Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*)
DPP Inti Paroki "SAMARASA" Hokeng Memersiapkan Pleno Paroki Tahun 2024 |
DPP Inti Paroki Hokeng yang terdiri atas Tim Pastor, Ketua Pelaksana DPP dan Seksi dalam DPP, Para Ketua Stasi dan Ketua Lingkungan separoki Hokeng. Kami melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Pleno Paroki tahun 2024. Rakor tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu (24 Februari 2024) jam 4 sore hingga malam hari.
Baca: Menjadi Orang Kritis
Kami melaksanakan Rapat di Ruang Rapat Pastoran Paroki Hokeng. Jumlah peserta yang hadir di atas 30 orang (Catatan Daftar Hadir).
Jalannya Rakor
Sebelum membuka resmi Rakor, Pemimpin sidang, Bapak Matias Tiba (Ketua Pelaksana DPP Paroki Hokeng) meminta pihak Sekretariat paroki untuk membagikan Format Program Paroki tahun 2023 kepada segenap peserta. Di samping itu, peserta juga menerima Data Keuangan yang memuat laporan tentang target dan realisasi budget tahun 2023 yang lalu.
Untuk menyegarkan ingatan peserta, Pak Matias mengatakan bahwa Pleno Paroki Hokeng tahun 2023 dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2023, sedangkan di tahun 2024, kita baru melaksanakan Rakor persiapan pleno pada Sabtu, 24 Februari 2024. Itu berarti, tahun lalu (2023) lebih cepat pelaksanaan sidang plenonya dibandingkan dengan tahun 2024 yang sedang berjalan.
Setelah semua bahan pertemuan berada di tangan peserta, maka kami memulai kegiatan dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh Ibu Yovita. Beliau merupakan salah seorang anggota DPP yang kesehariannya mengabdi sebagai guru di SMAS Glekat Lewo-Desa Hokeng Jaya-Flores Timur.
Sambutan Pembuka Pastor Paroki
Usai doa pembuka, dilanjutkan dengan sambutan Pastor Paroki Hokeng, Pater Maxi Seno, SVD.
Dalam sambutan pembukanya, Pater Maxi meneguhkan peserta sidang yang hadir. "Kita semua adalah Dewan Inti di Paroki ini. Oleh karena itu, kita mempunyai peran yang amat penting dan strategis. Dewan Inti ada di tengah-tengah umat dan mestinya memahami situasi dan kebutuhan riil umat kita", tegasnya dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, Mantan Pastor Paroki Waibalun tersebut berkata: "Suatu Paroki berjalan dengan baik jika diawali dengan perencanaan yang baik, mulai dari KBG (Komunitas Basis Gerejawi), Lingkungan, Stasi hingga tingkat Paroki. Kehadiran Bapak/Ibu/Saudara-Saudari dalam rapat koordinasi ini menjadi dukungan nyata untuk memajukan Paroki yang kita cintai bersama. Semoga hasil rapat ini membuat paroki kita hidup dan semakin maju. Kita memberikan pendapat, harapan, niat dan cita-cita kita agar perjalanan Pastoral di paroki ini menggembirakan kita semua dan terutama memuliakan nama Tuhan Allah".
Ingat Fokus Rapat
Pemimpin sidang dan didukung oleh pendapat peserta sidang lainnya meminta pengertian baik sekaligus mengingatkan peserta sidang agar memperhatikan fokus rapat yakni:
1). Evaluasi Program kerja tahun 2023.
2. Target dan Realisasi Keuangan tahun 2023.
2). Input untuk Pleno Paroki tahun 2024 (pertama, program Keuskupan: fokus pada KBG & Kelompok Kategorial; kedua, program khas Paroki Hokeng dan ketiga, memperhatikan program khas dan strategis SVD Distrik Larantuka).
Baca: Menabur Cinta Dan Bukan Penghakiman (Luk 6:36-38)
Pendapat ini diterima baik oleh peserta sidang.
Dalam mengevaluasi program kerja tahun 2023 dilihat mana program yang sukses dijalankan sambil memperhatikan faktor pendukung dan mana pula program yang gagal dilaksanakan disertai faktor kendala atau penghambat.
Demi efektivitas pelaksanaan evaluasi program kerja Paroki Hokeng tahun 2023, maka sesuai anjuran Pastor Paroki dam disetujui oleh mayoritas peserta sidang, maka peserta dibagi ke dalam 3 rumpun besar, yakni:
Pertama, Rumpun Pewartaan (Seksi Kerasulan Kitab Suci, Katekese, Liturgi, Musik Liturgi)
Kedua, Rumpun Pembinaan (Seksi Kepemudaan, Kerasulan Awam, Karya Kepausan Indonesia, Pendidikan).
