Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Jendela Puisi

Suara BulirBERNAS
Tuesday, February 20, 2024 | 09:28 WIB Last Updated 2024-02-20T02:52:47Z

Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*)


Jendela Puisi
Jendela Puisi




Pelan tapi pasti....

Jiwa PUITISMU akan hidup dalam urat nadi secara otomatis.

Bolehlah belajar satu dua hal terkait ilmu berpuisi.

Selebihnya biarkan inspirasi membawamu ke tempat yang semestinya. 


Baca: Toto Rawim Ta "Molas" (Tunjukkan Wajah Manismu "Ular")


Hanyalah dibutuhkan: budi jernih, 

hati bening, suasana nan hening, 

alam sunyi penuh inspirasi.


Pakai diksi singkat, padat dan jelas. 

Kata punya kuasa, kata punya makna. Katapun punya pesan yang amat jelas.


Tak perlu terlalu mengikuti rumus pakem nan kaku dan  baku.

Ikuti saja ke mana gerak jiwa membawamu pergi.


Terbanglah bersamanya.

Tulislah secara sistematis, runtut "lepas-bebas" namun bermartabat. Alihkan perhatianmu sesaat dari dunia dengan jarak terukur.


Baca: Tentang Aku dan Kamu; Pengetahuan Sejati Jaga Cinta Kita


Beberapa waktu kemudian, duduklah serius membaca kembali: seleksi alamiah atas segalanya. Verifikasi, falsifikasi pun justifikasi.

Formulasikan dengan jeli untaian diksi untuk suatu puisi.


Itulah puisi kaya makna dan full pesan tentang hidup yg penuh optimisme dalam iman, harapan dan cinta sejati.


Isinya bisa tentang keresahan yang mendera jiwa manusia dan alam semesta, bisa juga tentang kabar gembira yang membesarkan pengharapan.


 Tulis saja: apa yang Anda lihat, rasakan, alami dan segala yg diimani, diharapkan dan dikasihi. 


Sekali lagi, tulis saja.

Jangan memaki orang dan situasi.

Jangan menyebut identitas orang dan detail dirinya. 


Cukuplah belajar keutamaan sang tokoh ataupun mencegah hal jelek yang dilakukan dan harapan palsu  yang perlu kita hindari. Kita belajar dalam ruang waktu di universitas kehidupan.


Baca: Kumpulan Puisi Terbaik Karya Siswa/i SMKN 1 Satarmese, Kelas X UPW 2


Melalui puisi, kita memastikan hidup lebih hidup dan bumi sebagai persinggahan ini menjadi tempat yang layak untuk dihuni karena diwarnai nilai-nilai berkualitas tinggi serta kebijaksanaan.


Kita perlu memastikan, akan tetap ada "JEJAK-JEJAK JIWA BIJAK" TERSISA,

KARENA "SENGAJA"  DIABADIKAN. Itulah jendela puisi, ada tema, rasa, nada, makna, pesan dan tujuannya.



SALAM:

#ONE HEART MANY FACES: 

SATU HATI, ANEKA WAJAH#

*) Penulis adalah penulis buku: JEJAK-JEJAK JIWA BIJAK (Ledalero: Maumere), 2019.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jendela Puisi

Trending Now

Iklan