Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Renungan Biblis Populer, Tugas Juruselamat: Memuliakan Allah dan Menyelamatkan Manusia serta Ciptaan Lainnya

Suara BulirBERNAS
Sunday, February 11, 2024 | 00:22 WIB Last Updated 2024-02-10T17:42:41Z

Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*)


Renungan Biblis Populer,  Tugas Juruselamat: Memuliakan Allah dan Menyelamatkan Manusia serta Ciptaan Lainnya
Renungan Biblis Populer,  Tugas Juruselamat: Memuliakan Allah dan Menyelamatkan Manusia serta Ciptaan Lainnya




Berguru pada Yesus Kristus


Maafkan saya jika hanya menyinggung tentang pribadi mulia yang satu ini: Yesus Kristus. Untuk pribadi mulia yang lain boleh diulas oleh orang lain. Saya sendiri, sangat terharu saat membaca kisah heroik-Nya. 


Baca: Hari Minggu Biasa VI, Aku Mau Tuhan


Dia (Sang Kristus itu), tergerak hati-Nya menolong orang yang sudah dibuang, disingkirkan. Mereka itu antara lain, orang kusta. Pada zaman itu, yang namanya orang berpenyakit kusta pasti disingkirkan, dibuang jauh. Yesus Kristus, Sang Juruselamat itu, datang, menyentuh mereka, menyembuhkan mereka. Bagaimana dengan kita?


Yesus Berbelaskasih kepada yang Sakit Kusta


Tuhan Yesus sungguh Maharahim dan Berbelaskasih. Semua manusia dikasihi-Nya tanpa batas. Yang sehat tetap dijaga-Nya. Yang sakit disembuhkan-Nya. Yah, sakit jenis apapun itu (akan diulas lebih lanjut). 


Saat Yesus masih ada di tengah dunia ini, Dia berjumpa dengan banyak orang yang dibuang oleh manusia lain, karena dianggap sebagai orang najis dan pendosa. Sebut sebagai contoh: orang yang menderita kusta.


Kita bisa memahami bahwa pada zaman itu, memang pengobatan dan perlengkapan sarana kesehatan belum secanggih pada zaman modern ini. Pada masa Yesus, semua sakit dan penyakit selalu dihubungkan dengan dosa. Dengan demikian, penyakit seringkali dianggap disebabkan oleh dosa yang dilakukan. Tidak semuanya salah, tetapi beberapa hal mesti dikoreksi juga. 


Kita tentu bersepakat bahwa kita tidak membenarkan adanya pelecehan terhadap martabat manusia tetapi "karantina" zaman dulu itu, tergolong tindakan cukup bijak. Tujuannya supaya menghindari penularan penyakit dan korban lebih banyak berjatuhan lagi. 


Baca: Misa Nikah Rafael dan Lyani, Pastor Paroki Narang Bicara Tentang Garam dan Terang Dunia, SMKN 1 Satarmese Sumbangkan Suara merdu


Dalam zaman milenialpun, "karantina" tetap dilakukan. Masih ingatkah kita akan situasi gawat darurat akibat pandemi "COVID-19?". Kita ingat betul,  bagaimana seseorang yang terduga kena COVID -19 mesti dikarantina di wilayah terisolir dan karena diisolasi, orang merasa kesepian dan ketakutan yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mendasar, paling umum mengapa banyak orang meninggal dunia (Tentu para tenaga kesehatan memunyai argumentasi pembenar yang lain). 


Dalam sejarah juga benar bahwa dana COVID-19 dikorupsi. Mestinya pasien yang terduga COVID harus diberikan pengobatan dan perhatian yang maksimal. Kenyataan berbicara lain. Mereka diterlantarkan. Mereka diabaikan. 

Ada toh oknum yang dipenjarakan karena "salah urus dana COVID-19"? Saya tidak membahasnya secara khusus dalam tulisan ini.


Kita setuju, bahwa karantina itu baik dilakukan demi kebaikan umum (common good), supaya mencegah penularan dan meminimalisir korban.


Yesus Memuliakan Bapa di Surga


Pertama, Catatan Rubrik Misale

 

Dalam rubrik tersebut ditegaskan: "Imam-imam Perjanjian Lama hanya dapat menyatakan adanya penyakit kusta atau kemungkinan kesembuhan. Mereka tahu betul bahwa hanya Tuhanlah atau Almasih yang berkuasa menyembuhkannya. Ketika Yesus menyembuhkan si sakit kusta, Ia mau menunjukkan  bahwa Ia datang untuk melawan dosa"

(Misale, hlm. 948)


Lebih lanjut digarisbawahi: "Cinta kasih-Nya menyebabkan Dia melanggar hukum Taurat. Ia menyentuh si sakit kusta untuk menyembuhkannya. Tetapi untuk menunjukkan bahwa Ia  bebas dalam hal ini, maka Ia menyuruh si sakit yang sudah sembuh itu pergi menghadap imam-imam, agar mereka mengakui kekuasaan Al-Masih pada-Nya" (ibid).


Biarkan saja Yesus berkarya dalam senyap, hasil dan kesuksesan-Nyalah yang menyebabkan kehebohan di tengah bangsa Yahudi, terutama kaum elitnya. Hampir umum, bahwa jika seseorang itu memiliki "karisma", yang memberikan reaksi secepat kilat itu, kaum yang merasa diri memiliki karisma tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.


Kedua, Yesus Memuliakan Allah Bapa-Nya


Yesus sungguh sadar, tahu dan kenal diri, siapakah Dia? Dari mana asal-Nya? Apa tugas dan tujuan perutusan-Nya ke tengah dunia ini?


