Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Refleksi Tentang Hidup Berkeluarga, "S3" Karena Cinta

Suara BulirBERNAS
Wednesday, January 24, 2024 | 09:02 WIB Last Updated 2024-01-24T02:50:26Z

Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*


Refleksi Tentang Hidup Berkeluarga, "S3" Karena Cinta
Refleksi Tentang Hidup Berkeluarga, "S3" Karena Cinta


Introduksi


Ada satu pasangan suami-istri Katolik yang sepuluh (10) tahun berproses dalam perkenalan, pacaran, pertunangan dan akhirnya menuju ke pelaminan. Mereka berdua berproses dalam dinamika yang hangat. Mereka resmi sebagai pasangan suami-istri pada hari Jumat, 25 Agustus 2023 di Kapela Agung Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero-Maumere-Flores. 


Baca: In Memoriam Ayah Tercinta


Kita mendoakan pasangan suami-istri ini dan pasangan suami-isteri lainnya, supaya mereka tetap bahagia dalam hidup berkeluarga, subur berketurunan, sehingga keluarga Allah semakin bertumbuh dan berkembang. 

Semoga merekapun sanggup menjadi orang tua yang bertanggungjawab dalam melahirkan, mendidik, membesarkan, menyiapkan masa depan bagi anak-anak atau generasi baru yang Tuhan percayakan ke dalam tangan kasih mereka. Mereka menjadi pendidik pertama dan paling utama. Merekapun sanggup memaknai dinamika hidup rumah tangga, saling mengasihi, mendukung dan terutama saling memaafkan dan mengampuni satu sama lain.


"S3" Karena Cinta


Kami merayakan misa pernikahan kedua mempelai ini di  kompleks Kampus IFTK (Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif) Ledalero. 

Biasanya dalam dunia intelektual-akademik, jika menyebut "S3" kita langsung terhubung atau terkoneksi dengan kuliah tertinggi untuk mencapai gelar Doktor. Gelar akademik Doktor itu merupakan tingkat pencapaian gelar tertinggi dalam perkuliahan legal-formal. Profesor itu merupakan pengakuan negara atas profesi seseorang dalam bidang akademik, bukan lagi karena sekolah atau kuliah. Profesor atau guru besar hanya menyusun karya ilmiah yang disebut Habil sebagai bahan pidato saat pengukuhannya sebagai Guru Besar atau Profesor.


Baca: Keterlibatan Imam Katolik Dalam Politik Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Profetis


Dalam konteks misa pernikahan, "S3" yang saya maksudkan yakni: "Satu, Setia, Selamanya".


Satu, Prinsip Monogami dalam Sakramen Perkawinan Katolik


Hanya satu lelaki, hanya satu perempuan. Itulah persekutuan hidup antara satu lelaki dan satu perempuan dengan tujuan untuk kebahagiaan pasutri, prokreasi atau penerusan keturunan dan pendidikan anak, yang oleh Kristus diangkat menjadi sakramen. 

Kalau sebelumnya pasutri itu hanya tinggal bersama dalam satu rumah tanpa pengakuan atau legalitas gereja (baca: konkubinat) maka dengan pernikahan mereka menjadi sah dan halal menjadi pasangan suami-istri Katolik. Mereka akhirnya sah menurut hukum adat, hukum gereja dan hukum negara! Oleh karena itu, jagalah persatuan dan persekutuan hidup dalam perkawinan. Jaga juga martabat perkawinan. "Mereka bukan lagi dua, melainkan satu...". Dalam rumus perkawinan Katolik: "Satu ditambah satu tetap hasilnya satu. Hanya satu cinta".


Setia: Tetap Hanya dengan Pasangan


Di zaman post-modern yang ditandai dengan beberapa fenomena, antara lain: hanya mengakui adanya  kebenaran subyektif, tak ada kebenaran mutlak, skeptisisme, kecurigaan terhadap hierarki atau otoritas. Ini sungguh menguji kesetiaan pasangan suami-istri. Hendaknya setiap pasutri tetap kuat, tetap setia. Ikutilah janjimu: "Aku memilih engkau dan setia kepadamu baik di waktu sehat, maupun sakit, waktu untung maupun malang dan aku mencintaimu seumur hidupku...". Inilah janji kesetiaan yang mesti dirawat dengan penuh kesadaran iman, pengharapan dan kasih sejati. 


