Pertambahan Usia Anak Vain: Wujud Syukur dan Harapan |
Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*)
Nama VAIN diambil dari nama panjang: VAlentINo YOLUS PIDI. "YOLUS itu singkatan nama kakek-neneknya: YOsef LUSia". "PIDI= PIter DIna" (ayah dan ibu kandungnya). Status saya: "Bapa Tua", kakak kandung dari Bapanya Vain yaitu Petrus. Atau dalam bahasa VAIN, saya disebutnya sebagai: "Bapa ENAK".
Saya Memberikan Nama Untuk Vain
Kebetulan saya sering mendapat peluang dan diminta untuk mengusulkan nama bagi anak-anak dari adik kami dan keluarga lainnya Mungkin karena saya "TUANG" atau Pater. Coba kalau tidak sebagai Pater, mungkin sulit sekali dimintai pendapat dan ditaati untuk memberikan nama bagi seseorang.
Pada tanggal 11 bulan 2 (Pebruari) tiap tahun VAIN/MBETUK bertambah usia (lagi). Dia lahir tahun 2015. Dalam urutan kelahiran, VAIN/MBETUK merupakan anak kedua dari adik bungsu kandung kami, Petrus Randu. Kakaknya MBETUK (yg sulung) bernama Deym (Damasus D. Pidi. Deim ini (pada tahun 2024: kelas 1 SMAS KATOLIK Santo Fransiskus Ruteng, sesuai pilihannya).
Tulisan ini Berfokus kepada ETUS/VAIN/MBETUK
Bukan bermaksud mengesampingkan Deim, apalagi bertendensi untuk merebut hak kesulungan. Itu tidak dimaksudkan. Ini hanya soal "siapa yang dituanagungkan" dalam suatu peristiwa. Kali ini "Tuan Agung" yaitu MBETUK. Tak ada yang lain.
Baca: Daya Magis Musik
Anak VAIN/MBETUK ini sejak berusia 2 (dua) tahun "sudah terkenal" sebagai "anak yang cerdas". Dia "pandai berkisah" dengan daya imajinatif yang luar biasa bagusnya. Runtut. Sistematis. Saya betul merasa kagum dengan kemampuannya ini sejak masih usia balita (Saya dulu tidak secerdas dia saat kecil. Saya akui dengan jujur.
Kalau kami menyebut "Amin" berarti MBETUK otomatis akan membuat "Tanda salib", mengangkat doa membuka makan bersama, begitu pun saat mengakhiri acara makan bersama. Dia sudah tahu membuat tanda salib saat berumur 2 tahun. Hal yang luar biasa. Doa Bapa Kami dan Salam Mariapun lancar. Saya termangu dan angguk-angguk kepala melihatnya. Itulah sebabnya, saat MBETUK/VAIN meminta saya untuk membelikan "kacang Milco seharga dua ribu rupiah", saya sangat berjuang untuk memenuhi permintaannya. Hal inilah yang membuat ayah dan bundanya stress berat karena kemudian MBETUK/VAIN terbiasa meminta untuk dibelikan "Milco". Bayangkan jika dua ribu sehari dikalikan 31 hari dalam sebulan, bisa bangkrut Bro. Saya kira, MBETUK semakin paham, semakin cerdas. Dia bukan anak cengeng. Dia anak cerdas, rasional, sportif juga realistis.
Saat berusia 3 hingga 5 tahun jam belajar dan bermainnya tinggi. Dia sudah bisa menghitung hingga angka 100 mulai dari angka 1. Abjad A-Z sudah dihafalnya dengan menggunakan "Metode Bernyanyi". Abjad dan hitungan angka itu diajar oleh "Anak Kota", sepupu kandungnya bernama NONA MAYELLA.
Selayang Pandang tentang Nona Mayella
NONA MAYELLA usianya setahun di belakang VAIN. MAYELLA adalah anak dari Tanta kandungnya VAIN. Tantanya bernama Maria RAINa. Maria ini menikah dgn SIUS VOKAL. Maka nama belakang NONA MAYELLA adalah VORAIN kependekan dari VOkal RAINa.
Mereka berdomisili di Wae Mbeleng, Kuwu, Ruteng. Maria adalah seorang Sarjana Pendidikan Guru PAUD. Dia mantan Suster.
Sedikit nostalgia. Saya salut pada Si Saudari Maria ini. Dengan kekurangan dan kelebihannya, dia bisa beradaptasi dengan kondisinya meskipun sering tensi tinggi juga. Dulu, saya tinggal di (bekas) komunitas mereka, saat Imam Baru. Saya memimpin misa di komunitas itu lebih dari sepekan (setiap hari). Pimpinannya meyakinkan saya dan keluarga bahwa dia calon suster yang baik, karena itu mereka berniat menyekolahkannya. Itupun terjadi. Sepulang dari Roma, Maria disekolah kan dalam jurusan Pendidikan Guru PAUD.
Maria ini memiliki kemampuan berbahasa Italia sangat baik. Dia tekun. Dia cerdas. Itu kesaksian teman-temannya dan teman imam saya. Saya mana paham.
Saat genting itu tiba. Ada opsi dilematis pimpinan mereka saat itu yakni Maria memilih untuk melanjutkan kuliah, maka batal kaul kekal ataukah mesti ke Italia dan kaul kekal di sana sehingga kuliah di Ruteng dihentikan? Posisi dia (Maria) sudah berada di semester 8. Bayangkan. Mereka yang kuliah paham to jika saya menyebut semester 8?
