Oleh: Fransiskus Ndejeng
Kraeng Sil ini seorang penulis kreatif dan inovatif. Tema tulisannya beragam seperti dunia pendidikan, sosial budaya, pariwisata, dll. Pelbagai karya tersebut, menurut saya sangat renyah dan enak dibaca oleh para sidang pembaca. Beliau ini sangat kreatif dalam mengolah dan menawarkan ide dalam tulisannya. Salut kepada salah satu pewarta atau lebih tepat “nabi literasi” di Manggarai Barat ini. Semoga yang lain bisa mengikuti langkah yang tengah di rintis oleh guru SMK Stella Maris Labuan Bajo ini.
Baca: Valentine, Hanya Sekedar Kado? (Catatan Ringan Menyambut Hari Kasih Sayang)
Beberapa kali Saya mengikuti acara keluarga dan acara resmi di kota Labuan Bajo yang dipandu kraeng Sil Joni, S.Fil. Kesan saya, Sil sangat piawai dalam menghidupkan suasana pesta. Beliau begitu progresif dan kreatif menggali pikiran pemirsa, peserta acara, baik tingkat elit sampai tingkat rakyat biasa. Dirinya tak kehilangan akal untuk menggali kedalaman pikiran, perasaan dan karakter peserta audiens tentang ‘kekhasan dan tema acara’ itu.
Saya teringat ketika kraeng Sil Joni memandu dan menggali data dan informasi tentang" Buta Aksara di Manggarai Barat", di momen Peresemian gedung Perpustakaan Daerah pada tahun 2003. Sampai-sampai setelah selesai acara, Dr. Andreas Hugo Parera, mantan dosen Atmajaya dan anggota DPR-RI yang menjadi salah satu narasumber talk show kala itu,, juga seorang wakil, menyambangi beliau dan menunjukkan kekagumannya terhadap kepiawaian kraeng Sil Joni, dalam meramu acara tersebut.
Di samping itu, kraeng Sil Joni ini, selalu mendampingi teman guru dan siswanya dalam kegiatan literasi, terutama menulis di berbagai kesempatan di sekolah. Kebanyakan tulisannya berisi Selalu tentang peran dan eksistensi sekolah di berbagai media online yang sedang berdedar di kota ini.
Baca: SMK Stella Maris dan 'Peradaban Kasih'
Singkat cerita, hemat saya, Sil Joni memiliki kemampuan untuk kolaborasi di sekolah, dengan memanfaatkan kemampuan dan talenta guru dan siswa dalam berliterasi. Tidak heran jika beberapa guru dan siswa selalu muncul dalam arena tulisan yang menarik untuk dibaca dan disimak oleh sidang pembaca.
Oleh sebab itu, menurut saya, sangat beralasan bagi seseorang penulis progresif dan kreatif; seperti kraeng Sil Joni ini, dinobatkan sebagai "Rasul Literasi" di Kabupaten Manggarai Barat bahkan provinsi NTT. Hampir setiap hari menulis dan terus menulis tanpa henti sampai titik darah penghabisannya. Kecuali kalau dia sakit atau alasan lainnya.
Terkait hal ini, mantan Bupati Manggarai Barat, Drs. Agustinus Ch. Dula, memiliki kesan yang hampir sama. Di mata beliau, “kraeng Sil Joni ini seorang penulis yang tidak pernah tidur sepanjang waktu”. Hal itu diucapkan Gusti Dulla ketika beraudiensi dengan Pengurus PGRI sebelum acara peluncuran dan bedah buku: “Guru Mabar Berkreasi di Tengah Badai Covid-19” pada tahun 2020 yang lalu.
Otak dan pikiran Sil Joni sebagai seorang penulis kreatif selalu ‘tidak tenan’. Ia tak pernah jeda menggali dan terus menggali topik tulisan yang menarik setiap hari dari sumber lingkungan sekitar tempat dia bertugas. Kelihatannya beliau lebih tertarik menggarap isu seputar pendidikan, sosial budaya, pariwisata dan humanora.
Penulis sekaligus Filsuf Ignatius Bambang Sugiharto, dosen Filsafat Unpar (Universitas Parahiangan Bandung), pernah menegaskan bahwa otak dari mereka yang selalu menulis dan membaca tidak pernah aus pikirannya sepanjang hidup. Mengapa? Lapisan otak tersusun oleh gugusan saraf dendron dan cabang saraf akson yang selalu diisi dengan informasi baru, berlipat ganda. Selalu aktif bekerja dan berpikir positif.
Baca: Satu Asa Aneka Gaya (Analisis Semiotika Fotografi Lorens Ndare dalam Konteks Visi SMK Stella Maris)
Sayangnya, tulisan beliau yang berserakan di berbagai media on line itu, belum dibukukan. Sepertinya beliau butuh seorang partner untuk membukukan tulisannya. Saya kira hal ini, tergantung pada siap saja yang punya niat baik respek terhadap proyek penulisan buku tersebut. Andaikan saya seorang pengambil kebijakan, saya langsung mengeksekusinya atau setidaknya bisa mengajak siapa saja untuk bisa mewujudkan proyek membukukan karya-karya bernas beliau. Salam literasi!
*Tulisan ini merupakan ‘komentar’ Fransiskus Ndejeng di Grub WhatsApp (WA) ‘Guru Mabar Menulislah (GMM)’, Minggu (16/2/2025) tentang konsistensi saya (Sil Joni) dalam menghasilkan tulisan di ruang digital itu. Untuk kepentingan publikasi dan edukasi, atas izin beliau, komentar tersebut diedit sperlunya dan diterbitkan di media ini.
**Penulis adalah mantan Kepala SMPN 1 Komodo Labuan Bajo dan penulis lepas di berbagai media digital.