Katekese Kesederhanaan, Persaudaraan dan Ekologi Paus Fransiskus Untuk Indonesia (Foto ist.) |
“Jangan sombong dan angkuh dengan kekayaan yang dimiliki Indonesia.” Kadang kita lupa diri bahwa semua yang kita miliki semata-mata karena rahmat dan berkat Allah untuk kita termasuk kekayaan agama dan budaya.
Baca: Rapat Rutin DPP Paroki "Samarasa" Hokeng bulan Agustus 2024
Perbedaan agama dan budaya di rahim pertiwi sejatinya adalah inspirasi buat kita semua untuk mensyukuri karunia Allah yang memperkaya Indonesia.
Namun seringkali yang terjadi justru menjadi sebuah kesombongan dengan label mayoritas. Perbedaan agama dam suku yang seharusnya menjadi kekayaan yang mempersatukan justru menjadi alat untuk menyombongkan diri dengan mengkofar kafirkan yang lain.
Kekuasaan yang selalu didengungkan sebagai amanah justru menjadi jalan memanjakan diri dalam kenyamanan sedang kemisikinan dan penderitaan seakan jauh dari pelayanan yang membawa kebaikan bersama.
Baca: Penerimaan Sakramen Babtis Pertama di Rumah Doa Golo Waso
Alam semesta yang kaya raya seharusnya dimanfaatkan untuk kebaikan bersama dan membawa manfaat lebih besar bagi seluruh rakyat Indonesia justru diporak porandakan atas nama pembangunan.
Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia menjadi sebuah Katekese Kesederhanaan untuk kita semua secara khusus Gereja Indonesia.
Jika dilihat secara sepintas Indonesia sungguh kaya namun bisa menjadikan orang yang hidup di dalamnya untuk menjadi sombong dan angkuh, ungkap Paus Fransiskus dalam Audiensi dengan para Uskup, Imam, Suster, Bruder, Frater, Seminaris dan Katekis di Katedral Jakarta, 05-09-2024.
Paus Fransiskus menegaskan bahwa kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia seharusnya menjadi pengingat akan kehadiran Allah.
“Tetapi kalau dilihat dengan pikiran terbuka, kekayaan ini justru bisa menjadi pengingat akan Allah, akan kehadirannya di alam semesta dan dalam hidup kita seperti yang diajarkan kitab suci pada kita: 'Sesungguhnya Tuhan lah yang memberikan semua ini kepada kita.”
Sebuah Katekese Kesederhanaan, Persaudaraan dan Ekologi yang sangat mendalam bagi kita semua secara khusus Gereja Indonesia untuk merawat kesederhanaan dalam jalan merawat persaudaraan dan keutuhan ciptaan.
Baca: Gelar Misa Syukur Keluarga di Stasi Lamba, Imam Baru : Dalam Kerapuhanku, Tuhan Justru Membutuhkan
Paus Fransiskus menegaskan bahwa kekayaan bangsa Indonesia adalah anugerah cuma-cuma dan abadi dari sang Pencipta maka seharusnya membuat kita untuk bersyukur kepadaNya dalam semangat kesederhanaan;
“Sebuah tanda akan kasihnya yang cuma-cuma dan abadi sebagai Bapa, melihat semua yang telah diberikan kepada kita dengan mata anak-anak, membantu kita untuk percaya, dan mengenali kita sebagai insan kecil dan dikasihi, dan untuk memelihara rasa syukur dan tanggung jawab.”
Semoga kita sebagai Gereja tidak menjadikan semua yang kita miliki sebagai alasan untuk menjadi angkuh dan sombong melainkan pengingat bagi kita akan kehadiran Allah dengan penuh syukur dalam kesederhanaan dan solidaritas pada sesama dan keutuhan ciptaan.
Jakarta, 05-September, 2024
Tuan Kopong msf