Oleh: Nasarius Fidin, Guru SMKN 1 Satarmese
(Catatan Singkat Pertarungan Caci SMKN 1 Satarmese vs SMAS Santa Maria Iteng di desa Paka)
Pergelaran caci dalam festival budaya Manggarai di desa Paka, SMKN 1 Satarmese vs SMAS Santa Maria Iteng. |
Dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun desa Paka, Sabtu, (25/01/2025), SMKN 1 Satarmese dan SMAS Santa Maria Iteng melakukan tarian caci sebagai itu yang dirindukan di tengah kemajuan tehnologi dan kegemerlapan dunia modern dewasa ini.
Caci diakui sebagai salah satu warisan budaya Manggarai yang tak ternilai, yang tak hanya sekadar pertunjukan ataupun pertarungan, tetapi juga simbol kejantanan, keberanian, ikatan cinta-persaudaraan, keindahan, spiritualitas, mentalitas, dan moralitas serta kearifan lokal orang-orang Manggarai.
Irama unik dalam permainan caci dan tabuhan gong serta gendang yang dimainkan kaum ibu menjadi simbol birama kehidupan orang Manggarai. Bahwa dalam realitas Nucalale, pecutan cambuk (larik) pada nggiling (perisai) merupakan perbenturan seni yang dapat memerlihatkan kualitas, karakteristik dan identitas setiap pemain.
Larik dan nggiling menjadi media yang dipakai yang merupakan kekhasan dalam pertarungan caci tersebut. SMKN 1 Satarmese dan SMAS Santa Maria Iteng, masing-masing menjunjung tinggi sportifitas dan nilai-nilai budaya Manggarai lainnya sehingga pergelaran festival budaya tersebut berjalan lancar dan aman. Mahasiswa UGM yang tengah live in di desa itu pun berperan aktif dalam kegiatan tersebut.
Sejumlah masyarakat Satarmese raya hadir dalam pergelaran caci itu. Kesadaran nilai budaya ini menjadi salah satu senjata ampuh masyarakat Manggarai untuk memerangi tantangan jaman, semisal kemajuan tehnologi, persaingan gelobal, modernisasi, individualitas, perang saudara, pesta seksualitas, bunuh diri, belis mahal dan pengaruh budaya luar.
Caci menjadi magnet tersendiri sehingga masyarakat Manggarai semakin hidup bukan hanya sekadar hidup melainkan hidup bermalkan budaya yang kaya dengan nilai-nilai kebaikan, kebenaran dan keindahan. Melalui budaya ini, masyarakat Manggarai semakin memerlihatkan keotentikan identitas dan eksistensi diri kepada dunia. Oleh karena itu, mari, jaga dan lestarikan budaya, warisan para leluhur, maka kita akan hidup sebagaimana firdaus bagi kita dan generasi yang akan datang.