Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Ingat Yesus, Ingat Ekaristi Sebagai Sumber Dan Puncak Hidup Kristiani

Suara BulirBERNAS
Saturday, February 24, 2024 | 16:41 WIB Last Updated 2024-02-24T09:54:35Z

Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*)


Ingat Yesus, Ingat Ekaristi Sebagai Sumber Dan Puncak Hidup Kristiani
Ingat Yesus, Ingat Ekaristi Sebagai Sumber Dan Puncak Hidup Kristiani



Kita Mengingat dan Mengenang Yesus dalam Perayaan Ekaristi 


Perayaan ekaristi kudus yang kita rayakan sejak lama hingga saat ini merupakan pelaksanaan perintah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menegaskannya pada perjamuan malam terakhir di hadapan para murid-Nya: “Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku”. Tuhan Yesus sendiri yang meminta untuk mengenangkan Dia. Maka, 

merayakan ekaristi berarti mengenang Yesus yang telah menyerahkan diri seutuhnya untuk keselamatan kita. 


Baca: Tabernakel Dan Lampu Tabernakel Bukan Sekedar Hiasan Panti Imam Dan Gereja


Oleh karena itu, ketika hendak merayakan ekaristi kudus, baiklah kita masing-masing menyatakan rasa syukur atas karya agung Allah bagi kita. Di sisi lain, sebagai satu keluarga umat beriman kita perlu bersatu, baik dalam suka maupun duka. Seperti roti itu satu, maka kita biarpun banyak anggota tetapi satu tubuh dan Kristus sebagai kepala kita. Dialah junjungan kita. Dia yang kita sembah. Dialah yang kita ikuti.


Kita hendak bersatu dalam iman yang sama akan Kristus sebagai Penyelamat kita. Kita mengantar peserta sambut baru (istilah ini sering dipakai di Flores-NTT)/komuni pertama (istilah yang umum di Indonesia) untuk makan Roti Kehidupan dan minum Darah Keselamatan. Kita kenangkan dengan rasa syukur, bahwa Yesus telah mengorbankan diri-Nya bagi keselamatan kita. Dialah jaminan hidup kekal kita. Kita wajib mengingat dan mengenangkan Dia.


Sambutlah Tubuh dan Darah Kristus dengan Penuh Iman


Bapa/Ibu/Saudara/i, segenap anak calon sambut baru yang terkasih dalam Tuhan.

Syukur dan pujian tak terhingga patut kita lambungkan ke hadirat Allah yang Mahapengasih karena atas kasih setia-Nya kita boleh bersua rupa dan bertatap wajah di dalam rumah-Nya ini, berkenan dengan sambut baru/komuni pertama bagi (sebutkan jumlahnya) anak-anak kita.


Pertama, perihal nama:

Sambut Baru, Sakramen Ekaristi  dan Komuni Pertama. 

Istilah sambut baru mungkin hanya akrab di telinga orang Flores, Sumba, Timor dan Alor tetapi istilah komuni pertama lebih luas pemakaiannya di Indonesia. Dalam teologi sakramen orang menyebut ekaristi.

 Baik sambut baru maupun komuni pertama sebenarnya menerangkan situasi di mana seseorang, baik anak-anak maupun orang dewasa baru pertama kali menyambut Tubuh dan Darah Tuhan Yesus dalam rupa hosti & anggur suci. Sebelum menyambut Tubuh dan Darah Kristus, biasanya gereja menyiapkan kondisi yang perlu sebagai persiapan jasmanai-rohani, ada pembinaan-pembinaan, ada ibadat tobat, ada pengakuan pribadi, ada latihan-latihan upacara, dan lain-lain.


Baca: Menjadi Manusia Sempurna


Semua hal itu diperlukan agar peserta sambut baru dapat dengan sadar, penuh, aktif dan merayakan ekaristi dengan iman dan penghayatan yang tepat sehingga berbuah dalam hidup. Mereka mewujudkan iman dalam kehidupan nyata setiap hari.


