Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Misa Nikah Rafael dan Lyani, Pastor Paroki Narang Bicara Tentang Garam dan Terang Dunia, SMKN 1 Satarmese Sumbangkan Suara merdu

Suara BulirBERNAS
Saturday, February 10, 2024 | 09:33 WIB Last Updated 2024-02-10T02:55:57Z

Oleh: Nasarius Fidin*

Penulis adalah guru SMK Negeri 1 Satarmese.


Misa Nikah Rafael dan Lyani, Pastor Paroki Narang Bicara Tentang Garam dan Terang Dunia, SMKN 1 Sumbangkan Suara merdu
Misa Nikah Rafael dan Lyani, Pastor Paroki Narang Bicara Tentang Garam dan Terang Dunia, SMKN 1 Sumbangkan Suara merdu




BernasINDO.id -  Pastor paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang, RD. Stefanus Sawu Pr berkhotbah tentang Garam dan Terang Dunia saat misa perkawinan suci Rafael Gampur (Rafael) dan Yuniana Ida (Lyani) di kapela Stasi Stella Maris Waecepang, Selasa, (06/02/2024). 


Baca: Liturgical Abuses: Kalau Saja Kita Masih Mempunyai Rasa “Malu”


Pastor paroki Narang itu menerangkan cinta-setia kedua mempelai sudah lama diikat secara adat Manggarai, tetapi perjalanan bahtera keluarga mereka selalu diterpa pelbagai ujian, tantangan dan kesulitan. 


"Hari ini kita bersama pa Rafael dan Ibu Lyani bersyukur karena mereka berani dan resmi mengikrarkan diri dalam sakramen perkawinan suci, cinta mereka  sudah lama diikat secara adat Manggarai, saya tahu mereka ini banyak tantangan dan kesulitan tetapi bagi yang percaya kepada Tuhan, segalanya tidak ada yang sia-sia, semuanya indah pada waktunya", ujar romo Stef. 


Pastor paroki Narang itu memaknai perikop Kitab Suci terutama terkait garam dan terang dunia. 


Baca: Narasi Kecil Tentang Ide, Kesepakatan, dan Pembangunan Kapela Darurat Golo Waso Paroki Lengko Ajang Keuskupan Ruteng


Hemat romo Stefanus, garam memiliki sekurang-kurangnya tiga fungsi yakni pertama, garam membuat sayur atau masakan menjadi enak rasanya. Yesus menyebut para muridnya garam dan terang dunia. 


"Kita semua adalah garam tatkala orang lain merasa nyaman atau enak bersama kita. Cara hidup yang baik dan benar memampukan kita menjadi garam bagi sesama", terangnya.


Kedua, garam itu menjinakkan. Romo Stefanus menjelaskan fungsi garam yang menjinakkan dalam konteks relasi dan komunikasi sosial. 


"Garam itu menjinakkan, artinya membuat sesama menjadi akrab dengan kita. Sifat, tutur kata, tingkah laku yang baik dan atau cara hidup yang benar membuat orang lain merasa teduh, tenang, tertarik dan senang bergaul dengan kita", ujarnya. 


Ketiga, garam membuat makanan jadi awet atau bertahan. Selain dua fungsi yang sudah disampaikan, pastor asal Manggarai Timur itu menjelaskan fungsi garam yang mengawetkan. 


"Garam itu mengawetkan berarti menjaga atau meneruskan nilai-nilai yang ada, seperti peran seorang guru yakni meneruskan nilai-nilai berupa pengetahuan, pencerahan, pengalaman dan sebagainya. Mengawetkan dipahami sebagai aktivitas menjaga sesuatu yang baik dan bernilai", tambahnya. 


Selain tentang garam, romo juga meyakinkan kedua mempelai dan sejumlah umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi itu dengan sebutan terang dunia. 


"Kamu adalah terang dunia. Semoga terangmu bercahaya di depan orang lain. Kita adalah terang, artinya di dalam pekerjaan, status, atau di dalam keseluruhan diri kita ada yang baik, benar dan indah", katanya.  


Baca: Jadi Katolik Jangan NATO (No Action, Talking Only-Mrk 1:29-39)


Pastor paroki Narang itu juga menyinggung tugas dan peran guru sebagai obor bagi masyarakat. Bahwa, dalam diri seorang guru, orang melihat banyak hal baik. 


Misa perkawinan itu dimeriahkan dengan tarian indah dan paduan suara emas siswa/i SMKN 1 Satarmese. Sebelumnya, group koor sekolah kejuruan yang terletak di Satarmese Barat, kabupaten Manggarai, NTT itu membawakan koor misa pernikahan Bayu dan Icha di kapela Waecepang, paroki Narang.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Misa Nikah Rafael dan Lyani, Pastor Paroki Narang Bicara Tentang Garam dan Terang Dunia, SMKN 1 Satarmese Sumbangkan Suara merdu

Trending Now

Iklan