Oleh: RP. Stef Dampur, SVD*)
Ilustrasi: RP Stefanus Dampur SVD |
Prolog
Sesuai RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Keuskupan Larantuka, tahun 2024 ditetapkan sebagai Tahun Komunitas Basis Gerejawi (KBG) dan Kelompok Kategorial. Dengan demikian, setiap Paroki yang bernaung di bawah Keuskupan Larantuka (52 Paroki) yang tersebar di tiga Dekenat (Larantuka, Adonara dan Lembata) serentak melaksanakan program Keuskupan tersebut secara bersamaan. Kegiatan Pastoral kunjungan KBG dan Kelompok Kategorial merupakan gerakan bersama yang secara sadar, terencaba dan sengaja dilakukan. Tentu disesuaikan dengan konteks Pastoral paroki setempat.
Intinya, perhatian pastoral berfokus pada pokok tahun program tersebut.
Dalam kesepakatan bersama Tim Pastor Paroki Hokeng, Pater Stef Dampur SVD ditugaskan mendampingi umat di lingkungan Podor, Pater Maxi Seno, SVD di lingkungan Dulipali. Pater Yoakim Sina, SVD di lingkungan Goliriang. Pater Domi Suban Tukan, SVD melayani misa Intensional umat. Pelayanan kunjungan ke KBG dan lingkungan lainnya (6 lingkungan) dimintai bantuan para Romo dan Pater dari PT.REROLARA dan Tim Pastor Pembina di Seminari Menengah San Dominggo Hokeng. Atas nama Tim Pastor Paroki Hokeng kami mengucapkan limpah terima kasih atas kerelaan para imam tersebut.
Konteks Hokeng: Kreatif dan Istimewa
Pastor dan DPP Hokeng secara kreatif mengimplementasikan program Keuskupan tersebut sesuai konteks setempat. Kami "secara kreatif" melaksanakan program tersebut dengan melaksanakan aneka kegiatan sarat makna dan banyak memberikan pesan mulia.
Pertama, Kami memberkati Air dan Garam Terpusat di KBG yang dikunjungi.
Setiap umat membawa air dan garam dari rumah mereka masing-masing dan dikumpulkan di rumah yang telah disepakati bersama di KBG bersangkutan. Lalu, Imam memimpin ibadat pemberkatan air dan garam. Setelahnya, umat membawa kembali air dan garam yang sudah diberkati ke rumah mereka sambil menunggu pastor dan petugas memberkati rumah mereka.
Kedua, Upacara Pemberkatan Rumah Kediaman Masing-masing Umat.
Bersama petugas ibadat yakni pembawa salib, lilin, pembawa air berkat, pengurus lingkungan dan KBG serta umat yang terlibat, kami berkeliling dari rumah ke rumah untuk memberkati rumah umat. Di samping memberkati rumah kediaman umat, kami juga memberkati orang sakit, lanjut usia, ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), anak-anak istimewa (difabel) yang hanya bisa tinggal dalam rumah mereka. Kami juga memberkati kubur, sumur, kandang ternak, lumbung ketahanan pangan milik umat, kendaraan bermotor, peralatan pertanian, dan lain-lain.
Kami merasakan langsung reaksi spontan kegembiraan dan rasa lega serta ucapan syukur umat yang kentara.
"Pater, terima kasih banyak atas pengalaman yang luar biasa ini. Kami sudah sangat lama merindukan agar Pastor memberkati rumah kediaman kami, kami sendiri, tempat usaha, dan lain-lain. Kini, semua kerinduan itu, akhirnya sudah terpenuhi. Syukur kepada Allah dan terima kasih berlimpah", ucap seorang Bapak dengan penuh antusias dan wajah yang berbinar-binar.
Ketiga, Misa Bersama Umat KBG.
Usai memberkati rumah umat (dengan jumlah Kepala Keluarga yang bervariasi, jumlah terbanyak 31 KK dan terkecil 20 KK di semua wilayah lingkungan Podor dengan jumlah 5 KBG), kami merayakan Ekaristi Kudus di KBG. Semua petugas liturgi sudah dipersiapkan dengan sangat baik oleh Pengurus KBG. Luar biasa partisipasi umat di setiap KBG yang kami kunjungi tersebut. Pengalaman ini sungguh mrmberikan aura positif dan semangat baru serta optimisme.
