Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Skor Performa Debat dan Elektabilitas Paslon

Suara BulirBERNAS
Tuesday, January 9, 2024 | 11:47 WIB Last Updated 2024-01-09T05:13:32Z

Oleh: Sil Joni*


Skor Performa Debat dan Elektabilitas Paslon
Skor Performa Debat dan Elektabilitas Paslon




Perbincangan publik seputar performa para calon presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam forum "debat", begitu semarak dan intens, baik dalam ruang publik digital maupun dalam dunia nyata. Ini menunjukkan bahwa 'kapasitas' Pasangan Calon (Paslon) dalam berargumentasi secara logis dan sistematis, mendapat atensi serius dari publik-konstituen.


Baca: Debat dan Potensi "Tergesernya" Preferensi Pemilih


Debat, dengan demikian, semestinya menjadi 'momen ideal' bagi para Paslon untuk memperlihatkan kualitas intelektual, terutama dalam membedah pelbagai isu politik krusial, mendiagnosis penyebab dan mencari solusi yang efektif. Atas dasar itu, mau tidak mau mereka mesti 'menguasai' setiap tema yang diperdebatkan, menjawab pertanyaan dengan baik, dan memberikan pikiran bernas perihal bagaimana mengakselerasi kemajuan pembangunan pada semua sektor.


Jika debat Capres ini dibuat dalam format kompetisi (kejuaraan), maka sebagai 'juri lomba', publik punya alasan kuat untuk menentukan pemenangnya. Tetapi, opini publik semacam itu, tidak selamanya berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas Paslon. 


Bahwa secara obyektif, ada calon yang penampilannya begitu memukau dan ada yang tampil di bawah performa terbaik, hal itu relatif kurang berpengaruh terhadap 'tingkat' kesukaan konstituen terhadap figur itu. Buktinya, dalam tiga penyelenggaraan debat, posisi elektabilitas Paslon, belum berubah. Paslon Prabow-Gibran, berdasarkan data hasil survei dari beberapa lembaga kredibel, tetap bertengger di puncak.


Kita semua tahu bahwa Capres Anies Baswedan, dalam setiap sesi debat selalu mendapat 'skor' terbaik. Kepiawaian Anies dalam berdebat, untuk sementara' sulit ditandingi oleh lawan-lawannya. Setidaknya, dalam dua kali penampilan dalam panggung debat itu, Anies 'unggul' telak.


Baca: Pileg, Momen Evaluasi Kinerja Para "Wakil Publik"


Tetapi, jago dalam debat atau unggul dari sisi retorika, tidak membuat Paslon Anies-Muhamin 'sukses' meraih simpati publik. Sampai detik ini, elektabilitas Paslon ini belum mengalami perubahan yang berarti. Mereka masih 'tertinggal' dari Prabowo-Gibran dan hanya unggul tipis atas Ganjar-Mafhud.


Dalam debat edisi (7/1/2024), sesuai data survei opini publik Harian Kompas, performa Prabowo mendapat skor paling rendah. Sementara itu, Ganjar dan Anies mendapat skor yang relatif imbang. Ada tiga aspek yang dinilai yaitu, menjawab pertanyaan dengan lancar, menguasai persoalan dan penampilan di atas panggung. 


Dari sisi 'menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas', Anies dan Ganjar mendapat skor 7,4. Sementara itu, Prabowo hanya memperoleh poin 6,9. Untuk aspek 'menguasai persoalan', Anies mendapat angka 7,2, Ganjar 7,4 dan Prabowo 6,9. Lalu, untuk aspek ketiga (penampilan di atas panggung) Anies memperoleh skor 7,9, Ganjar 7,8 dan Prabowo meraih poin 7,1.


Secara kumulatif, bisa dipastikan bahwa pemenang debat edisi ke-3 ini adalah Ganjar. Peringkat 2 diraih oleh Anies dan Prabowo berada di posisi buntut (underdog). Tetapi, apakah hasil penilaian publik ini bisa mengubah peta elektabilitas Paslon saat ini? Dengan perkataan lain, apakah Ganjar atau Anies, dengan bekal kemampuan berargumentasi yang baik itu, mampu 'menyalip' tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran?


Secara teoretis, kans untuk melampaui elektabilitas Prabowo-Gibran dan bahkan menjadi 'kampium' kontestasi itu, masih terbuka lebar. Tetapi, dengan tren elektabilitas yang stagnan dari dua Paslon itu, maka kemungkinan untuk 'mematahkan' dominasi Prabowo-Gibran itu relatif kecil. 


Pendapat ini semakin diperkuat oleh hasil survei pendapat publik soal perubahan pilihan setelah 'menonton' debat tersebut. Hanya 10,5 persen responden yang menjawab 'berubah pilihan'. Sementara yang menjawab 'tidak berubah atau tetap pada pilihan sebelumnya', sebanyak 75,5 persen dan sisanya sekitar 12 persen menjawab 'tidak tahu'.


Baca: "Foto Politik", Popularitas, dan Kursi Kuasa


Jika pemilih yang 'berubah pilihannya' terdistribusi secara merata ke Paslon Anies-Muhamin dan Ganjar Mafhud, rasanya belum mendekati tingkat elektabilitas Paslon Prabowo-Gibran. Performa Paslon dalam debat, berpotensi mengubah arah pilihan, tetapi jumlahnya tidak terlalu besar. 


Jadi, memperoleh skor tinggi dalam debat tidak dengan sendirinya melambungkan tingkat elektabilitas Paslon tersebut. Ada banyak faktor yang membuat 'tingkat kesukaan dan keterpilihan' terhadap Paslon. Performa spektakuler dalam debat tidak menjadi garansi untuk mendapat dukungan signifikan dari publik. Sebaliknya, tampil buruk dalam debat, tidak dengan sendirinya, tidak disukai dan tidak dipilih oleh publik.



*Penulis adalah warga Mabar. Tinggal di Watu Langkas.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Skor Performa Debat dan Elektabilitas Paslon

Trending Now

Iklan