Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Untuk Pasangan Suami-Istri Katolik Yang Sudah Sah Menikah Secara Sakramen

Suara Bernas
Friday, February 14, 2025 | 18:20 WIB Last Updated 2025-02-14T11:59:32Z
Untuk Pasangan Suami-Istri Katolik Yang Sudah Sah Menikah Secara Sakramen
Untuk Pasangan Suami-Istri Katolik Yang Sudah Sah Menikah Secara Sakramen



Sejak lama dalam sejarah Gereja, Gereja sangat menghargai dan berusaha terus menerus untuk merawat martabat Sakramen Perkawinan bagi pasangan Katolik yang sudah menikah secara Sakramen dan sah.


Baca: SVD DILAN Rencanakan Gebrakan di Tahun 2025: Fokus pada OMK, Yubileum, dan 150 Tahun SVD


Hal itu terbukti dari Pedoman Pastoral Paus Gregorius Agung (590) yang memberikan perhatian secara khusus melalui nasehat bijaknya bagi pasangan Katolik yang sudah menikah yang masih sangat relevan dan inspiratif hingga hari ini.


Jangan pernah lupa bahwa Tuhan adalah bagian dari Perkawinan Anda


Paus Gregorius Agung menulis, “Hendaknya orang-orang yang terikat perkawinan diingatkan, bahwa sambil memikirkan kebaikan masing-masing, mereka belajar bersama-sama, untuk menyenangkan pasangannya agar tidak mengecewakan Penciptanya..”


Jalan khusus menuju kesucian bagi orang yang menikah adalah bagaimana mereka mengembangkan cintanya seluruh hidup. Hal ini dicapai melalui pendalaman kesetiaan dan perhatian satu sama lain dan, puji Tuhan, melalui kelahiran anak-anak yang dengannya mereka dapat semakin berbagi kasih sayang.


Baca: Haruskah Kita Menghormati Semua Orang? Bahkan Mereka Yang Tidak Memperolehnya?


Wajar jika dua orang menikah karena ingin membahagiakan satu sama lain dan memperbesar cinta mereka. Keinginan alami akan cinta ini adalah hal yang baik untuk didorong dan dikembangkan.


Paus Gregorius mengingatkan pasangan suami-istri bahwa hubungan untuk saling membahagiakan pasangannya wajib melibatkan Tuhan dan tidak saling menuruti kebiasaan buruk satu sama lain. Sayang sekali jika salah satu pasangan tidak peduli pada pasangannya karena nafsu egois. Ada banyak cara kecil yang dilakukan pasangan suami istri untuk memanjakan diri alih-alih saling menguatkan.


Hal ini bisa dikatakan masuk akal karena pasangan suami istri ingin meminimalisir konflik dan bersikap hormat, namun betapa harmonisnya hubungan mereka jika kedua pasangan berkomitmen untuk saling menuntun lebih dekat kepada Allah!


Sebaliknya, sayang sekali jika salah satu pasangan malah menyebabkan pasangannya melanggar hati nuraninya demi menjaga kedamaian dalam rumah tangga. Orang-orang yang sudah menikah dapat saling membantu dengan cara yang terbaik dengan saling menguatkan dalam iman agar cinta suci mereka bertumbuh subur dan berkembang.


Jangan Terlalu tenggelam pada Hal-hal Praktis (Kekhawatiran) 


Idealnya, sebuah pernikahan akan “mengharapkan hal-hal yang berasal dari Tuhan sebagai hasil akhir perjalanannya.” Sebaliknya, perkawinan tidak akan mengabdikan dirinya “sepenuhnya pada apa yang dilakukannya saat ini”.


Dengan kata lain, pernikahan dimaksudkan untuk kesenangan dan kebahagiaan pasangan saat ini dan juga untuk kebahagiaan abadi. Harus kita akui bahwa perilaku sebagian pasangan pada zaman kita, sangat mudah tenggelam dalam kekhawatiran dan aktivitas sehari-hari.


