Oleh: Sil Joni*
Yang Datang dan Yang Pergi (Catatan Jelang "Serah Terima Jabatan Kepala SMK Stella Maris") |
Suksesi (pergantian kepemimpinan) dalam sebuah lembaga/komunitas, merupakan hal yang lumrah terjadi. Hampir pasti tidak ada pemimpin (pejabat) yang seumur hidup hanya 'mengabdi' di satu lembaga. Apalagi jika isu pergantian itu dihubungkan dengan 'tugas pastoral' dari seorang 'abdi Tuhan (Imam). Beralih ke tempat yang baru untuk menjalankan peran yang baru, menjadi sebuah kemestian. Membangun 'istana permanen' di sebuah lokasi, menjadi 'pemali' bagi seorang imam.
Itulah yang terjadi dengan dua imam Tuhan (Romo) dengan arah haluan yang berbeda di SMK Stella Maris. Rm. Kornelis Hardin, Pr yang kurang lebih 8 tahun menjadi 'pemimpin di sekolah vokasi' ini, akan 'beralih' ke tempat tugas yang baru. Seperti biasa, jika sang 'manager' pindah, pasti ada penggantinya. Rm. Ignasius Azavedo Viares, S. Fil., M. Th, yang sebelumnya menjadi pastor kapelan di Paroki Datak, dipilih pihak Keuskupan Ruteng untuk 'mengisi posisi' yang ditinggal Rm. Dino (sapaan manis dari Rm. Kornelis Hardin, Pr).
Seremoni 'serah terima jabatan' akan digelar besok Rabu, (24/1/2024). Sesuai agenda yang dibuat pihak panitia, acara akan diawali dengan 'penjemputan' di gerbang utama. Selanjutnya, kedua tokoh ini bersama dengan tamu terhormat lainnya akan diarak menuju panggung acara.
Acara ini tidak dikemas secara profan semata. Sebelum masuk ke sesi 'protokoler' dan hiburan, kita persembahkan intensi terkait jalannya roda kepemimpinan yang baru dan masa depan lembaga ini ke hadapan 'Yang Kudus' melalui perayaan ekaristi. Tema misa adalah: "Menjadi Bentara Kasih dan Sukacita".
Kita yakin bahwa kedua pastor ini, baik yang datang maupun yang pergi dari sekolah, menjadi 'jembatan penyalur' kasih dan sukacita kepada sesama yang bersumber dari Tuhan. Saya kira, seruan untuk menjadi 'bentara kasih' itu, tidak hanya untuk mereka berdua, tetapi tertuju kepada kita semua sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Spiritualitas 'bentara kasih dan sukacita', telah dijelmakan secara konsisten oleh Rm. Dino di SMK Stella Maris dalam 8 tahun masa kepemimpinannya. Beliau telah 'menyalurkan kasih' itu melalui aneka kebijakan dan terobosan yang membuat sekolah ini mengalami 'sukacita' yang besar. Betapa tidak. Di tangan Rm. Dino, SMK Stella Maris menjelma menjadi salah satu SMK unggulan di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
SMK Stella Maris 'tampil biasa-biasa' saja, untuk tidak dibilang sekarat, ketika Rm. Dino menginjakkan kaki di sini 8 tahun lalu. Pelan tetapi pasti, dengan kapasitas yang dipunyainya, beliau coba melakukan pembenahan (penataan ulang). Pelbagai terobosan dibuat. Intensitas kolaborasi dengan pelbagai pemangku kepentingan (stakehoders) ditingkatkan.
Perjuangan dan usaha 'tak kenal lelah' itu, membuahkan hasil. Kini, SMK Stella Maris tampil dalam wajah yang lebih manis. Lingkungan sekolah 'ditata' secara rapi dan asri. Sarana dan prasarana serta pelbagai fasilitas pendukung pembelajaran, relatif memadai. Tegasnya, Rm. Dino berhasil 'memoles' Stella Maris, dari sekolah 'medioker' menjadi 'sekolah ternama'.
Kemajuan yang diraih SMK Stella Maris tidak terlepas dari 'sentuhan kreatif' alumnus Seminari Yohanes Paulus II dan SMAK St. Ignatius Loyola ini. Boleh dibilang 'wajah elok Stella Maris' saat ini, menjadi masterpiece (mahakarya) dari Rm. Dino. Beliau telah meletakkan pondasi yang kokoh bagi perkembangan sekolah ini. Jejak idealisme Rm. Dino yang tergambar dari performa lembaga ini, tak terbantahkan. Sebuah legacy (warisan) yang tidak lapuk oleh badai waktu.
Atas dasar itu, apresiasi dan terima kasih, kita ucapkan kepada Rm. Dino untuk semua 'hal baik' yang ia persembahkan untuk sekolah kejuruan ini. Ucapan ini, tentu saja tak senilai dengan apa yang ditorehkan Rm. Dino di sekolah. Boleh jadi, Rm. Dino pun tak terlalu membutuhkan ucapan semacam itu. Tetapi, saya kira, ucapan itu 'mewakili' hati kami semua (para guru dan siswa) yang telah merasakan kasih yang ditaburkan Rm. Dino di lembaga ini.
Berita bagusnya, Rm. Dino sebetulnya 'tetap hidup sehati-sejiwa' dengan SMK Stella Maris. Pasalnya, beliau dipercayakan oleh pimpinannya untuk menjadi Ketua Yayasan Sekolah Umat Katolik Mabar (Yasukmabar) yang kantornya masih satu kompleks dengan SMK Stella Maris.
Itu berarti, kasih dan sukacita Tuhan itu, sangat mungkin tetap mengalir deras di SMK Stella Maris melalui perannya sebagai Ketua Yasukmabar. Relasi dan komunikasi dengan Stella Maris, tidak putus total. Bahkan menurut saya, dalam jabatan yang baru itu, justru Rm. Dino punya tanggung jawab yang besar agar sekolah yang dicintainya ini, terus bersinar.
Benar bahwa Ketua Yasukmabar tidak hanya 'mengurus' satu sekolah. Tetapi, setidaknya Rm. Dino sudah punya modal yang bagus bagaimana semestinya peran yang dimainkan pihak Yayasan agar Stella Maris semakin laris dan tampil lebih elok di hari esok.
Kita juga mengucapkan selamat datang dan selamat menjalankan tugas sebagai Kepala SMK Stella Maris kepada Rm. Ignasius. Berharap 'hal positif' yang telah disemaikan Rm. Dino tetap bertumbuh dan kalau dapat Rm. Ignas bisa menciptakan 'sejarah Stella Maris' yang jauh lebih hebat dari Rm. Dino. Tidak ada yang tidak mungkin bagi yang berkehendak baik untuk melakukan perubahan.
Akhirnya, selamat bertugas sebagai Ketua Yasukmabar kepada Rm. Dino. Mohon maaf jika sekiranya ada banyak 'hal buruk' yang Rm. rasakan selama mengemban tugas sebagai Kepala Sekolah. Manusia, termasuk yang ada di komunitas Stella Maris adalah makhluk yang serba kurang. Semoga 'kenyataan serba kurang' itu, tidak membuat Rm. Dino 'terluka' dan menjauh dari lembaga, tetapi sebagai undangan untuk selalu datang 'memperbaiki' yang kurang itu.
*Penulis adalah staf pengajar SMK Stella Maris. Tinggal di Watu Langkas.