Oleh: Kristiani L. Nini
Senja Temaram (foto penulis) |
Suatu ketika aku melangkah pergi ke sebuah bukit yang tinggi
terlihat olehku sebuah patung bunda Maria
mataku tak kedip memandangnya sambil berbisik:
"Bunda penolong abadi, lindungi kami".
Baca: Inersia Cinta
Kutapaki bukit tersebut dan kuturuni lembah yang agak terjal,
terpaku aku ketika melihat "stasi" jalan salib,
perhentian ke 14: "Yesus dimakamkan".
Senja semakin temaram, kulanjuti perjalanan perhentian demi perhentian kulewati dengan penuh rasa kagum,
keringat dingin membasahi tubuhku
akibat hembusan angin yang sepoi-sepoi pegal dan capai terasa ditubuhku namun bisik dalam hatiku Yesus pegal yang kurasakan ini tidak seperti yang Engkau alami
Baca: Alat Optik Sungguh Kubutuh, Tekanan Sang Penguasa
*) Penulis adalah peminat sastra puisi. Tinggal di Lewoleba.