Ketiga, Rumpun Kemasyarakatan (Komsos dan Dokumentasi, Hubungan Antara Agama dan Kepercayaan, Seksi Usaha Dana, JPIC= Justice and Peace and Intergrity of Creation= Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan/KPKC, Keuangan).
Prinsip Tripple Bottom Line
Pembagian Kelompok evaluasi dalam rumpun seperti di atas (Pewartaan, pembinaan dan kemasyarakatan) ini nampaknya lebih efisien (berdaya guna), efektif (berhasil guna) dan ekonomis (terjadi penghematan waktu, biaya, lebih terorganisir dengan baik, dll).
Tiga "E= Efisien, Efektif dan Ekonomis" inilah yang disebut sebagai "Tripple Bottom Line".
Penjelasan Singkat:
Secara singkat, TBL atau Tripple Bottom Line adalah konsep yang berhubungan dengan tiga unsur penting, yaitu kesejahteraan ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial.
Dengan kata lain, pengukuran kinerja perusahaan (baca: termasuk institusi paroki atau lembaga apapun, duniawi dan religius) tidak hanya dilihat dari segi ekonomi, tetapi juga dari aspek sosial dan lingkungan.
Secara sosial, kami berkomunikasi satu sama lain, berdebat, berdiskusi, berdialektika demi mencari solusi
Secara lingkungan kerja, kami semua saling mendukung, menguatkan juga memberikan input berrnas dan "correctio fraterna= koreksi persaudaraan" demi perubahan ke arah yang lebih baik.
Kami sungguh berjuang supaya hari ini lebih baik dari kemarin dan besok akan lebih baik dari hari ini.
Artinya, perjuangan ke arah yang lebih baik wajib diperjuangkan terus-menerus dengan kesungguhan yang tinggi.
Memplenokan Hasil Evaluasi
Setelah satu jam lebih "larut" dalam diskusi di masing-masing rumpun, maka panitia pengarah dan pelaksana sidang memanggil semua peserta untuk kembali ke ruang pertemuan utama. Masing-masing koordinator rumpun atau sekretaris diperkenankan untuk melaporkan hasil diskusi dan evaluasi mereka.
Usai membacakan hasil pertemuan rumpun, anggota rumpun memberikan klarifikasi dan tambahan informasi lalu ditanggapi oleh kedua rumpun lainnya. Hal ini sungguh memperkaya wawasan dan pengalaman anggota rumpun lain.
Evaluasi pada Kinerja, Bukan pada Orang
Hal ini penting untuk digarisbawahi agar kita yang bersidang lebih cerdas mengungkapkan pernyataan di depan publik. Argumentasi kita mesti fokus pada soal dan persoalan (ad rem) dan bukan pada orang (ad hominem). Yang kita evaluasi adalah program kerja yang berjalan dan terlaksana serta faktor pendukungnya. Di sisi lain, kita menilai program yang tidak terlaksana disertai faktor kendala atau faktor hambatan.
Malam Semakin Larut: Tim Khusus Merapikan Hasil Sidang, Pembahasan Target dan Realisasi Keuangan Dibicarakan Pada Pertemuan Berikutnya
Baca: Menjadi Orang Yang Murah Hati
Waktu menunjukkan pkl. 22. 35 WITA (setengah sebelas malam lewat lima menit). Itu artinya sudah larut malam. Apalagi, besok pagi ada Misa Hari Minggu Kedua Masa Pra-Paska (Minggu, 25/2/24!). Pertemuan berikut untuk pemantapan dan perapihan, akan dilaksanakan pada: Sabtu, 2 Maret 2024 sore hari.
Dengan tingkat kepekaan yang mencukupi, pemimpin sidang akhirnya memberikan kesempatan kepada Pastor Paroki Hokeng untuk memberikan sambutan singkat di akhir sidang, sekaligus memimpin doa dan berkat penutup.
Sambutan Akhir Pastor Paroki, Doa dan Berkat:
"Rekan-rekan Imam, Bapak/Ibu/Saydara/i terkasih. Pertemuan sore hingga malam hari ini sungguh panjang, lama dan melelahkan. Kita meneropong diri kita tentang baik atau tidaknya, berhasil atau tidaknya program kerja paroki kita. Kita berkomitmen untuk proses sidang selanjutnya. Semoga semakin membaik. Kita serahkan semuanya kepada Tuhan Allah"
Lalu, kami mengakhiri pertemuan yang "seru" di larut malam ini dengan bersama-sama mendaraskan "Doa Tobat" dan diakhiri dengan berkat penutup.
Saya merasa tertarik dan sungguh ingat dengan satu parafrase dalam doa tobat yang kami doakan bersama: "...Hendak memperbaiki hidupku....Ya Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa ini".
*) Penulis adalah partisipan dalam Rakor Persiapan Pleno Paroki Hokeng Tahun 2024.