Oleh: Wihelmina Nurti*
![]() |
Pelukan Kasa (Sebuah Pengalaman ‘Menangani Luka’ di SMK Stella Maris) |
Ketika tubuh tergores luka, kita butuh ‘secarik kain kasa’ untuk menutupinya dan membantu proses penyembuhannya. Sebuah kain kasa kecil mampu menutupi luka-luka dan darah di badan kita. Lalu, bagaimana dengan ‘luka batin’ yang dialami oleh seseorang?
Baca: Urgensi Merayakan Cinta, Merawat Kemanusiaan (Dari Stella Maris Teruntuk Dunia)
Cerita tentang kain KASA di atas, bisa membantu untuk memberikan terapi yang tepat. Selama saya mengabdi di SMK Stella Maris Labuan Bajo sejak tahun 2016, saya merasakan bahwa mayoritas siswa ‘mengalami’ luka psikologis dalam hidup mereka, Di lembaga ini saya menemukan banyak luka yang beragam terjadi pada peserta didik baik luka dari segi akademik, karakter, cara berkomunikasi, perbuatan, tindakan, bersosialisasi dan cara berpikir.
Sejujurnya, luka-luka ini membuat saya sebagai pendidik merasa pesimis dengan masa depan mereka. Tentu saja saya tidak bisa menyembuhkan luka-luka ini sendirian. Hari demi hari saya jalani dengan biasa saja, layaknya seorang manusia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal yang sama dialami juga oleh para siswa.
Menangis dalam doa adalah satu cara yang saya lakukan setiap hari agar semua luka-luka yang dialami peserta didik bisa sembuh secara total oleh Tuhan. Suatu ketika, saya merefleksikan semua yang dialami murid-murid ini. Saya mencoba untuk menelusuri potensi dan jati diri yang ada pada mereka. Hal ini saya lakukan setiap kali mengajar. Kedekatan sosial emosional pun berlansung baik dengan mereka ketika menuntun, membimbing dan membantu mereka menemukan hal yang positif.
Alhasil, cara ini sangat ampuh untuk meyembuhkan semua luka itu. Mereka memiliki perubahan yang beragam (ada yang berlansung sangat baik, cukup baik, dan tentunya ini semua adalah proses menuju kesuksesan). Melihat kenyataan ini, sebagai pendidik, saya merasa bangga dan semakin mencintai pekerjaan saya sebagai guru.
Suatu hari saya berada di sebuah ruangan dengan beberapa sahabat. Kami saling berbagi pengalaman khususnya dalam proses pembelajaran. Banyak pelajaran positif yang saya dapatkan dari cerita mereka.
Baca: “Festival Seni dan Literasi” untuk Publikasi Mading
Saya pun menceritakan cerita indah yang saya alami. Singkat cerita, kami semua saling merangkul dan meneguh dari hal yang terjadi. Hari demi hari, seperti biasa sebagai pendidik kami menjalani tugas mengajar, membantu, menolong, menuntun, membimbing dan terus mencintai peserta didik dengan KASA yang penuh hangat.
Luka-luka dari peserta didik pun semakin hari mengalami penyembuhan yang baik. Meski kerikil kecil terus menghampiri dan menghantui, akan tetapi semua itu punah dan terkubur dengan kehadiran KASA.
Dari cerita ini mari kita merenungkan bahwa ketika kita bekerja, mendidik, dan menolong orang lain atau peserta didik dengan KASA cinta, maka semuanya akan indah. KASA adalah hal terpenting dalam kehidupan seorang manusia. Kasa itu, hemat saya terjelma dalam tindakan saling memaafkan, menerima kekurangan dan saling memotivasi.
Baca: Di Balik Asah Literasi, Siswi SMKN 1 Satarmese, Sabet Juara Utama Lomba Cerpen Tingkat Nasional
Perlu kita sadari bahwa luka darah pada fisik seorang pasien akan sembuh total jika selalu dibersihkan dengan kain KASA, lalu dioleskan obat yang tepat serta ditutupi lagi dengan kain kasa agar terhindar dari kuman atau bakteri.
Begitupun dengan dinamika kehidupan kita manusia. Harus saling memberikan KASA yang tulus dalam mencapai sesuatu yang indah dan penuh berlian. Selamat merayakan Hari Kasih Sayang!
*Penulis adalah staf pengajar bagian perhotelan di SMK Stella Maris Labuan Bajo.