Ia berasal dari Allah Bapa di Surga. Ia diutus ke tengah dunia ini (baca: misteri inkarnasi dan immanuel: penjelmaan Allah menjadi manusia dan tinggal di antara kita) dengan tujuan untuk membawakan kabar baik, kabar gembira, kabar keselamatan. Oleh karena itu, yang dilakukan oleh Yesus adalah melakukan kehendak Bapa-Nya di Surga dan memuliakan Dia. Yesus tidak melakukan kehendak-Nya sendiri dan memuliakan diri-Nya sendiri. Hal itu, berbeda sekali dengan manusia fana. Mereka cenderung melakukan kehendak sendiri dan memuliakan diri mereka sendiri. Apalagi ada manusia yang bermental diktator-otoriter-feodal, yang menganggap dirinya sebagai hukum, peraturan dan perundang-undangan. Dialah sumber dari segala sumber kebenaran dan hukum dari segala hukum. Apalagi mengklaim diri sebagai manusia sempurna (manusia super, ubermensh). Dia yang tak pernah gagal, sukses terus selamanya. Ini bahaya. Ini bertentangan dengan teladan Yesus yang mengikuti kehendak Bapa dan memuliakan Bapa-Nya.

 Semoga saja manusia yang mengklaim diri sebagai sumber segala kebenaran itu segera insaf.


Ketiga, Yesus Menyelamatkan Manusia, Termasuk Si Kusta


Kita sesungguhnya memahami bahwa nama Yesus Kristus itu berasal dari dua kata, dari dua bahasa yang berbeda. "Iesus" bahasa Ibrani dan "Christos" dari bahasa Yunani. Iesus artinya Sang Juruselamat, Christos artinya Yang Diurapi Allah.


Baca: Liturgical Abuses: Kalau Saja Kita Masih Mempunyai Rasa “Malu”


 "Jadi, Yesus Kristus berarti Sang Juruselamat Yang Diurapi Allah". Allah Bapa-lah yang mengurapi Yesus Kristus menjadi Juruselamat (banyak momen biblis yang mengungkapkan kebenaran iman ini (Yesus Kristus sebagai Juruselamat), antara lain: sebelum kelahiran Yesus, saat kelahiran Yesus, saat Yesus dipersembahkan ke Bait Allah, saat pembaptisan Yesus di sungai Yordan, Yesus disebut sebagai "Putera terkasih dan kepada-Nya Bapa berkenan", ada peristiwa transfigurasi, ada pemakluman saat di atas kayu salib, saat kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Surga, dll).


Sebagai "Sang Juruselamat Yang Diurapi Allah", Yesus sungguh mempergunakan waktu tahun karya keselamatan-Nya secara sangat efektif, efisien, padat makna dan pesan, membawakan warta keselamatan lewat Sabda, pengajaran, tanda dan pelbagai mukjizat serta karya sosial karitatif lainnya, teologis, dan sangat komprehensif (bandingkan isi dari semua  Kitab Suci Perjanjian Baru) yang memang berisikan tentang hidup, teladan, petuah, nasihat, karya keselamatan, pengajaran dan perbuatan Yesus yang sungguh menyelamatkan, yang direkam, diingat dan diwariskan serta ditulis oleh para penulis Injil dan pelbagai surat bernuansa Pastoral yang dituliskan oleh Santo Paulus (Belasan Surat), ada juga Surat yang ditulis oleh Santo Petrus, Yohanes juga Yudas ( jumlah kitab dalam Kitab Suci Perjanjian Baru= 27 Kitab. Boleh di-ri-cek).


Dalam kisah Biblis yang lain, kita mendapatkan informasi bahwa selain menyembuhkan orang sakit kusta, Yesus Kristus juga menyembuhkan yang "BUTUBI= BUta TUli BIsu". Di samping itu, Dia menyembuhkan orang yang pendarahan, demam, kerasukan setan, mengusir roh jahat, mengampuni dosa, bahkan membangkitkan orang mati (baca: kisah Lazarus, kisah pemuda di Nain, hamba Yairus, dll).


Jadi, sungguh benar secara biblis dan realitas historis bahwa Yesus Kristus sungguh menjadi Juruselamat untuk semua orang yang percaya kepada-Nya, apapun asal-usul, adat-istiadat, keturunan, budaya, etnis, status sosial, serta kondisi sakit dan penyakitnya baik secara fisik, psikologis, sosial maupun mental-spiritual seseorang.


Semoga, seperti Tuhan Yesus, kitapun sanggup memuliakan Allah Bapa di Surga dan menolong sesama untuk diselamatkan oleh Allah. Kita semua adalah perpanjangan tangan kasih Allah untuk menolong mereka yang kecil, lemah, miskin, sakit, tersingkirkan dan kaum difabel (different ability, memunyai kemampuan berbeda dengan kita) supaya lebih bahagia dalam dunia dan du akhirat nanti. Semoga tercapai harapan mulia ini: karena berkat Tuhan, dukungan sesama/sosial serta komitmen yang kokoh dari dalam diri setiap individu.




*) Penulis adalah Pengikut Yesus. Namun, penulis sadar betul bahwa dia belum sanggup meneladani hidup, karya dan perutusan Yesus secara paripurna sebagai "juruselamat".


 Semoga Tuhan Yesus memampukannya, sesama mendukung dan dirinya semakin kokoh menjalankan tugas perutusan sesuai bidang tugas yang Tuhan percayakan. Mohon doa dari pembaca. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Renungan Biblis Populer, Tugas Juruselamat: Memuliakan Allah dan Menyelamatkan Manusia serta Ciptaan Lainnya

Trending Now

Iklan