekedar perayaan cinta dua sejoli pun pula bukan sekedar perayaan cinta para suami isteri. Melainkan sebuah penegasan kembali bahwa Cinta Allah yang tak mengenal ukuran itu dikenal, dipahami dan dibahasakan melalui cinta tanpa mengenal ruang dan tak usai pada waktu antar sesama umat manusia.
Valentine’s day menjadi sebuah perjalanan cinta kita bahwa mencintai bukan karena dia adalah sesamaku, bukan pula karena dia adalah pacarku ataupun suami dan isteriku, tetapi karena kitapun adalah Cinta yang kepada kita Sang Cinta (Allah) berkenan. Kita menjadi alasan untuk mencintai dan dicintai. Bukan karena karena dia, mereka yang menjadi alasan kita mencintai.
Baca: Bersyukur Sebagai Wujud Nyata Beriman
Perayaan iman Rabu Abu dan Valentine’s day menjadi pijakan menyongsong pilpres 2024 yang akan dilaksanakan pada tanggal 24-Februari mendatang. Bahwa keterlibatan kita dalam pilpres dengan datang ke TPS untuk memilih pertama-tama bukan karena calon yang kita dukung tetapi karena Indonesia. Indonesia menjadi alasan untuk mencintai yang kita ungkapkan dengan tidak menjadi golput.
Pijakan untuk memilih bukan perasaan senang atau fanatisme pada calon yang kita dukung secara “buta” namun pijakannya adalah Getsemani yang adalah awal perjalanan cinta tanpa ukuran. Artinya pilihan kita didasarkan pada sebuah proses perjalanan panjang para calon yang bisa dimaknai sebagai sebuah perjalanan salib yang mana awal perjalanan mereka menjadi sebuah proses pemaknaan keadaban dan etika yang dalam bahasa Yesus; “bukan kehendakKu, melainkan kehendak-Mu” ( bdk. Mrk 14:36).
Pilpres 2024 menjadi kesempatan bagi kita untuk memaknai perayaan iman Rabu Abu dan Valentine’s day sebagai pemaknaan 100% Katolik, 100% Indonesia ketika kita menjadikan Getsemani sebagai pijakan awal perjalanan salib bangsa Indonesia sebagai alasan mencintai melalui keterlibatan dalam pilpres dan bukan perasaan yang “mati” hanya karena fanatisme berlebihan walau pencapaian Tabor tanpa mencicipi Golgota.
Indonesia sebagai alasan mencintai melalui keterlibatan kita umat Katolik dalam pilpres 2024, maka sejatinya mencintai Indonesia berarti mencintai Getsemani dan Golgota yang terekam dalam perjalanan para calon dan bukan sekedar euforia tanpa adab yang justru mengkhianati cinta tanpa ukuran pada bangsa Indonesia.
Baca: Studi Bersama Memaknai 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia, Sedekenat Larantuka
Maka Pilpres 2024 menjadi sebuah kesempatan perwujudan iman dalam bingkai perayaan iman Rabu Abu dan Valentine’s day untuk memperlihatkan kita sebagai 100% Katolik, 100% Indonesia yang memilih karena menemukan jejak perjalanan salib para calon yang telah melewati Getsemani hingga menuju Golgota atau justru memilih yang menikmati Tabor tanpa mau menjejakkan pijakan pada Getsemani dan tak mau mencicipi Golgota.
Manila: 22-Januari, 2024
Oleh: RP. Tuan Kopong MSF