Kami perlu menginformasikan bahwa keterlibatan umat di KBG dalam misa sungguh membanggakan. Bapa- bapa dan anak muda pria sungguh terlibat dalam mengikuti Misa Kudus, termasuk terlibat dalam koor dan tugas liturgis lainnya. Ibu-ibu dan anak perempuan sudah terbiasa untuk terlibat.
Pater Stef Dampur, SVD mengajak umat di Lingkungan Podor, Paroki Hokeng agar menghayati lima (5) dimensi iman yakni:
1). Pengetahuan Iman,
2). Pengalaman Iman,
3). Ritus/Upacara iman,
4). Konsekuensi Iman,
5). Keterlibatan.
Lebih lanjut, Pastor kelahiran Lengko Ajang-Keuskupan Ruteng tersebut menjelaskan bahwa keberadaan KBG kini merupakan "bentuk modern dan keberlanjutan" dari cara hidup jemaat perdana (bdk. Kisah Para Rasul 2:41-47).
Oleh karena itu, umat di KBG mesti memperhatikan beberapa hal utama yakni harus bersedia hidup sebagai orang yang dibaptis, bertekun dalam pengajaran para rasul (kini dilanjutkan oleh para uskup dan imam), hidup dalam persekutuan bersama yang lain, berkumpul untuk memecahkan roti (baca: Ekaristi/misa) dan giat berdoa/beribadat, mereka mesti bersatu. Harus ada semangat memberi dimana segala kepunyaan mereka adalah milik bersama, membagikan harta milik kepada yang membutuhkan, lalu makan bersama dengan gembira dan tulus hati, disukai semua orang dan jumlah mereka senantiasa bertambah.
Keempat, Makan Bersama: Pastor dan Umat.
Usai misa di KBG, Pastor dan Umat menikmati makan malam bersama dalam situasi kegembiraan dan ketulusan. Pastikan semua umat yang hadir mendapatkan makanan dan minuman. Tiap pribadi diperhatikan dan tak boleh ada yang dilupakan. Saya menyaksikan bahwa anak-anak diberikan makan-minum mendahului segenap orang tua.
Suasana seperti ini sungguh menguatkan satu sama lain dalam proses kehidupan di dunia ini hingga akhirat nanti. Semoga semua umat tetap bersatu (bdk. Doa Yesus untuk lara murid-Nya; Ut omnes unum sint; semoga mereka semua bersatu).
Kelima, Dialog dari Hati ke Hati Pastor dan Umatnya.
Setelah melaksanakan pemberkatan rumah umat, misa/Ekaristi dan makan bersama, hal yang tidak kalah penting yakni Dialog dari hati ke hati Pastor dan Umat. Pada kesempatan istimewa ini, dipandu oleh seorang Moderator yang telah disepakati, Pastor dan DPP berdialog dengan umat. Semua umat yang hadir diberikan kesempatan yang sama untuk berbicara. Intinya umat dilibatkan dalam proses dialog.
Pastor dan DPP mendengarkan dengan teliti dan serius semua "si hati" umat lalu menanggapinya. Pastor dan DPP tidak hadir sebagai pembawa solusi atau jalan keluar tetapi mereka mencari jalan keluar bersama umat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi. Jika belum bisa diatasi, maka Pastor dan DPP membawanya kepada forum DPP INTI PAROKI dan DEWAN HARIAN PAROKI. Kita berniat bersama bahwa prinsip solidaritas, persekutuan, persaudaraan dan kekeluargaan perlu menjadi habitus baru dalam setiap komunikasi yang efektif.
Epilog
Syukur kepada Allah, terima kasih kepada para pihak yang memungkinkan kegiatan kunjungan KBG secara kreatif dan istimewa ini dapat berjalan dengan baik, lancar dan sukses. Kami menyebutkan beberapa pihak. Pertama, Pihak Keuskupan. Kedua, pihak paroki Hokeng (Pastor dan DPP). Ketiga, Ketua dan Pengurus Lingkungan Podor. Keempat, semua ketua dan Pengurus KBG 1 sampai 5 selingkungan Podor.
Kita berdoa dan berharap bahwa kunjungan KBG ini menjadi kisah yang tak terlupakan dan membawa manfaat bagi segenap umat utamanya memperkokoh iman, pengharapan dan kasih sejati. Semuanya bertujuan untuk sebesar-besarnya kemuliaan nama Tuhan dan keselamatan segenap umat yang dilayani.
*) Penulis adalah Pastor Rekan Paroki Hokeng yang ditugaskan untuk mengunjungi umat KBG di wilayah lingkungan Podor (terdiri atas 5 KBG, selama 5 hari dari sore hingga malam hari).