Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Yesus Saja Tak Kecanduan Pujian, Tapi Kita Malah Adiktif Pujian

Suara BulirBERNAS
Friday, January 26, 2024 | 09:57 WIB Last Updated 2024-01-26T04:12:22Z

 

Yesus Saja Tak Kecanduan Pujian, Tapi Kita Malah Adiktif Pujian
Yesus Saja Tak Kecanduan Pujian, Tapi Kita Malah Adiktif Pujian




“Sikap dan tindakan Yesus selalu menjadi kritik sosial bagi kita entah dalam pelayanan gereja maupun pelayanan publik sosial kemasyarakatan.”


Baca: Persaudaraan Adalah Berjalan Bersama


Ukuran pelayanan baik atau tidak selalu diukur dari ucapan terimakasih dan pujian.  Namun ketika dua hal itu tidak terlaksana maka merasa pelayanan tidak baik lantas kecewa dan marah. Ini mau melayani Tuhan untuk kemuliaan Allah atau untuk kemuliaan diri sendiri. Kita menjadi orang yang kecanduan pujian yang jika tidak mendapatkan pujian, seketika menjadi sakaw.


Memuji kebaikan orang boleh-boleh saja namun jangan sampai buta terhadap kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan. Ini yang salah kaprah. Kebaikan dipuji namun kesalahan dan kekeliruan didiamkan bahkan tidak dianggap sebagai hal yang substantif. Maka sikap yang kadang muncul ketika kesalahan dan kekeliruan dikritisi adalah marah dan membela dengan segala argumentasi biar menjadi semangat dalam mengikuti misa atau intinya dia sudah banyak melakukan kebaikan.


Banyaknya pujian atas selaksa kebaikan hanya meninggalkan noda pekat ketika satu kekeliruan dan kesalahan dipelihara maka kekeliruan dan kesalahan dianggap sebagai hal yang baik dan wajar walau itu bertentangan dengan iman, hukum dan moral.


Baca: Strategi Efektif Pastoral "GPK" di Paroki Sta. Theresia Lengko Ajang-Keuskupan Ruteng


Seorang perempuan Samaria yang kedapatan berzinah dan dihadapkan kepada Yesus, Yesus tidak membela kesalahan yang dilakukan oleh perempuan Samaria tersebut, namun Yesus mengkritik tindakan main hakim sendiri. Yesuspun mengingatkan perempuan Samaria tersebut akan kesalahannya maka Dia mengingatkan;


“Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang ini.” (Yoh 8:11).


Yesus hendak mengatakan kepada perempuan Samaria tersebut bahwa apa yang ia lakukan adalah salah maka ia wajib diingatkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.


Ketika pujian menjadi candu maka kita seringkali lupa akan kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan entah dalam pelayanan gereja maupun sosial kemasyarakatan. Ketika kita menjadi kecanduan pujian maka kitapun bisa lupa diri atas kekeliruan dan kesalahan yang kita lakukan. Kekeliruan dan kesalahan bisa dianggap benar kita kita terbuai dengan pujian.


Baca: Menabur Kebaikan, Menuai Keselamatan


Maka yang paling penting adalah tidak terbuai dengan pujian melainkan memperbaiki kesalahan dan kekeliruan karena Yesus sendiri tidak kecanduan pujian bahkan Dia sendiri melarang orang untuk memberitakan kebaikan yang dilakukan oleh Yesus karena mereka saking senang dan heran akan segala kebaikan yang Ia lakukan (bdk. Mrk 1: 41-42).


Yesus mau mengajarkan kepada kita bahwa kebaikan yang dilakukan tidak harus untuk dipuji namun untuk diteladani dan dilaksanakan. Tidak harus dibanggakan namun dicontoh. Tidak harus diagungkan namun menjadi jalan kerendahan hati.




Manila: 25-Januari, 2024

Oleh: RP. Tuan Kopong MSF

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Yesus Saja Tak Kecanduan Pujian, Tapi Kita Malah Adiktif Pujian

Trending Now

Iklan