Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Hanya Saya (Puisi Ciptaan Ephang D. Yogalupi)

Suara BulirBERNAS
Monday, August 19, 2024 | 14:02 WIB Last Updated 2024-08-19T07:11:38Z

Oleh: Ephang D. Yogalupi*)


Hanya Saya (Puisi Ciptaan Ephang D. Yogalupi)




Terdengar suara menggelegar si baginda penguasa otoriter-diktator-opportunis-pragmatis dan jago dalam verbalisme:

"Kamu tak boleh menyembah dua tuan,

Sebab tuanmu hanya saya.

Tak boleh ada tuan lain, selain saya,

Dan memang hanya sayalah tuanmu".


Baca: Hutan Belukar Beraroma Zakura


"Hanya saya yang boleh menyembah banyak tuan: 

Tuan Takhta/ Kekuasaan,

Tuan Harta/ Kekayaan,

Tuan Kenikmatan, Keinginan, Selera, Hobby,

Juga Tuan Puan juga yang 'Luang' yang di mana-mana tuh".


"Kamu harus hidup miskin, saya tidak harus,

Kamu harus taat, saya tidak harus,

Kamu harus murni dalam segala dimensi hidup, saya tidak harus,

Karena saya yang berkuasa untuk  urus dan putuskan seluruh urusan  dunia- akhirat". 


"Kamu tahu cara belah bambu?

 Yang di bawah mesti diinjak, 

yang di atas mesti diangkat.

 Atau kalian punya parang? 

Yah, parang itu tajam ke bawah, tumpul ke atas. Saya konsisten menghayati filosofi belah bambu dan parang saat berkuasa"


Baca: Senja Temaram


"Nah kalian sudah mulai sadar, bukan? 

Hanya saya, ya hanya saya;

Hanya saya yang bisa,

Hanya saya yang boleh,

Hanya saya yang harus ini atau itu dan menentukan nasib seluruh semesta di dunia- akhirat. HANYA SAYA"


"Memang saya sadar bahwa usia saya sangat terbatas,

Saya sadar bahwa saya tak anti mati,

Saya akui bahwa sebagai senior saya tak otomatis selalu benar,

Saya sadar bahwa saya dihakimi di Pengadilan Terakhir"


"Saya akui, saya takut masuk neraka tapi memang sungguh tak layak di Surga,

Pasalnya, sayalah yang  menyengsarakan sesama lewat rancangan otak kotor, hati kotor, niat kotor, cara kotor, tujuan kotor, yang kami putuskan di ruangan sempit, pengap, dekil dipenuhi kotoran konspirasi"


Baca: Inersia Cinta


"Saya sadar bahwa kekuasaan saya berdurasi dalam limitasi ruang dan waktu,

Namun saya mau juga bergaya saat berkuasa supaya disebut Penguasa.

Saat berkuasa, saya main kuasa,

Saat tak berkuasa, saya dijadikan mainan penguasa pengganti saya, Lalu sejarah mencatat saya sebagai penguasa sialan yang oportunis-pragmatis-otoriter-diktator"


Hanya saya, ya hanya saya saja,

Hanya saya yang bisa,

Hanya saya yang boleh,

Hanya saya yang harus ini atau itu dan menentukan nasib seluruh semesta di dunia- akhirat.

HANYA SAYA"


Bumi persinggahan (Lino Cenggo),

14082020, 10.40 WITA.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Hanya Saya (Puisi Ciptaan Ephang D. Yogalupi)

Trending Now

Iklan