Jika demikian, maka jangan pernah seorang lelaki berprinsip: "Tua di rumah, muda di jalan". Jangan sampai ketika pergi ke pantai, ada gadis yang bertanya: "Kaks so ada yang punya ko?". Lalu Kaks menjawab: "Kaks masih jomblo nona...". Itu bahaya! Ingatlah selalu bahwa istri dan anak-anak sedang menunggu Anda di rumah. Jangan pernah mengaku bujangan, ternyata cucu segudang.

Ini juga ada lagunya. Saya suka menyanyikannya dalam hajatan pernikahan. Saya punya lagu wajib yakni Hidup ini adalah kesempatan.


Kepada setiap pasutri diminta untuk ingat selalu agar tetap setia kepada pasangan hidupnya. Sejauh apapun tempat tugas tetaplah membangun komunikasi efektif. Jika ada kesempatan berlibur, tetaplah pulang ke rumah, kunjungi keluarga Anda. 

Pastikan bahwa rumah adalah tempat yang nyaman untuk kembali. Karena itu mesti dicamkan bahwa rumah itu bukan hanya gedung, bangunan atau "house". 

Rumah itu mesti menjadi "home", ada suasana yang membuat warganya merasa nyaman, betah, sejahtera dan  bahagia. Kalau ada kegiatan keluar, maunya cepat pulang. Di rumah yang suasananya sebagai "home", kita akan merasa enak saat makan aman, tidurpun lelap. Dalam "home" ada kasih, perhatian, pengorbanan, saling menyayangi dan memajukan serta saling mendukung untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.


Memaknai Kisah: Berkeliling ke Empat Pulau, Minus Satu, Bersama Pastor


Pulau Pertama, BALI. 

"BALI" merupakan akronim dari "Benar Aku Lelaki Idaman". 

Si pengantin pria bersandar di batu karang pantai Kuta. Dia meyakinkan pasangannya bahwa dialah lelaki/pria idaman sehingga pasangannya tidak perlu lagi mencari lelaki/pria idaman lain. Semoga demikian. Tambah banyak berdoa.


Pulau Kedua, JAWA.

 "JAWA" merupakan akronim dari: "Jujur Aku Wanita idAmanmu".

 Si pengantin perempuan bersandar di stupa candi Borobudur. Dia meyakinkan pasangannya bahwa dialah wanita idaman pasangannya. Oleh karena itu, jangan adalah WIL atau Wanita Idaman Lain. Ini butuh perjuangan disertai doa tak kunjung putus.


Pulau Ketiga, SUMATRA.

"SUMATRA" merupakan akronim dari "SUdah MATi RAsa". 

Sudah mati rasa dengan yang lain seperti para mantan ataupun calon selingkuhan. Semuanya sudah mati rasa. 

Yang ada kini hanyalah "hidup rasa" dengan pasangannya sendiri. Oleh karena itu,  perlu untuk pupuk terus kehangatan cinta pasangan suami-isteri. Jangan dibiarkan dingin dan layu. Itu bahaya.


Hal lain yang diperlukan untuk menjaga kehangatan cinta yakni: jangan membawa masalah di tempat kerja ke rumah. Di samping itu,  kita perlu melakukan  pekerjaan rutin, tapi perlu juga refreshing/penyegaran, touring/berkeliling, travelling/berjalan-jalan keluar rumah, rekreasi dan variasi hidup. Orang Latin berkata: "Variatio est delectat= variasi iti menyenangkan".


Baca: Jagung Muda yang Bikin Awet Muda?


 Setiap pasutri Katolik perlu menyiapkan waktu untuk keluarga secara berkualitas/quality time. Jangan lupa berdoa terutama mencontohi Keluarga Kudus Nazaret. Ikut serta dalam kegiatan sosial karitatif agar rasa solidaritas atau kesetiakawanan itu tidak pudar. Terlibat dalam kegiatan sosial budaya dan ikut membangun gereja serta negara. Ikuti juga motto hidup ini: "100% Katolik, 100% Indonesia".


Pulau Keempat adalah pulau KALIMANTAN. 