Memikirkan tagihan-tagihan yang harus dibayar, anak-anak yang harus diasuh, latihan olah raga yang harus dijadwalkan, piring-piring yang harus dicuci, dan rumah-rumah yang harus dijaga kerapiannya. Sebagian pasangan menjalani hari-hari mereka hanya dengan fokus pada hal-hal praktis. Ketika pasangan memiliki momen damai, mereka membicarakan hal-hal yang perlu diurus untuk rumah tangga atau mendiskusikan kejadian hari itu.


Percakapan ini cukup menyenangkan, dan mereka menikmati kebersamaan satu sama lain. Benar bahwa pasangan yang sudah menikah tidak melupakan pembayaran cicilan rumah, membiarkan anak-anak terdampar di latihan sepak bola, dan menghabiskan sepanjang hari di gereja.


Baca: Meski Curah Hujan Tinggi, Umat Stasi Lamba Sambut Kelahiran Kristus dengan Penuh Semangat dan Sukacita


Namun yang paling penting adalah merawat kebersamaan pada saat-saat harus beribadah dan berdoa bersama agar selalu menjadi prioritas. Ketika kita melakukan tugas sehari-hari, kita ingat bahwa kita ditakdirkan untuk masuk Surga dan segala sesuatu memiliki tujuan yang lebih besar, termasuk pernikahan kita. Kita tidak boleh melupakan alasan sebenarnya kita ada, yaitu untuk mengenal Tuhan dan mencintai Dia selamanya.


Perbaiki diri Anda sebelum menuntut perbaikan dari pasangan Anda.


“Jangan terlalu mengkhawatirkan diri sendiri akan apa yang harus engkau tanggung dari pasanganmu, namun pertimbangkanlah apa yang harus ditanggung oleh pasanganmu  karena engkau.”


Nasihat terakhir ini merupakan aturan praktis yang, jika kita mempraktikkannya, akan membuat pernikahan kita jauh lebih bahagia.


Berdasarkan pengalaman cukup mudah untuk menyalahkan orang lain ketika suatu hubungan mengalami masa sulit. Dan merupakan hal yang sederhana untuk menunjukkan apa yang salah pada pasangan dan menjelaskan bagaimana hal tersebut dapat diperbaiki.


Namun jauh lebih sulit untuk melihat kesalahan dalam diri kita dan mengubah diri kita sendiri. Hal ini bisa terjadi karena sebagian dari kita masih merasakan ketidakadilan – tidak adil jika saya berusaha menjaga dapur tetap bersih padahal dia tidak melakukannya, tidak adil jika saya berolahraga dan menjadi bugar saat dia suka bersantai, tidak adil saya harus bertanggung jawab dan menabung untuk masa tua kami saat dia boros.


Namun, dalam pengalaman ditemukan pula bahwa: Jika saya menjadikan diri saya lebih baik maka pasangan saya akan lebih bahagia dan sebagai hasilnya, dengan mudah dia akan menunjukkan dirinya yang lebih baik juga.


Atau, untuk menggambarkan skenario yang jauh lebih umum, ketika dia ramah dan murah hati kepada saya, itu membuat saya ingin bersikap ramah dan murah hati padanya. Dia tidak perlu mengeluh atau menuntut untuk meyakinkan saya agar menjadi lebih baik. Dia menunjukkan padaku cara yang lebih baik. Kami berkembang bersama.


Dengan tiga nasihat sederhana ini, Gregorius Agung menunjukkan bagaimana pernikahan apa pun bisa menjadi lebih bahagia dan, yang lebih penting, menjadi sumber kenyamanan dan dorongan saat kita menuju kehidupan selanjutnya.



Sampit: 14-Februari, 2025

Tuan Kopong msf

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Untuk Pasangan Suami-Istri Katolik Yang Sudah Sah Menikah Secara Sakramen

Trending Now

Iklan