Oleh: Stef Dampur, SVD
Pengantar Singkat
Dalam salah satu kesempatan retret, Pater Bill Burt, SVD (Australia), mengisahkan pengalamannya berpastoral di Palue (Maumere) pada tahun 1970-an. Saat itu banyak kesulitan di sana. Hal yang disyeringkan, antara lain: kesulitan air, jalan jelek, listrik belum ada, makan-minum sulit, bahasa daerah rumit, dll.
Baca: Perkawinan Sebagai Sakramen (Salah Satu Materi Kursus Persiapan Perkawinan Katolik)
Namun, Pater Bill dan rekan mempunyai prinsip ini: "JANGAN HILANGKAN HARAPAN. TUHAN PASTI MENOLONG". Mereka teringat akan Santo Paulus khususnya dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus.
Isinya kira-kira begini: "...Kami habis akal, namun tidak putus asa..." (Bdk. 2 Kor 4:8).
Isi perikop ini diberi singkatan oleh Pater Bill dan rekannya agar mudah diingat: "HAIKALTIPUSA".
HAIKALTIPUSA= Habis Akal Tidak Putus Asa
Santo Paulus sudah mengorbankan segala-galanya demi Allah dan Injil-Nya. Ia sudah bekerja dengan penuh kesungguhan yang luar biasa. Oleh karena itu, rasanya mudah dimengerti jika ia begitu gigih membela karya pelayanannya dari orang-orang yang akan menyerang karya pewartaannya. Ia mengakui bahwa ada begitu banyak kelemahan dirinya tapi bukan berarti cepat jatuh dan loyo. Harus tetap semangat dan rendah hati. Kira-kira begini kalimat motivasinya: "Dipuji janganlah melambung, dihina janganlah cepat jatuh" karena pujian dan hinaan adalah menu harian misionaris.
Baca: Rapat Rutinitas DPP Paroki "Samarasa" Hokeng Bulan Agustus 2024
Oleh karena itu, Paulus tidak menonjolkan kekuatannya sendiri. Dia menunjuk pada kekuatan Tuhan, yang menopangnya melalui setiap dinamika kehidupan yang dialaminya (bdk. 2 Korintus 4:7). Apapun masalahnya, dia pasrahkan semuanya kepada Tuhan yang telah memanggil dan mengutusnya. Tentu, Tuhan pulalah yang menyelesaikannya.
Banyak persoalan yang sesungguhnya membuat orang kehabisan akal untuk mengatasinya. Namun selalu ada awasan supaya janganlah berputusasa. "Badai pasti berlalu", demikian petuah pepatah bijak. Tuhan juga tidak mungkin menutup mata terhadap penderitaan yang dialami utusan-Nya.
Paulus banyak mengalami kesulitan dalam karya pelayanannya. Ia pernah mengalami hal-hal yang melemahkan semangatnya. Ia sungguh telah mengalami keraguan dan kebingungan, tetapi tidak sampai pada titik habis akal atau putus asa. Dia telah habis akal, tetapi tidak bingung; ragu, tetapi tidak putus asa; tersesat, tetapi tidak pernah kehilangan segalanya.
Intinya adalah bahwa Paulus pernah mengalami kebingungan dan keraguan, tetapi Tuhan tidak pernah membiarkan kebingungan itu menguasai dirinya. Tuhan membantunya untuk keluar dari kesulitan hidup dan pelayanannya.
Kita mungkin memunyai pengalaman seperti Paulus. Kita sering mengalami "situasi habis akal", keraguan dan kebingungan. Kita mungkin protes kepada Tuhan yang sepertinya mengizinkan hal jelek terjadi pada kita. Mengapa hal itu tidak dialami oleh orang lain saja? Singkatnya, banyak hal kita bisa adukan kepada Tuhan.
Keluhan kepada Tuhan, itu manusiawi. Kita merasa bahwa hal itu "wajar". Namun, sebagai orang beriman, hendaklah kita sadari juga bahwa Allah itu Immanuel, Dia senantiasa beserta kita.
Kita Belajar dari Santo Paulus
Saat menghadapi situasi batas dan sangat sulit, seperti Santo Paulus, kita boleh "habis akal, tetapi jangan putus asa," karena kita dilindungi Allah. Allah senantiasa beserta kita. Yang diminta dari kita ialah mental bertahan, tetap mempunyai pengharapan kepada Allah.
Baca: Paus Fransiskus Mengajarkan: Sukacita Yang Paling Mulia Adalah Kesederhanaan!
Tidak ada masalah yang dibiarkan Tuhan terjadi pada kita melampaui kemampuan kita. Pada Tuhan selalu ada jalan. Yang penting kita menyertakan Allah dalam masalah dan penyelesaiannya. Tuhan yang Mahatahu aku mengetahui hal terbaik terjadi pada kita hamba-Nya. Lebih tenanglah dalam menghadapi masalah dan tetap ingat pengalaman rohani berharga dari Santo Paulus: "...Habis akal, tetapi tidak berputusasa...".
Santo Paulus do'akanlah kami, agar seperti engkau, kamipun mengakui "kekuatan yang melimpah-limpah otu berasal dari Allah, bukan dari diri kami..." (2 Kor 4:7).
Ingat juga "HAIKALTIPUSA yakni HAbIs aKAL TIdak PUtus Asa". Tuhan tetap menyertai dan mengasihi kita dari awal hingga sepanjang hayat kita.
**
*) Penulis adalah peserta retret yang diberikan oleh Pater Bill Burt, SVD. Kenangan dan ingatan akan isi retret itu tetap kuat dan menginspirasi hidupnya. Terutama dalam bencana yang sangat lama terkait "Erupsi Abu Vulkanik Gunung Berapi LEWOTOBI-HOKENG-FLORES TIMUR yang merusakkan atap rumah, kebun, kandang, dll dati umatnya di Paroki Hokeng.
Bahkan, setelah sekian tahun berlalu, kini (akhir tahun 2024) baru penulis, menuliskannya. Mohon maaf, jika di sana-sini sudah ada improvisasi dengan inspirasi yang lain. Selamat membaca dan merefleksikannya.