"KALIMANTAN" merupakan akronim dari "KAlau LIhat MANa TAhaN". Selalu hidupkan rindu, meskipun rindu itu berat.

Sehari tak bertemu, rasanya setahun. Makan terasa sekam, minum terasa duri. Tidurpun tak pernah nyenyak. Mengapa demikian? Jawabannya: "Karena dilanda rasa rindu kepada kekasih hati".


Lalu, Pastor sadar diri. Dia juga menjaga hati. Dia hanya sampai di pulau ke-4 yakni pulau KALIMANTAN. Kemudian, si pastor menunjuk satu pulau untuk kedua mempelai: "Kedua mempelai, pergilah ke sana yakni Pulau KASUR, ADA KAMAR PENGANTIN DI SANA. DI SANA ADA TEMPAT TIDUR".


Dia mengutip kitab Kejadian: "Beranakcucu dan bertambah banyaklah. Penuhilah muka bumi...".

Perkawinan itu suci. Perkawinan itu diberkati. Jagalah kekudusan perkawinanmu.  Buatlah si mempelai wanitamu bahagia dan sejahtera, baik di dapur, sumur maupun kasur.


Selamanya: Seumur Hidup.


Unsur yang terpenting juga dalam sifat perkawinan katolik ialah Selamanya, Seumur Hidup atau tak terceraikan (baca: indisolubilitas). Hanya maut yang memisahkan. Jika satu pasangan telah meninggal, yang lain tetap melanjutkan kehidupan bersama anak dan turunannya. Dalam konteks yang sangat khusus ada pasangan suami istri yang meninggal secara bersamaan. Misalnya: dalam kecelakaan mobil, kecelakaan pesawat, bencana kebakaran rumah, terbawa banjir bandang, dll., pasangan suami-isteri meninggal bersamaan. Kasus seperti ini memang tidak banyak, tetapi ada juga.


Semua karena CINTA


Apapun yang dilakukan pasutri mesti didasari oleh alasan ini: "Semua Karena Cinta". Sudah dipahami bahwa hakikat cinta itu yakni demi kebaikan dan kebahagiaan orang yang kita cintai. Poin penting dari cinta yakni kebaikan dan kebahagiaan. Ketika mengatakan: "I love you",   atau "Aku mencintaimu" berarti si aku menghendaki kebaikan dan kebahagiaan dari orang yang dicintainya itu.  Karenanya, saling mengasihi itu bukan ospi atau pilihan tetapi suatu perintah atau instruksi untuk dilaksanakan, dihayati dalam kehidupan. Saling mengasihi itu wajib dibuat, wajib dilaksanakan karena baik. Bukan karena wajib maka baik, tetapi karena "saling mengasihi" itu baik, maka wajib dilaksanakan. Laksanakan perintah "saling mengasihi". Ini perintah langsung dari Tuhan Yesus.


Konklusi


Setiap pasangan suami-isteri, idealnya menikah karena saling mencintai dan bukan terpaksa menikah atau menikah karena terpaksa seperti zaman Siti Nurbaya.

Mereka menikah bukan karena celaka (baca: Marriage By Accident= Nikah karena celaka).

Mereka menikah atas dasar cinta dan saling mengasihi. Hal itu lebih membuat setiap orang merasa bebas dan bertanggung jawab. Mereka bisa  mengekspresikan cinta mereka dengan tulus. Jangan ada pernikahan karena  dipaksakan. Oleh karena itu, menikahlah karena saling mencintai. Ingatlah selalu untuk tetap "Satu, Setia, Selamanya (S3)" Karena Cinta. Tuhan Yesus telah bersabda: "Kamu adalah  sahabat-Ku, jikalau kamu saling mengasihi". 

Wahai para pasangan suami-isteri Katolik, hendaklah kalian saling mengasihi. Dengan demikian kalian juga menjadi Sahabat Yesus. 




*) Penulis adalah Pastor yang terlibat aktif dalam Pendampingan Pernikahan Katolik dan sudah menikahkan ratusan pasangan suami-isteri (pasutri)  Katolik dalam kurun waktu sekitar 15 tahun terakhir.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Refleksi Tentang Hidup Berkeluarga, "S3" Karena Cinta

Trending Now

Iklan