Oleh: Nasarius Fidin* (Guru SMKN 1 Satarmese)
HUT ke-3 SMKN 1 Satarmese, Pastor Paroki Narang Serukan Dua Bentuk Oase Dalam Diri Manusia (foto istimewah) |
BernasINDO.id, Waecepang - Pastor paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang, RD. Stefanus Sawu Pr menyampaikan dua bentuk oase dalam diri manusia saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) III dan pemberkatan gedung-gedung baru SMKN 1 Satarmese, Rabu, (21/02/2024).
Baca: Susunan Perayaan Ekaristi HUT ke-3 dan Pemberkatan Gedung Baru SMKN 1 Satarmese Tahun 2024
"Tema HUT III dan pemberkatan gedung SMKN 1 Satarmese yakni Menimba Dari Sumber Mata Air Sejati. Kita cukup mengingat dua kalimat yang akan saya sampaikan yakni oase kemanusiaan dan dehidrasi rohani", ujar romo Stefanus.
Pastor paroki Narang itu menerangkan setiap satuan pendidikan wajib menjadi oase kemanusiaan dan kehidupan. Oase tidak dapat dipisahkan dari padang pasir atau padang gurun kehidupan manusia.
Baca: Pengorbanan Cinta dan Bukan Khianat Cinta
"Oase selalu berkaitan dengan padang gurun. Kalau orang pernah ke arab atau ke Israel, kita mengerti apa yang dimaksudkan dengan oase yakni sumber mata air di tengah padang pasir atau padang gurun", terangnya.
Pastor asal paroki Mamba, kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur itu menambahkan sumber mata air di tengah hamparan luas sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, binatang dan segala jenis tumbuh-tumbuhan.
"Hamparan luas seperti padang pasir atau padang gurun ada oase dan di situ orang bisa menimba air untuk minum, tumbuh-tumbuhan bisa tumbuh dan hidup, juga binatang-binatang di padang pasir minum air dari situ. Ketika seseorang bertemu atau melihat oase pasti bersukacita oleh karena bisa menimba air untuk atasi kehausan itu", tambahnya.
Hemat romo paroki Narang itu, setiap lembaga pendidikan harus menjadi oase kemanusiaan dan kehidupan. Sekolah menjadi wadah orang mengalami kehidupan yang menyejukkan dahaga.
Romo Stefanus, dalam khotbahnya, mengakui kualitas SMKN 1 Satarmese meskipun umurnya masih sangat belia (III tahun).
"Lembaga pendidikan seperti SMKN 1 Satarmese ini menjadi sumber mata air yang membawa kesejukan dalam pelbagai segi seperti nilai kemanusiaan dan kehidupan", pungkasnya.
Selain itu, romo paroki Narang itu menerangkan makna dehidrasi rohani dengan sederhana. Menurutnya, dehidrasi rohani merupakan saat di mana orang mengalami kekeringan rohani. Kekurangan unsur-unsur rohani dalam diri menjadi chaos yang menghambat perkembangan dan kemajuan hidup.
Baca: Hari Prapaskah I, Percobaan, Pertobatan dan Kabar Baik
Mantan pastor paroki Tanggar itu mengingatkan semua umat yang hadir dalam perayaan tersebut agar menimba dari sumber mata air sejati yakni Tuhan Yesus sendiri. Iman, kegiatan-kegiatan rohani ataupun aktivitas moral menjadi jembatan penghubungnya.
"Sebagai pastor paroki, saya sangat berterimakasih kepada sekolah ini karena mereka sangat aktif dalam urusan-urusan Gereja. Lembaga pendidikan ini harus menjadi oase kehidupan dan kemanusiaan, oleh karena itu, kita harus sering datang kepada Yesus sebagai sumber air utama sehingga dehidrasi rohani itu berkurang atau bahkan tidak ada.