Tabernakel Dan Lampu Tabernakel Bukan Sekedar Hiasan Panti Imam Dan Gereja |
Tabernakel pada zaman Musa adalah sebuah kemah di mana bangsa Israel bertemu dengan Allah. Dalam Gereja Katolik, Tabernakel mengingatkan kita akan kemah yang dibuat oleh Musa bagi bangsa Israel selama perjalanan mereka di padang gurun. Itu adalah tempat pertemuan dengan Tuhan. Setiap orang yang mencari Tuhan, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan (Kel 33:7-10).
Baca: Menjadi Manusia Sempurna
Selama Musa berbicara dengan Tuhan berhadapan muka di dalam Kemah turunlah tiang awan dan berhenti di pintu Kemah. Dari situ semua orang tahu bahwa Allah telah hadir. Kemah Gereja Katolik hari ini adalah Tabernakel dimana kita bertemu dengan Kristus, Anak Allah dan bersukacita atas kehadiranNya.
Sakramen Maha Kudus di dalam Tabernakel adalah sebuah Tanda nyata dan kelihatan bahwa Yesus tinggal diantara kita sampai akhir zaman. Sakramen Maha Kudus adalah harta yang paling agung dari Gereja kita, Gereja Katolik yang luar biasa.
Hal ini menjadi alasan mengapa setiap kali kita memasuki atau meninggalkan gereja (atau berjalan tepat di depan altar) selalu berlutut atau membungkukan badan sebagai penghormatan kepada Yesus, berbicara denganNya, bersyukur kepadaNya dan memuliakanNya; “Inilah saya Tuhan pimpinlah aku.”
Lampu kecil di samping Tabernakel menandakan bahwa Yesus yang adalah Terang dunia hadir di dalam Tabernakel. Kebiasaan umat Katolik setiap kali masuk atau meninggalkan ruang gereja dengan berlutut atau membungkukan badan merupakan doa dalam keheningan; “Tuhan aku menyambutMu, aku memujiMu atau Tuhanku dan Allahku.”
Baca: Cara Ampuh Mewujudkan Hidup yang Benar
Dengan berlutut atau membungkungkan badan, kita memuji Yesus yang berada di dalam Tabernakel dan pada waktu yang sama kita membuat diri kita (merendahkan diri) kecil dihadapan Allah dan memintaNya untuk menjemput dan menarik kita kepadaNya seperti seorang ibu yang menjemput anaknya.
Note: The Tabernacle and the Sanctuary light in our Catholic Churches Remind us that Jesus Remains in our Midst Forever, Our Joy in Being Catholics, 38-40.
Manila: 23-Februari, 2024
Tuan Kopong MSF