Jadi Katolik Jangan NATO (No Action, Talking Only-Mrk 1:29-39) |
“Berdoa untuk berbuah dan bukan untuk pamer tanpa buah, banyak keluh.”
Kemarin saya ngobrol panjang dengan seorang tante saya bersama anaknya. Dari obrolan itu sampailah pada ceritera tentang kakek dan nenek kami yang adalah om dan tante kandung mama saya. Saya kemudian mengulang kembali kotbah saya pada saat misa pemakaman mama saya pada tanggal 04-Maret, 2018.
Baca: Mewartakan Injil di Tengah Situasi Keterlukaan Dunia
Pada awal kotbah, saya mengenang kebaikan kakek kami Ibrahim Ola Daen dan nenek Meme Goran yang nota bene adalah Muslim;
“Saya mengucapkan terimakasih banyak pada kakek Ola Daen, saya mewakili kakak-kakak saya bangga pada Beliau karena dari Beliau saya (kami) memahami makna dari hidup beragama yaitu berbuah dalam tindakan nyata. Karena kakek Ola Daen, kami bisa hadir di tengah dunia. Dari tangan dan didikan Beliau yang nota bene seorang Muslim yang mau merawat mama saya dengan tulus, penuh cinta dan tanpa pamri karena nenek Peni Samon (mamanya mama dan saudari kandung kakek Ola Daen) yang meninggal setelah melahirkan mama. Beliau tidak memiliki kekayaan apapun, yang ia miliki adalah cinta dan kasih sebagai kekayaan. Kakek Ola Daen merawat mama saya juga putera-puteri Kakek dengan hasil “judi.”
Bahkan pohon kelapa yang meskipun tidak banyak yang seharusnya sangat dibutuhkan oleh kakek untuk menghidupi anak-anaknya, justru diberikan kepada mama setelah mama menikah untuk menghidupi kami. Dari kakek Ola Daen yang didikan dan ajarannya tentu berlandasakan agama Islam yang mengalir dalam diri mama saya, mengajarkan kepada kami untuk tidak melupakan keluarga, mencintai keluarga dan sesama tanpa berpikir berapa yang kita miliki. Dari kakek Ola Daen saya memahami bahwa doa dan bergama harus berbuah dalam kebaikan dan cinta.
Baca: Penampakan Tuhan Dan Suara Kenabian Para Guru Besar
Doa menjadi pilar misi Yesus yang mengungkapkan hubungan pribadiNya dengan Bapa. Buah dari doa Yesus adalah kebaikan yang menyembuhkan mereka yang sakit dan kerasukan setan. Dari doa, menegaskan bahwa pusat dari seluruh misi Yesus adalah Bapa dengan segela kehendakNya dan bukan kehendak Yesus sendiri. Buah dari doa adalah kebaikan Yesus yang melahirkan pujian bagi Allah bapa.
Sebagai pengikut Kristus yang adalah umat Katolik, Doa menjadi pilar kita dalam bertindak dan berbuat baik dengan ketulusan, kesetiaan dan pengorbanan seperti mengunjungi tetangga kita dan mereka yang sakit. Doa menyadarkan kita bahwa semua kebaikan yang kita lakukan semata karena kuasa dan kehendak Allah sehingga tidak melahirkan pamer, tebar pesona dan kesombongan.
Baca: Siap Menjadi Misionaris
Kita semua harus ingat bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan jika itu merupakan buah dari doa maka bukan kesombongan yang kita pamerkan melainkan kerendahan hati. Dari doa penuh iman dan pengharapan kita mewartakan bahwa Yesus sendiri yang menjadi pusat misi kita. Amen.
Manila: 04-Februari, 2024
Oleh: RP. Tuan Kopong MSF