Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Bunda Maria “Dibuang” Ke Tong Sampah Adalah Manipulasi Ayat Kitab Suci!

Suara Bernas
Thursday, February 27, 2025 | 19:00 WIB Last Updated 2025-02-27T12:09:59Z
Bunda Maria “Dibuang” Ke Tong Sampah Adalah Manipulasi Ayat Kitab Suci!
Bunda Maria “Dibuang” Ke Tong Sampah Adalah Manipulasi Ayat Kitab Suci!




“Hanya orang yang takut kebohongannya terungkap yang selalu mencari jalan untuk membenarkan kebohongannya termasuk memanipulasi Kitab Suci untuk membela kebohongannya.”


Baca: Semangat Memberi Tanpa Pamrih, Romo Jhon Sumbangkan 100 Sak Semen Bangun Kapela Stasi Wae Cepang


Sederhana saja. Jika tidak mengakui Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan menjadi pengantara doa-doa kita kepada Kristus, buat saja Kitab Suci sendiri. Karena dalam keempat Injil hingga Kisah Para Rasul, Maria memiliki peran yang besar pula dalam karya Penyelamatan Allah.


Maria sebagai pengantara doa kita tidak pernah menghapus iman akan Yesus Kristus sebagai satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia (1Tim 2:5-6). Maria dipilih Allah tidak hanya untuk melahirkan dan merawat Yesus namun juga untuk membagikan rahmat Allah kepada umat manusia. 


Kunjungan Maria kepada Elisabet saudaranya (Luk 1:39-56) dan Magnificat (Pujian Maria, Luk 1:46-55) menjadi petunjuk jelas bahwa Maria dipilih Allah untuk ada bersama kita, membagi rahmat Allah dan mengalami situasi kita untuk disampaikan kepada Bapa melalui Puteranya Yesus Kristus.


Baca: Duc in Altum: Semakin Mengimani Allah dan Menghargai Manusia dalam Panggilan Perutusan"


Di tempat lain, alasan berdevosi kepada Bunda Maria yang adalah Bunda Allah, mendapatkan jawaban langsung dari Kitab Suci. Ketika Yesus di kayu salib, Yesus bersabda kepada Murid Terkasih – dan juga kita – “Lihatlah, Ibumu!” (Yoh 19:27).


Injil menceritakan bahwa “sejak saat itu murid itu menerima dia ke rumahnya.” Hal ini tidak hanya berarti bahwa murid tersebut membawa Maria untuk tinggal di rumahnya. Sebaliknya, itu berarti bahwa ia Dan kita menerima Bunda Allah dalam hal-hal yang pantas baginya sebagai seorang beriman.


Teks Injil di atas hendak menegaskan bahwa saat itu murid yang dikasihi Yesus menerima dan melaksanakan devosi kepada Bunda Maria. Bunda Maria menjadi bagian tak terpisahkan dari hubungan muridnya dengan Tuhan.


Kita memandang Ibu kita ketika kita berdoa kepadanya. Betapa pentingnya hal ini bagi pengudusan kita. Seperti yang dinyatakan oleh rasul besar devosi Maria, St. Louis de Montfort;


 “Saya tidak percaya bahwa siapa pun dapat mencapai kesatuan yang intim dengan Tuhan kita kecuali dia telah menjalin kesatuan yang sangat mendalam dengan Perawan Terberkati dan sangat bergantung pada bantuannya.”


Hal ini masuk akal karena tidak ada makhluk lain yang Allah limpahkan nikmat dan karunia seperti kepada Maria sehingga Elisabet pun bersorak kegirangan;


“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:42-43).


Alkitab juga menceritakan kepada kita bahwa Bunda Allah hadir di Ruang Atas bersama para Rasul saat mereka menantikan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 1:12-14).


Artinya, Tuhan menempatkan Perawan Maria yang Terberkati dalam hidup kita untuk membantu kita berdoa. Ini adalah bantuan yang kita butuhkan! Sebab, seperti yang dinyatakan dalam Surat kepada Jemaat di Roma, “kita tidak tahu bagaimana cara berdoa yang seharusnya” (Roma 8:26). “Roh membantu kita dalam kelemahan kita” — khususnya melalui karunia perantaraan keibuan dan perantaraan Bunda Allah.


Baca: "Imam dan Prodiakon dalam Ekaristi: Refleksi Teologis tentang Peran dan Tanggung Jawab"


Alkitab saja menghormati Bunda Maria. Maka jika menolak Bunda Maria sebagai pengantara kepada Yesus Kristus maka sejatinya kita sedang memanipulasi Kitab Suci. Dan Kitab Suci yang adalah Sabda Allah untuk semakin mengenal Yesus Kristus lantas mengapa harus membuang jasa Bunda Maria pada tong sampah?


Hal yang sama jika menolak jasa orang kudus: Petrus, Paulus, Agustinus lantas mengapa masih membaca surat Petrus dan Paulus dalam Kitab Suci serta ajaran Agustinus dan Bapak Gereja lainnya untuk membangun argumentasi tentang Trinitas dan lainnya?


Menolak jasa Petrus dan Paulus tetapi menggunakan tulisan mereka dalam Kitab Suci sebagai Pewartaan akan Kristus bukankah itu sama dengan menjadikan mereka sebagai pengantara melalui tulisan mereka untuk mengenal dan datang kepada Kristus?




Sampit: 27-Februari 2025

Tuan Kopong MSF

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bunda Maria “Dibuang” Ke Tong Sampah Adalah Manipulasi Ayat Kitab Suci!

Trending Now

Iklan