Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Tahun Baru: Jalan Pulang Ke Betlehem, Jalan Kembali Ke Nazareth

Suara BulirBERNAS
Monday, January 1, 2024 | 12:23 WIB Last Updated 2024-01-01T06:50:08Z
Tahun Baru: Jalan Pulang Ke Betlehem, Jalan Kembali Ke Nazareth
Tahun Baru: Jalan Pulang Ke Betlehem, Jalan Kembali Ke Nazareth




“Bukan kembang api, pun pula bukan pesta meriah yang menjadi kekhasan Gereja Katolik menyongsong dan mengawali perjalanan hidup di Tahun Baru, melainkan karena keluarga.”


Baca: Seminari, Literasi dan Gairah Menjadi Pastor


Keluarga yang melahirkan Tahun Baru. Seorang ibu yang setia dan kuat menahan sakit menjadikan sukacita kita menjalani kelahiran baru sebagai keluarga. Kelahiran baru itu adalah kehidupan baru yang juga tidak lain adalah tahun baru. Seorang ayah yang tak pernah meninggalkan isteri dan anaknya serta menjadi penjaga keluarga kecilnya menjadikan rumah mereka sebagai rumah kelahiran baru yang tidak lain adalah rumah tahun baru.


Tiga peristiwa iman dalam Gereja Katolik dirayakan secara berurutan dan memperlihatkan kesinambungan peran keluarga dan tanggungjawab seorang ibu. Enam hari yang lalu, tepatnya tanggal 25-Desember, kita merayakan Hari Raya Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Kelahiran Yesus menjadi awal kelahiran baru kehidupan umat manusia. Kandang Betlehem menjadi rahim cinta yang melahirkan Cinta dan Solidaritas Allah.


Kandang Betlehem menjadi saksi sukacita para gembala atas sebuah kelahiran baru dalam kehidupan mereka, semangat baru yang tidak lain adalah tahun baru. Kandang Betlehem juga menjadi saksi cinta, perjuangan dan pengorbanan orang tua: Maria dan Yosep.


Enam hari setelah kelahiran baru, kita merayakan Hari Raya Keluarga Kudus dari Nazaret. Cinta yang lahir pada tanggal 25 Desember adalah buah cinta, kesetiaan dan ketaatan orang tua: Maria dan Yosep. Cinta, kesetiaan dan ketaatan Maria dan Yosep menjadi nyata dalam peran dan tugas mereka sebagai orang tua yang merawat dan menjaga Sang Cinta: Yesus Kristus. 


Kekudusan keluarga mereka tidak terlepas dari peran mereka dalam menjaga, merawat dan mendidik Sang Cinta yang adalah pusat keluarga mereka. Sukacita dan cinta dilahirkan kembali dalam sebuah keluarga kecil: Keluarga Kudus Nazaret. Dalam keluarga kecil itu kembali terjadi kelahiran baru Sang Cinta yang bertumbuh dalam hikmat dan kasih karunia Allah (bdk. Luk 2:40) yang menjadi simbol nyata dari kelahiran Tahun Baru.


Baca: Aborsi Dalam Perspektif Humanae Vitae


Sehari setelah Hari Raya Keluarga Kudus Nazaret, kita merayakan Hari Raya Maria, ibu Yesus. Sang Cinta yang lahir dalam keluarga lahir dari rasa sakit dan perjuangan seorang ibu: Maria. Sang ibu yang tak letih menjaga dan merawat kesucian Sang Cinta, menjadi teman perjalanan yang tak lekang oleh waktu dan tak usai pada ruang.


Sang ibu yang tak banyak bicara, yang menyimpan segala perkara dalam hati menjadi teman seperjalanan Sang Cinta dalam doa-doanya. Dia adalah ibu cinta yang mencintai tanpa batas ruang dan waktu. Dia adalah ibu yang selalu kembali ke Betlehem untuk merenungkan semua yang terjadi (bdk. Luk 2:16-21) namun juga untuk mensyukuri kehidupan baru bersama para malaikat dan gembala yang menjadi kekuatan kembali dan menjalani kehidupan baru di Nazaret untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang ibu.


Tahun Baru adalah jalan pulang ke Betlehem kehidupan kita (2023) untuk merenungkan semua peristiwa iman yang telah kita alami, mensyukuri segala rahmat Allah yang telah kita terima dari Betlehem kelahiran kita (Keluarga) yang di sana ada sukacita di tengah sakit yang kita alami bersama namun sakit itu pula menjadi awal kelahiran sukacita kita dari peran kedua orang tua yang membawa sukacita bersama sebagai keluarga.


Di Betlehem itu ada ibu yang selalu menemani kita dengan doa-doanya. Ada bapak yang menjaga dan melindungi kita dengan ketulusannya. Dan ada pujian dan dukungan kakak-adik yang membahagiakan.


Tahun Baru adalah jalan kembali ke Nazaret (2024) saat memulai kehidupan baru, bertumbuh dan berkembang dalam hikmat dan kebijaksanaan berkat asuhan dan didikan kedua orang tua. Tahun Baru adalah jalan kembali ke Nazaret, merawat cinta yang telah lahir di Betlehem, berziarah dalam cinta dan sukacita yang tak pernah pada oleh karena Kasih-Nya yang tak pernah mengecewakan kita.


Baca: Loyola Memanggil


Tahun Baru adalah perjalanan awal bersama sang ibu yang tak usai menemani kita dari Betlehem dan yang tak kenal keluh mendoakan kita. Dari Betlehem sang ibu mengantar kita dalam doa-doanya memasuki Nazaret dan dari Nazaret sang ibu menjadi teman seperjalanan dalam doa nasehat bijaknya bahwa pujian dan syukur pada kebaikan dan kasih Allah adalah kekuatan menjalani sebuah permulaan kehidupan yang selalu pulang ke Betlehem dan kembali ke Nazaret ketika harapan hampir layu dan semangat hampir pudar.


Tahun Baru adalah pulang ke rumah, kembali ke keluarga dan dari rumah menjejakan peziarahan bersama cinta sang ibu. Rumah itu adalah Betlehem, keluarga itu adalah Nazaret dan cinta sang ibu adalah permulaan kelahiran baru yang semuanya terangkum dalam satu pujian Tahun Baru.



Manila: 01-Januari, 2023

Tuan Kopong MSF

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tahun Baru: Jalan Pulang Ke Betlehem, Jalan Kembali Ke Nazareth

Trending Now

Iklan