Saya, sebagai kakak yang Pastor, memberikan kebebasan kepadanya untuk memilih sendiri, mana hal yang terbaik untuk masa depannya. Meskipun saya menyesalkan "ketidakbijaksanaan pimpinan biara tertentu" itu dan untuk mereka l, meskipun ke depan datang sampai ke tungku dapur rumah kami, saya akan usir secara sopan. Biarkan mereka mencari calon dari keluarga lain saja (jeda).
Kembali Kepada MBETUK/VAIN
Kembali ke narasi kecil tentang VAIN. Si VAIN ini menghayati pola hidup bersih, teratur dan sehat. Makanannya pilih-pilih (baca: SELEKTIF). Dia tdur teratur. Dia rajin mandi. Oleh karena itu, bisa dipahami jika dia cukup sulit untuk bergaul dengan anak-anak seusianya yg jarang mandi. (Sesungguhnya ini mesti dinasihati oleh orang tuanya, agar jangan pilih kasih ya dalam pergaulan
Meskipun MBETUK belum paham tentang isi Kitab Suci, tapi ada nas yang mengajarkan begini: "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (Bdk. 1 Korintus 15:33. Mohon cek lagi, benarkah tidak, isinya ini?.
Baca: Refleksi Tentang Hidup Berkeluarga, "S3" Karena Cinta
Tahun 2020 lalu, VAIN "lulus timbang". Artinya dia tidak lagi ikut posyandu. Hal itu dia anggap sebagai "kebanggaan dan bukan balita lagi" di hadapan teman-teman bermainnya yang lagi beberapa bulan genap berusia 5 tahun.
MBETUK dan COVID-19
Saat saya "STAY AT HOME" akibat PANDEMI COVID-19, VAIN, dkk merupakan "REKAN SEKOMUNITASKU" dalam rumah orang tua kami. Dari pengamatan saya, anak ini adalah anak yang rajin belajar (berhitung dan menulis juga bernyanyi, menggambar rumah, oto, pohon, pesawat, dll serta relatif fasih bercerita).
Dia juga bisa berdoa (Tanda Salib, Bapa Kami, Salam Maria di usia sejak 2 atau 3 tahun) serta memaksa orang tuanya untuk menghadiri Misa Hari Minggu dan Hari Raya.
VAIN giat juga bekerja meski usianya baru 5 tahun. Saya berjuang dengan sungguh agar anak-anak di kampung kami ini tidak boleh kena COVID. Tidak boleh memang. Oleh karena itu, saya menggunakan cukup banyak uang saku saya untuk membeli jenis makanan dan minuman serta vitamin dan suplemen yang meningkatkan stamina atau daya tahan tubuh mereka. Puji Tuhan, semua aman.
MBETUK dan Kebiasaannya
Pekerjaan yg bisa dan biasa dilakukannya, antara lain: mencari kayu api kecil (mepok), turun ke kebun (Rendong dan Golo Mbe)dan sawah (Rana Dengen/Samboleng), kecuali dia merasa capek sekali.
Dia juga rajin mengangkat piring, gelas, tempat nasi, sayur, dll sebelum dan sesudah kami makan. Hal yang sangat langka untukanak seumurannya.
Dari kondisi yang model begini sejak masa kecilnya, maka kami sebagai keluarga tentunya bertanya seperti kisah dalam Kitab Suci terkait Yohanes Pemandi: "Jadi apakah anak ini nanti?". Ah, terserahlah. Itu urusan dia dengan Tuhan.
Saya yakin benar bahwa setiap orang punya masanya dan setiap masa ada orangnya. Setiap anak punya kisah hidupnya masing-masing ke depan. Kita hanya mempersiapkannya sejak
dini. Kita menghargai prosesnya.
Tugas orang tua dan yang lahir lebih dahulu hanyalah berjuang mendidik, membesarkan, menafkahi dan menyiapkan kondisi untuk masa depan bagi mereka tanpa mesti memaksa mereka sesuai kehendak orang tua. Mereka memunyai pilih dan bentuk masa depannya tersendiri.
Anak VAIN/MBETUK terkasih, SELAMAT BERSYUKUR ATAS USIA KELAHIRAN KE- 9 TAHUN (TAHUN 2024). TETAP JADI ANAK YG RAJIN BELAJAR, TETAP BAIK, SEHAT, CERDAS, CERAH CERIA, BAHAGIA. SEMOGA MBETUK BERGUNA UNTUK GEREJA, NEGARA DAN KELUARGA.
TUHAN MEMBERKATIMU NAK.
Penutup
Mbetuk,
Ingatlah selalu akan "berkat dan hikmat" Tuhan. Taatilah Dia seumur hidupmu, maka engkau mendapatkan ini:
"Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan" (Amsal 3:16). Tetaplah merayakan usia barumu di tahun-tahun yang akan datang. Bapa tua akan semakin tua, kamu makin bertumbuh fan berkembang dalam nama Tuhan Yesus.
*). Penulis adalah Bapak Besarnya Mbetuk.
Dia tetap berdoa agar Mbetuk sehat, sukses, bahagia. Doanya sama untuk keluarga yang lainnya. Doanya juga ditujukan kepada Allah bagi segenap orang tua, pimpinan gereja (Paus, Uskup, Imam), negara, lembaga pendidikan, para calon dan imam-religius-biarawan/ti, penjasa , penderma/donatur, keluarga-keluarga, juga untuk arwah-arwah leluhur, Opa Mikhael Lakan, Oma Maria Dang, Bapak Yosef Ga'us, kk Sius sarfus, Adik Mus, semua keluarga Golo Waso -Golo Rakas yang hidup dan yang meninggal, arwah-arwah di Api Penyucian dan arwah-arwah yang dilupakan untuk didoakan. Ini bagian dari hidup dan keberadaanku juga.