Oleh: RP. Stefanus Dampur, SVD*)
Pentingnya Solidaritas dan Saling Menolong di Semesta Raya (ilustrasi google) |
Dunia cemas, kitapun cemas. Dunia gembira, kitapun bergembira. Inilah wujudnyata eksistensi atau keberadaan kita dalam kesatuan sistem tata semesta raya. Kita adalah bagian tak terpisahkan dari semesta ini. Sebagai makhluk beriman, kita yakin bahwa hidup kita tidak hanya akan berhenti di dunia material ini saja, melainkan ada hidup setelah hidup sini-kini yakni hidup yang kekal bersama Allah dan segenap malaikat serta orang kudus-Nya dalam Kerajaan Surga.
Baca: Narasi Kecil Kegiatan Arisan Congkar Maumere dan Kelompok Tani Kolisia-Magepanda Maumere
Saya mengalami hampir empat dasawarsa (dimana Indonesia dipimpin oleh tujuh presiden dan saya mengalami kepemimpinan enam presiden, kecuali Bung Karno) bahwa di dunia fana ini masih begitu banyak orang baik yang dekat dengan kita.
Mereka senantiasa bersama kita. Mereka berjuang untuk menolong diri dan sesama sebagai wujud syukur atas kehidupan dan kesempatan untuk memuliakan Tuhan Sang Pencipta yang telah menghadiahkan kehidupan ini dengan cuma-cuma melalui orang tua (Bapak dan Mama) kita masing-masing.
Orang baik yang menolong kita itu bukan karena mereka mampu dan berkelebihan tetapi ada kesediaan hati untuk berbagi kebaikan. Mereka tidak juga ingin mencari popularitas tetapi hanya bertekun menghayati kasih yang nyata. Kasih itu bukan teori, tetapi perbuatan baik dan berguna untuk kebahagiaan sesama.
Solidaritas atau kesetiakawanan sosial akan lebih membumi lagi jika setiap individu di semesta raya ini tidak dikuasai oleh kecenderungan dan sikap individualistis-egoistis-materialistis, tetapi memiliki cita rasa sosial-altruis atau memperhatikan kepentingan orang lain juga.
Untuk semua orang, kelompok, group, perhimpunan, lembaga institusi, dll yang bersemangat solider tinggi, di manapun Anda menghuni alam raya ini, saya mengucapkan terima kasih banyak.
Kalian tidak lagi berteori banyak tentang cinta, tetapi kalian sudah menghayati cinta itu. Cinta itu bukan teori tetapi cinta adalah perbuatan baik.
Cinta itu pada esensinya selalu menghendaki kebaikan dan kebahagiaan dari si subyek yang dicintai. Cinta itu pengorbanan. Cinta itu diaplikasikan dalam solidaritas dan sikap saling menolong dalam kebaikan.
Karenanya, cinta itu sesungguhnya bersifat ilahi. Cinta bernilai abadi. Cinta itu berasal dari Allah. Kita hanya menjadi sarana atau media penyalur cinta kepada sesama dan diri sendiri serta semesta raya. Jika kita mencintai hasil ciptaan Allah, berarti kita juga mencintai Pencipta-Nya.
Mari kita wujudnyatakan semangat solidaritas di alam semesta ini dengan aksi nyata saling menolong, saling melayani, saling membahagiakan.
Baca: Lawanlah "Kultus Individu"
Dengannya nama Tuhan dimuliakan dan kebahagiaan sesama bisa menjadi kenyataan. Selamat bersolider dialam semesta ini. Tuhan masih sayang kita semua.
*) Penulis adalah orang yang hobby "menangkap inspirasi" dari pelbagai sumber. Duduk tenang. Ambil Bolpoin. Menulis. Lalu menghasilkan tulisan. Karena dia adalah orang yang menghasilkan tulisan, maka disebut PENULIS (Artinya: orang yang rajin menulis).
Salam hangat dari Lembah Asri Pastoran Paroki Hokeng.