Oleh: RP. Stefanus Dampur, SVD*)
Inersia Cinta (RP Stefanus dampur SVD) |
Untukmu kekasih hati yang nyaris mustahil kudapatkan/
Kutahu benar bahwa engkau mendambakanku/
Dan dirikupun tahu, aku sangat mencintai sosok dirimu yang hebat luar-dalam, jasmani-rohani/
Tapi mengapa aku seolah tak mampu mengungkapkan isi hati dan rasa ini?//
Baca: Alat Optik Sungguh Kubutuh, Tekanan Sang Penguasa
Ibarat sebuah magnet yang berbeda kutubnya/
Kita saling tertarik satu sama lain/
Namun, apakah ego dan gengsi membuat kita bertahan untuk hanya mencintai dalam kebisuan begini/
Atau inikah takdir cinta yang memang kita lakoni?//
Baca: Menguap-Mengembun (Segalanya Akan Hilang-Muncul, Pergi dan Datang)
Kita terdiam dalam posisi dan kondisi kita/
Kita lazim sembunyikan rasa/
Kamu begitu malu mengungkapkan/
Dan akupun demikian//
Baca: Jenis Cerminmu
Kita sama-sama terdiam tanpa mau tahu berbuat apa?/
Bagai hukum Inersia dalam Fisika/
Kita mempertahankan kondisi kita/
Kita saling mencintai dalam diam/
Bukankah pepatah tua bertuah mendaraskan: "Diam adalah emas?"
Biarkan intipati cinta berkarya: "Kebaikan dan kebahagiaan si subyek" menjadi urgent dan prioritas utama//
*) Penulis adalah pencinta sastra. Puisi ini sebenarnya ditulis oleh orang yang punya "passion" terhadap Fisika dan bahkan sangat berkompeten. Dia mengizinkan saya untuk memakai hak ciptanya tersebut dan boleh mempublikasikannya atas nama saya. Ini sesuatu yang luar biasa. Oleh karena itu, di sana-sini saya edit agar sesuai dengan entry point puisi yakni tema, rasa, nada, makna, pesan dan tujuan (teranamapetu). Terima kasih atas kontribusi dan izinannya.