Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Biarawan MSF Soroti Umat Katolik Rekayasakan Penderitaan Paus Fransiskus dengan Kecerdasan AI

Suara Bernas
Wednesday, February 26, 2025 | 16:43 WIB Last Updated 2025-02-26T10:12:38Z

Oleh: Nasarius Fidin


Biarawan MSF Soroti Umat Katolik Rekayasakan Penderitaan Paus Fransiskus dengan Kecerdasan AI
Biarawan MSF Soroti Umat Katolik Rekayasakan Penderitaan Paus Fransiskus dengan Kecerdasan AI




BernasINDO.id - Biarawan MFS, RP Tuan Kopong menyoroti Umat Katolik yang salah menggunakan kemajuan teknologi, Artifisial Intelegen (AI) untuk merekayasakan realitas penderitaan Bapa Suci, Paus Fransiskus. Rekayasa AI tersebut membohongi publik dengan berita seakan-akan Yesus, Bunda Maria dan para Malaikat datang, memeluk dan menyembuhkan Paus Fransiskus, bahkan kabar kematian Bapa suci yang tengah berjuang melawan penyakit yang dideritanya. 


Baca: "Dukun Kampung": Tabib yang Terlupakan


"Baik di tik tok, story facebook, sebagian umat Katolik mengunggah video Paus Fransiskus dengan rekayasa AI seakan-akan Yesus, Bunda Maria dan para Malaikat datang dan memeluk serta menyembuhkan Paus Fransiskus. Di saat banyak Gereja yang melantunkan doa mohon kesembuhan Bapa Suci, sebagian umat Katolik justru menjadikan sakit Paus Fransiskus sebagai konten media sosial mereka mengatasnamakan doa dan kesedihan", ujar Tuang Kopong.


Imam MSF itu menegaskan pentingnya sikap kritis dan bijaksana dalam memanfaatkan dan mengelola kemajuan tehnologi yang tak dapat dibendung di era modern ini. 


Baca: HIV/AIDS dan Pariwisata Sehat


“Kita bukan pemilik otoritas atas hidup orang lain sehingga juga tidak semestinya kita menjadi orang pertama yang menyebarkan berita sakit bahkan meninggalnya orang tersebut", terangnya.


Bapa Suci Paus Fransiskus, lanjut Pater Tuan Kopong, hanya membutuhkan doa kita. Doa dari hati yang tulus dan penuh iman tanpa harus menyebarkan foto atau hasil rekayasa AI dalam bentuk video ke media sosial dan juga ke whatsapp group. Kita marah ketika kita atau keluarga kita dibuat seperti itu, namun kadang kita begitu mudah memperlakukan orang lain bahkan Paus sekalipun hanya demi konten kita.


"Gereja Katolik mempunyai hirarki yang jelas dan terarah. Maka apapun yang berhubungan dengan Gereja, termasuk sakit Paus, Gereja dalam hal ini pihak Vatikan yang memiliki kewenangan untuk mengumumkan dan Konferensi Wali Gereja dalam hal ini KWI melanjutkan ke para Uskup dan selanjutnya kepada para pastor (paroki). Dan ajakannya jelas dan tegas yaitu berdoa dan bukan menyebarkan", tegasnya.


Baca: Desa Terong Dideklarasi Sebagai Desa Inklusif Yang Ramah Difabel


Tuan menambahkan sebagai umat kita wajib menunggu informasi resmi dan bukan dengan cepat menyebarkan berita tersebut yang sumber resminya tidak kita ketahui bahkan yang kita sebar kemudian adalah fake news.


"Maka semoga menghadapi situasi seperti itu, baiklah kita sadar dan berani mengendalikan diri untuk tidak menjadikan “tangan kita lebih cepat daripada hati dan otak kita.” Mendoakan tanpa menyebarkan dan kepoh lebih bermartabat", tutupnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Biarawan MSF Soroti Umat Katolik Rekayasakan Penderitaan Paus Fransiskus dengan Kecerdasan AI

Trending Now

Iklan