Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Gelar Misa Syukur Keluarga di Stasi Lamba, Imam Baru : Dalam Kerapuhanku, Tuhan Justru Membutuhkan

Suara BulirBERNAS
Friday, August 30, 2024 | 10:22 WIB Last Updated 2024-08-30T04:54:20Z

Oleh: Nasarius Fidin

(Penulis adalah Panitia Perayaan Misa Syukur Imam Baru)


Gelar Misa Syukur Keluarga di Stasi Lamba, Imam Baru : Dalam Kerapuhanku, Tuhan Justru Membutuhkan
Foto Saat penyambutan imam baru, RP. Agustinus Ampur, OFM beserta rombongan di kampung purangkilit (Kameramen Basilius Jompang)



BernasINDO.id - Umat Stasi Lamba dan Borik menggelar perayaan syukur imam Baru dengan sangat meriah dan khidmat di kampung Purangkilit, Stasi Lamba, Paroki Denge, Keuskupan Ruteng, Kamis, (29/08/2024). 


Baca: Pantas Diteladani: Imam Katolik Meski Keluarganya Bukan Katolik


Perayaan syukur itu dimulai pukul 09.00 WIB dan dipimpin lansung oleh imam baru, RP Agustinus Ampur OFM. Misa tersebut dihadiri oleh beberapa imam, yakni pastor Paroki Denge, RD Ferdinandus G. Hanspurna, Pr, RP. Salvano Jaman SVD, RP. Leonardus Tardi SMM, RP. Nikolaus Hermiawan SMM, RP Rian OFM, RP Benyamin Tanang OFM dan para tamu undangan serta sejumlah umat kedua stasi. 


Imam baru asal Purangkilit itu mengungkapkan isi hatinya terkait peziarahan panggilan hidupnya hingga ditahbiskan menjadi biarawan Ordo Fratrum minorum.


"Bagi saya, panggilan menjadi imam merupakan rahmat dengan harapan agar kami semakin dekat dengan Tuhan serta menjalankan tugas pelayanan dengan penuh semangat kerendahan hati, maka motto saya yakni bukan kamu yang memilih Aku melainkan Akulah yang memilih kamu (Yoh. 15: 16)", kata pater Gusti. 


Biarawan OFM yang akan bertugas di Papua itu merefleksikan panggilan imamatnya bukan karena kehendak dan pilihannya sendiri melainkan anugerah Tuhan. 


Baca: Mensyukuri Lima Belas Tahun Tahbisan Imam (Semacam Garis Besar Otobiografi Pelayanan Imamat)


"Dalam kerapuhanku, Tuhan membutuhkan saya dan mengharapkan agar saya tetap setia kepada-Nya. Seandainya panggilan ini hanya berdasarkan pilihan saya sendiri, mungkin saya tidak akan berdiri untuk memimpin misa pada kesempatan ini", ujarnya. 


Imam yang merupakan ekonom di rumah binaan Papua itu menambahkan tantangan dalam perjalanan panggilan imamat menjadi bagian dari proses pembentukan diri agar semakin setia menjawab YA kepada Tuhan dan tidak untuk yang lain yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.


"Saya bisa kuat untuk melewati semua peristiwa serta proses untuk menjadi seorang imam berkat anugerah Tuhan, meskipun seringkali berhadapan dengan tantangan, namun kehendak-Nya lebih berkuasa sehingga selalu menanamkan cinta dan harapan akan panggilan saya untuk menjadi seorang imam", terangnya. 


Pater Agustinus menyadari panggilan menjadi imam tidak hanya memimpin liturgi tetapi juga menjadi gembala yang baik di tengah dunia. 


"Panggilan ini sangat berarti bagi saya. Menjadi imam adalah panggilan luhur sekaligus tantangan besar. Kami menyadari bahwa tugas kami ke depannya bukan hanya untuk memimpin liturgi, tetapi juga untuk menjadi gembala yang baik bagi umat. Kami berharap agar kita semua saling mendoakan", sambungnya. 


Pastor Gusti berterimakasih kepada pastor paroki Denge, para imam, ketua Dewan Stasi Lamba dan Borik, ketua panitia, ketua pelaksana, para panitia, keluarga, para donatur dan semua umat yang dengan caranya masing-masing bisa menyukseskan misa syukur keluarga tersebut. 


Sementara pastor paroki St. Petrus dan Paulus Denge, RD Ferdinandus G. Hanspurna, Pr mengomentari seluruh rangkaian perayaan syukur keluarga dengan penuh semangat dan antusias. 


Menurut romo Ferdi, panggilan imamat RP Gusti bukan suatu kebetulan melainkan kehendak Allah sendiri. 


"Terimakasih untuk pater Gusti karena bersedia menanggapi pilihan Tuhan sesuai motto panggilannya, dia sangat menyadari panggilan yang dipilihnya itu karena Tuhan yang memilih, jadi ada jaminan penyertaan Allah dalam perjalanan hidupnya", kata romo Ferdi.


Baca: Sempurna Karena Kristus, Jangan Menjelekkan! (Mat 19:16-22)


Pastor paroki Denge itu mengapresiasi kerja kolaboratif panitia dalam menyukseskan perayaan tersebut mulai dari acara penjemputan, penyambutan, penerimaan secara adat, perayaan liturgi, acara atraksi dan resepsi.


"Saya merasa perayaan syukur ini sangat luar biasa karena panitia bekerja maksimal mulai dari acara penjemputan, penyambutan, penerimaan secara adat, perayaan liturgi, acara atraksi dan resepsi, tentu ini merupakan keterlibatan seluruh umat khususnya stasi Lamba dan Borik", tambahnya. 


Selain itu, mantan kepala SMAS Familia itu memberikan apresiasi terhadap group Samba Choir yang telah menggemakan misa syukur keluarga dengan paduan suara yang sangat merdu. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Gelar Misa Syukur Keluarga di Stasi Lamba, Imam Baru : Dalam Kerapuhanku, Tuhan Justru Membutuhkan

Trending Now

Iklan