Kedua, ekaristi mengubah kita menjadi serupa dengan Kristus (Nikolaus Hayon, Sari Firman,p.129). Bersatu dengan Kristus sebagai roti kehidupan berarti bersedia diubah oleh Kristus. Itu berarti indra kita diresapi untuk berjumpa dengan terang Kristus. Budi kita dibimbing oleh iman untuk memilih Kristus sebagai satu-satunya pemandu dan ideal kita (…) Ekaristi mempersatukan semua anggota gereja dalam satu ikatan persaudaraan yang kokoh: saling membantu, membutuhkan. Dalam dan lewat ekaristi orang yang lemah dikuatkan, yang hina dina diangkat, yang kecil (…) yang tidak punya apa-apa diperhatikan.


Ketiga, Manfaat menyantap Tubuh & Darah Kristus (Hayon, p. 129) + refleksi penulis). 

Tuhan Yesus bersabda: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan Dia pada akhir zaman…” Jadi sesungguhnya menyantap Tubuh dan Darah Kristus itu tidak ada efek samping atau pengaruh negatifnya, melainkan mendatangkan kebaikan bagi kita yaitu memperoleh hidup kekal dan kebangkitan pada akhir zaman.


Beberapa pesan untuk kita.

Pertama, semoga dengan menyantap Tubuh dan  Darah Kristus dengan penuh iman, kita menjadi pribadi yang suka menolong, menghargai, mengasihi dan membuat dunia ini jadi tempat yang membahagiakan untuk dihuni. Di samping itu pribadi yang diresapi ekaristi kudus akan menjadi pribadi yang membawa damai, mengampuni, memperhatikan mereka yang terlupakan, yang tersingkir, yang dikucilkan. 


Pribadi ekaristis bukanlah orang yang menunjuk kesalahan orang dengan satu jari dan lupa bahwa dia menunjuk kesalahan sendiri dengan empat jari. Pribadi ekaristis  adalah dia yang dengan rendah hari mengakui kekurangan diri dan dengan demikian tidak menganggap bahwa kalau sudah pulang misa, hanya dia yang layak masuk surga. Pribadi ekaristis adalah dia yang solider, bergembira bersama yang sedang bergembira, bersedih dengan yang sedang bersedih, bukannya senang kalau orang lain susah dan susah kalau orang lain senang/gembira atau bahagia. Semoga pesta sambut baru kita tidak menjadi ajang pertumpahan darah tapi ajang persahabatan dan kekeluargaan. 


Baca: Rapat Koordinasi THS/THM Paroki "Samarasa" Hokeng dan Kilas Balik Studi Bersama 100 Tahun KWI Bulan Februari 2024


Kedua, menyantap tubuh dan darah Kristus itu tidak efek sampingnya, tidak ada ruginya, yang ada adalah manfaat, yang ada adalah kegunaan untuk jiwa kita, untuk keselamatan kita. Oleh karena itu hendaknya kita tidak mencari-cari alasan untuk menghindari perayaan misa. Hendaknya kita mulai menghentikan kritikan terhadap orang Katolik dari para pengkritik bahwasannya orang Katolik hanya sopan empat kali, yaitu sopan pada baptis anak, sopan pada sambut baru anak, sopan pada saat menikahkan anak, sopan pada saat mau mendapat minyak suci. Semua kritikan itu, tentu tidak mendasar, karena kita menjadi orang Katolik yang tekun, setia, dan tulus, bukan hanya sesaat tapi sepanjang hayat. Mari kita sambut Tubuh dan Darah Kristus dengan penuh iman.

Itulah makanan jiwa kita. Itulah makanan lara malaikat. 


Jika Anda mengingat Yesus, Anda juga tentu ingat bahwa Perayaan Ekaristi kudus merupakan sumber dan puncak hidup Kristiani.


Catatan Pinggir:


Renungan ini bisa dibawakan saat Misa Komuni Pertama (Tahun A/II)

Bacaan I : Ul 8: 2-3, 14-16; Bacaan II : 1 Kor 10: 16-17;  Injil  Yohanes 6: 51-58.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ingat Yesus, Ingat Ekaristi Sebagai Sumber Dan Puncak Hidup Kristiani

Trending Now

Iklan